Setiap bulan Ramadhan, saat yang paling meriah adalah ketika berkumpul bersama di masjid, baik untuk sholat berjamaah maupun berbuka puasa. Seakan sayang melepas waktu ibadah sepanjang bulan suci ini, umat Islam berbondong-bondong memenuhi berbagai masjid yang ada. Sholat wajib hingga sholat sunnah tarawih terasa sayang jika dilakukan sendirian. Lebih nikmat saat dilakukan secara berjamaah di masjid.
Antusiasme ummat dalam memadati masjid juga terasa di Semarang. Berbagai masjid tua yang ada di seluruh penjuru kota seakan menjadi magnet yang menarik kaum muslim untuk singgah. Tak terkecuali Masjid Pekojan yang terletak di Jalan Petolongan Semarang.
Pekojan merupakan salah satu kawasan pemukiman tua di kota Semarang yang dihuni oleh orang-orang keturunan Arab, India dan Pakistan. Masjid Pekojan yang ada di wilayah itu sering menjadi tempat sholat Ashar sekaligus tempat berbuka puasa bagi orang-orang keturunan tersebut. Hingga akhirnya terjadi kesepakatan untuk membuat bubur sebagai hidangan buka puasa bersama (sumber : www.suaramerdeka.tv).
Tak sekedar berbuka puasa bersama di antara kaum Koja saja, masyarakat setempat pun diajak serta. Selain mempererat silaturahim, aktivitas ini juga dijadikan media syiar ajaran-ajaran Islam. Jadi sembari menunggu buka puasa, masyarakat dapat mengikuti tausyiah yang mencerahkan.
Hingga kini rutinitas membuat bubur itu terus berlangsung. Sebenarnya apa istimewanya sih bubur yang dibuat di Masjid Pekojan Semarang ini?
Aktivitas membuat bubur ini hanya dilakukan di bulan Ramadhan saja. Jadi hanya sekali dalam setahun saja, dan rangkaian pembuatan bubur berlangsung selama sebulan penuh. Bubur ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bubur beras pada umumnya. Namun, sesuai dengan penamaannya, bubur India ini memiliki cita rasa yang berbeda dari bubur lainnya. Beras dan santan yang berpadu dengan aneka rempah berupa salam, jahe, kayu manis dan cengkeh lah yang membuat bubur ini terasa istimewa. Tak lupa lauk pelengkapnya seperti kare daging, lodeh maupun gulai kambing.
Bapak Ngatiman telah menjadi juru masak bubur India selama lebih dari lima puluh tahun, maka tak heran jika bubur racikannya terkenal di seluruh penjuru Semarang. Bahkan banyak muslim dari luar kota sengaja datang ke Masjid Jami' Pekojan untuk menikmati kelezatan bubur legendaris ini. Dimasak dalam dandang raksasa, tiap hari bisa menghabiskan 20 kilogram beras untuk persiapan membuat bubur India yang bisa dinikmati hingga 200 orang.
Setiap ba'da Dzuhur, Bapak Ngatiman yang ditemani dua orang lainnya, akan mulai memasak bubur India ini. Memang dibutuhkan waktu beberapa saat dalam mengolah bubur agar rempah-rempah yang ditambahkan kedalamnya menghasilkan rasa yang khas. Memasaknya pun menggunakan kayu bakar agar memperkuat rasa tersebut.
Nah, apakah teman-teman tertarik untuk menikmati bubur India ala Masjid Pekojan ini untuk berbuka puasa? Silakan datang beramai-ramai ke tempat ini. Dijamin akan menemukan tradisi khas berbuka puasa yang belum tentu dapat ditemukan di tempat lain.
Selamat berbuka puasa….
***
Penulis: Uniek Kaswarganti (@UniekTweety)
***
Prima Note: Subhanallah, rajinnya Bapak Ngatiman :')
Subhanallah nikmatnya ya. :)
ReplyDeletenilai kebersamaannya bikin terharu :')
DeleteAku maaaauuu nyobain buburnyaaa :)))
ReplyDeleteaku juga mbaaak, bareng kah? :p
DeleteinsyaAllah besok kamis tgl 22 ramadhan sy akan berbuka dan sholat tarawih di masjid ini, mumpung masih di semarang.
ReplyDelete