Assalamu'alaikum!
Pasti lagi pada tarawih kan?
Sementara saya duduk manis di rumah sendirian karena jomblo lagi berhalangan. Ternyata, mengawali Ramadhan dengan period sakitnya tuh disini. Udah susah nyari makan karena hampir semua tempat makan pada tutup; bingung aja di kampus atau di rumah bengong mulu. Mau makan engga enak sama sepupu, mau engga makan eh laper. Mana semangat ibadah turun drastis rasanya. Secara dimana-mana orang-orang pada berbondong-bondong ke masjid, atau nyari takjil, saya cuma bisa gigit jari. Kayaknya sih, kemungkinan besar engga bisa ikut sholat Ied. HUWEEEEE. Sedih, Gusti~
Anyway, ada hal yang lebih besar lagi di bulan Ramadhan ini, yang sempat bikin mood saya terjun bebas. Besok Kamis, 9 Juni 2016, insyaAllah saya akan menjalani proses mutilasi oleh dosen saya ujian proposal tesis. Mau bilang 'finally' kok ya kayaknya engga segitunya juga, secara ini tuh dadakan abis. Awalnya kami dijadwalkan akan ujian sekitar tanggal 15-22 Juni, terus tiba-tiba dosen pengampu kelas proposal memajukan pengumpulan proposal jadi Senin kemarin. Hanya dalam tiga hari - sejak diumumkan hari Jum'at - jadi juga a very raw proposal draft yang isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hahahahaha.
Konyolnya saya, waktu lagi ngobrol dengan salah satu pembimbing 'bayangan' saya (artinya bukan dosbing resmi), saya nyeletuk, 'ah sama aja mas, mau dikumpulin Senin atau tanggal 15 atau bulan Juli pun, kami juga bakal ngerjain H-1'. Beliau ngakak aja gitu~ Kan jadi malu yaaa, mahasiswa malas (dan terlampau jujur)!
Buat saya pribadi, besok itu adalah 'gong' dari masa-masa satu setengah tahun kemarin. Kalau nanti ujian pendadaran tesis sih, kebangetan kalau engga maksimal, tapi yang besok ini nih, saya menyesal banget karena engga optimal. Saya juga sempat pingin melipir ketika ada teman sekelas yang bilang, 'masa mbak Prima belum selesai? aku tuh terinspirasi dari mbak Prima yang pas semester 1 dan 2 dulu selalu ngumpulin tugas sebelum tenggat waktu lho, makanya aku ujian duluan.' Saya tadinya engga percaya, tapi dipikir-pikir iya juga ya, dulu juga kerja part time kok, tapi masih sempat ublek-ublek puluhan jurnal dan bikin paper yang memuaskan hanya dalam waktu 3-4 minggu saja. Untuk enam mata kuliah pula. Saya kesambet apa ya?
Terus kalau menyesal banget, kenapa masih nyempetin blogging? Well, karena saya sedang menghibur diri sendiri #lho #excuse
Akhir pekan kemarin, setelah membaca ratusan (#lebay) jurnal dan belum menemukan titik terang tentang penelitian saya, saya bilang ke teman saya, "ya sudahlah, at least selama ini saya engga menganggur bombay." I know, I know it's not an excuse. To be honest, I knew that this gonna be difficult since the very beginning. Topiknya 'bukan saya banget', this is something beyond my comfort zone. Saya 'terlena' dengan asumsi mudah mencari data.
Saya juga dikejar deadline dan (sadly) khawatir karena ditakut-takuti oleh sistem yang bikin mahasiswa S2 UGM harus berulang kali ujian kalau ganti topik. KATANYA. Masalahnya, engga ada dosen yang jelasin secara eksplisit langkah pengerjaan proposal tesis, dan engga ada mahasiswa yang berani nanya. Saya pun bahkan belum pernah bimbingan sekalipun (kalau ini karena ada misunderstanding antara saya dan dosen pembimbing). Entahlah, ada apa denganmu, hai universitas terbaik se-Indonesia? Satu semester 'terbuang dengan percuma'.
Lah, kok saya jadi ngelantur dan menyalahkan pihak eksternal?
Most important thing is, I do something outside the classes. I do have fun with it, I am passionate in it, and maybe it makes me missed my priority. So, jangan tiru saya ya, sister. Saya tertohok banget ketika ada dosen yang bilang, "biasanya nih, yang engga selesai dengan optimal bukan mahasiswa yang tidak pintar. Justru karena pintar, mereka terbengkalai dengan urusan pekerjaan. Ketika kembali ke tesis, they can't catch up with what they actually write and they don't do their best."
Mungkin saya belum berniat jadi dosen. Meskipun saya sudah mencanangkan harus kudu wajib S3 di luar negeri sebelum usia saya menginjak 35 tahun. Memang masa depan saya masih blur dan saya belum punya rencana apapun sesudah lulus S2. Barangkali, tidak akan ada yang mempertanyakan tentang IP atau tesis saya suatu hari nanti.
However, I live for today. Istilahnya, kalau untuk 'yang tinggal sedikit ini saja saya tidak menyelesaikannya dengan sempurna, bagaimana saya mau memulai sesuatu yang baru and be good at it?' Hidup memang bukan hanya tentang S2 dan tesis, but let's finish what I've started. I will make it. I know I can.
Bismillah.
Lots of love,
Prima
P.S.: post ini sekaligus announcement ya, kenapa saya belum memulai #1Hari1BukuIslami. Salahkan UGM dan sistem ujiannya yang kacau #lhah #tadikatanyaudahmautobat #istighfarprim
Kak Priiiim semangat yaaa!
ReplyDeleteSemoga semuanya dimudahkan. Aku terinspirasi banget loh sama semangat kak Prim. Serius.
Semangaatt Prim, aku saja bisa kenapa kamu nggak? hehe.. ternyata ngerjain tesis memang lebih lama dari pada skripsi :)
ReplyDelete