Monday, November 11, 2013

#MenulisMuharram: Think Positive, Think Better





Ketika teman bertandang ke kamar kost saya, maka pemandangan pertama yang tersaji adalah papan mimpi warna warni yang terpajang di atas meja mungil satu-satunya di kamar ini. Isinya beraneka ragam mimpi, beberapa diantaranya adalah isi screen capture saya di atas. Respon teman-teman saya yang melihatnya pun beragam, ada yang mendukung dan menyemangati, namun ada juga yang sedikit meremehkan *tentu saja tidak meremehkan langsung di depan saya, bisa saya getok kepalanya kalo berani kayak gitu :p



Namun, terlepas dari respon orang-orang sekitar, saya selalu berusaha menanamkan pikiran positif jika semua mimpi-mimpi mungil saya itu kelak akan terealisasi. Asal, ada keinginan kuat, usaha keras dan serangkaian doa tanpa putus kepada Tuhan yang Maha Baik. Bukankah apa yang kita lakukan berawal dari pikiran? Maka, saya pun berusaha untuk memikirkan hal-hal baik, kemungkinan-kemungkinan baik, agar hasil yang baik pun mendekat kepada saya dengan senang hati.  





Sebenarnya, sebesar apa sih kekuatan berpikir positif dalam implementasi tindakan yang kita lakukan di dunia nyata? Apakah berpikir positif sama dengan proses meninabobo-kan hati agar nyaman dan terbenam dalam khayalan? Oh, tentu saja tidak. Berpikir positif tidak bisa disamakan dengan berkhayal. Berpikir positif adalah proses menguatkan hati agar senantiasa memikirkan kemungkinan-kemungkinan terbaik sehingga langkah kaki dalam mencapai suatu tujuan akan terasa lebih ringan.





Contohnya begini, ketika saya mengikuti event #MenulisMuharam yang diadakan oleh kak Prima, saya berusaha menepis pikiran-pikiran negatif, semacam “eh, ngapain sih kamu ikutan event ini, Ntan? Nggak lihat kalo tulisan peserta lain pada bagus-bagus semua? Ntar juga pasti kalah. Mending, sono tidur yang nyenyak di bawah selimut.” Menggantinya dengan menghadirkan pikiran positif, “Udah, ikutan aja, Ntan. Hitung-hitung sebagai ajang belajar menulis. Kalah menang bukan prioritas utama. Eh, lagian kalo kamu ikutan event ini, tentu kamu punya kesempatan untuk menang. Kalo nggak ikutan, gimana mau menang coba?”



Nah, dampaknya seperti apa pada jiwa dan perilaku saya? Ketika pikiran negatif hadir, maka secara tidak langsung pikiran itu mensugesti anggota tubuh saya yang lain agar berhenti melanjutkan proses menulis yang tengah saya lakukan. Mulai merasa tak percaya diri, merasa tulisan saya hanya seujung kuku dibandingkan tulisan-tulisan keren peserta lainnya. Ujung-ujungnya, tentu saya akan memilih untuk mengibarkan bendera putih, bukan?



Berbeda ketika saya berhasil mengusir pikiran negatif, mengalihkannya menjadi pikiran positif. Pikiran positif mampu membuat saya mengembalikan rasa percaya diri, kembali melanjutkan tulisan, lantas melihat kompetisi dalam dimensi berbeda. Dalam kompetisi, bukan perkara menang atau kalah menghadapi orang lain. Melainkan, sudah berhasilkah menang melawan diri sendiri? Karena ketika kita mampu mendepak rasa malas untuk menulis, menyingkirkan perasaan minder terhadap tulisan yang tengah kita goreskan, maka saat itu kita tengah menjadi pemenang yang sesungguhnya. Hei, percayalah, selalu ada bantuan keajaiban dari Tuhan atas usaha yang telah kita lakukan :)







Jadi, gimana?

Mau berpikir positif dan mendapatkan hasil yang positif pula?

Atau malah membiarkan diri tenggelam dalam pikiran negatif? 

--

Oleh Intan Novriza (@Inokari_)

 

3 comments:

  1. tetep berpikir positif meski keadaannya negatif :)

    ReplyDelete
  2. Keep positive thinking, intan
    Btw, list targetnya ruarrr biasa sekali deh

    -rizka-

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...