Apa kabaaar? Sudah malam ke-17 Ramadhan lho~ Gimana ngajinya, sudah dapat berapa juz?
Akhirnya saya tarawih (bukan taraweh – kalau kata seorang editor bahasa) lagi sesudah tiga hari tidak tarawih (di masjid). Hari Sabtu hujan deras sekali sampai mau ke mushola terdekat pun rasanya akan sulit dilakukan tanpa basah kuyup. Hari minggu saya sakit kepala sejak sore, lalu kemarin saya baru menenggak obat yang bikin engga tahan berdiri lama. Guess what? Saya sakit gigi lagi brooo. Lebih tepatnya, saya mengalami dislokasi rahang yang menyebabkan saya tidak boleh mengunyah. Ini saya sedang diperban kayak
Beberapa hari yang lalu, ada ceramah tentang teman. Jadi ada beberapa kategori teman yang baik, seperti amar ma’ruf nahi munkar – teman yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari yang tidak baik (yaeyalah). Ada juga teman yang memberikan peningkatan ekonomi kepada kita. Ada juga yang as simple as making us feel comfortable, tentunya tanpa melupakan kriteria amar ma’ruf nahi munkar itu tadi. Terakhir, sebenarnya yang paling penting dan utama, yang membuat kita selalu ingat akan Allah. Meskipun, teman yang masuk kategori tipe ini bisa juga mengingatkan kita akan Allah saking karena kita jengkel sama dia. Kalau lagi sama dia, rasanya pingin banyak-banyak istighfar. “Ya Allah, dosa apaaa aku ini, punya teman dia?” Hahahahaha, bercanda.
Kali ini, yang saya minta dari sister bukanlah ‘mengevaluasi’ lingkaran pertemanan sister. Saya yakin sister punya teman-teman yang insyaAllah kece dunia akhirat. Contohnya saya deh, walaupun kita berteman secara virtual #pede
Tapi ketika sister memandang ke cermin, apakah sister sudah merasa jadi seorang teman yang baik? Yang konsisten dalam mengajak kepada kebaikan, bukan hanya sekadar having fun. Apakah sister termasuk kategori orang yang membawa perbaikan ekonomi kepada lingkungan sister? Bahkan mungkin hanya merekomendasikan, menjadi penyambung informasi – baik rezeki secara materiil, maupun ilmu untuk pengembangan diri. Bukan teman yang pelit, kalau ada informasi lowongan pekerjaan atau kuis berhadiah ke Perth, Australia; maunya disimpan sendiri supaya kompetitor berkurang. Percayalah bahwa rezeki itu sudah ada yang mengatur. Meski yah, kalau sister yang menang ke Perth, tolong ajak saya dong :))
Saya jadi ingat seorang teman yang pernah saya sebut namanya di blog ini sekitar setahun yang lalu. Akhir tahun kemarin, kami bertengkar hebat dan saya sempat bersumpah tidak akan bicara lagi dengannya. Akan tetapi saya merasa hal itu tidak menunjukkan kedewasaan saya. Saya pun memilih untuk mengatakan di depan mukanya langsung bahwa saya kecewa atas perlakuannya, tapi saya juga minta maaf jika ada kesalahpahaman sehingga dia harus memperlakukan saya demikian buruknya. Butuh hitungan bulan untuk kami bisa saling melempar senyum, makan siang bersama, dan kembali bersahabat. Sebulanan terakhir kami cukup dekat sehingga bisa hang out seperti dulu lagi. Sebelum dia mudik hari minggu kemarin, dia mengatakan “eh kapan hari aku mau whatsapp mbak Prim, kapan ke kos lagi? Aku kangen deh. Tapi takut mbak Prim GR.”
Saya menangis di jalan pulang dari kosnya hari itu. Saya tahu saya bukan orang yang sempurna. Saya lebih sering jadi teman yang morotin daripada yang mentraktir. Saya masih sering ngomong kotor – dan pembicaraan engga jelas lainnya yang jelas bukan amar ma’ruf nahi munkar. Tapi saya ingin terus menjadi lebih baik. Saya ingin suatu hari nanti seseorang berteman dengan saya dan merasakan kasih sayang Allah, sehingga berusaha untuk lebih dekat dengan-Nya. Semoga bisa, dan semoga sister pun demikian.
Lots of love,
Prima
akuu... eemmm, akuuu.... teman yang rewel kalo kata isty -_-
ReplyDelete