Sunday, July 2, 2017

What’s Up, Prima?

Assalamu’alaikum sister, first of all, let me say Taqabbalallahu minna wa minkum.. Walaupun terlambat, tapi daripada tidak sama sekali ya kan.. Gimana liburan sister? Sebenarnya saya belum masuk holiday mode sih, ujian tesis aja belum, tapi dinikmati dulu deh, masa-masa ‘istirahat’ karena kemarin toh sudah begadang berhari-hari buat menyelesaikan draft tesis.

Ternyata saya sudah tidak menulis blog selama tiga bulan, wow it’s quite long and I have to admit I kinda lose my personal touch in writing. Tadinya saya mau ngebiarin aja blog ini sampai saya sudah lulus jadi bisa share kabar gembira, engga ngeluh mulu kayak sekarang. Hanya saja, belajar dari tahun lalu, saya rasa baik juga untuk bikin catatan bulanan, dua-bulanan, atau setidaknya catatan tengah tahun. Memang idealnya kita melakukan introspeksi setiap saat – bahkan setiap hari sebelum tidur, hari ini saya ngapain aja ya. Apakah hari ini saya sudah berbuat baik, atau malah menyakiti seseorang? Lalu minta ampun kepada Allah, bersyukur atas karunia yang didapatkan pada hari tersebut, dan berdoa agar hari esok menjadi hari yang lebih baik.

Berhubung weekend journal yang sudah saya rencanakan pada awal tahun (dan sempat saya jalani selama beberapa minggu) tidak terlaksanakan dengan baik, at least saya ingin mempersembahkan refleksi enam bulan pertama pada tahun 2017 ini. Tujuannya ya sebagai bahan pembelajaran buat diri sendiri, dan juga teman-teman para pembaca.

Jadi, enam bulan ini prima kemana saja?

1. Mengerjakan Tesis
Saya ini lemah, sister. Mau ngerjain tesis aja kudu ambil full-time break dari kantor. Why so? Karena harapan dan pemikiran saya, semakin fokus saya mengerjakan tesis, semakin cepat saya selesai dan segera kembali ke pekerjaan. Kenyataan? Sampai sekarang saya belum ujian HAHAHA *miris*
No I don’t want to blame anyone. Sudah cukup saya nangis, komplain kesana kemari, it won’t change a thing. Saya tetap harus melewati tahap-tahap selayaknya mahasiswa yang mengerjakan tesis. Saya sampai capeeek ditanyain sama orang administrasi, staf perpus, sampai mas fotokopi di kampus (oh ya, istri dekan juga sempat nanya), “lho mbak prima kok belum lulus?” I WISH I KNOW WHY I HAVEN’T GRADUATED YET. Hayati lelah, Bang. Beneran lelah.
Tapi bukan prima namanya kalau tidak mengambil berkah dari kejadian ini. Jadi ceritanya saya kan ganti proposal 7 kali (iya, tujuh kali) karena menyesuaikan dengan kapasitas otak saya dan keinginan dosen pembimbing. Artinya saya diizinkan oleh Allah mempelajari beberapa teori komunikasi dan metode penelitian. Memang masih terhitung tingkatan dasar banget karena susah mau mendalami satu-persatu kalau harus ganti terus. But I believe this process is preparing me for bigger challenges on the workforce, insyaAllah.
Nah jadi sekarang tesis prima sudah sampai pada tahap apa? Sebelum libur hari raya, saya mengumpulkan full draft yang mudah-mudahan sudah memenuhi segala kriteria karya tulis akademis; dan juga sesuai dengan pengharapan dosen pembimbing. Mohon doa sister, begitu selesai libur minggu depan (atau minggu ini), tesis di-acc, lalu saya bisa segera ujian (dan lulus). Amiiin.

2. Sakit, Kembali Sehat, dan insyaAllah Semakin Sehat
Untuk ukuran seseorang yang tidak sporty sama sekali, entah kenapa saya selalu kedapatan ‘rezeki’ mengerjakan penelitian tentang olahraga. Masih ingat skripsi saya tentang pesepakbola asing kan, sister? Kali ini saya menulis tesis tentang event charity run. Fokus saya tetap pada manajemen strategi komunikasi, tetapi semangat para informan – baik peserta kegiatan, pendiri yayasan, atau relawan – benar-benar menginspirasi saya. Bonusnya? Saya jadi penasaran apa yang bikin mereka segitunya banget sama olahraga lari. Bayangin aja, para peserta ini mau ‘disuruh’ lari sejauh 145 km plus ngumpulin donasi minimal Rp. 2,5juta. Buat kamu dan saya yang bukan pelari, pasti hal ini engga masuk di pikiran kita.
That’s why, saya kemudian mencemplungkan diri di gym dan berusaha untuk lari. Sebenarnya saya sudah berusaha lari pagi, tapi karena mager dan bangunnya telat mulu, yang ada malah sesak napas kalau lari di jalanan. Dengan datangnya bulan Ramadan, dan dibukanya gym yang terpisah cewek-cowok (yaaay), saya pun mendaftar jadi member. Saya pernah share info gym ini di Facebook. Namanya W Gym, lokasinya sekitar 500 meter barat Terminal Condongcatur. Nyaman banget, dan kamar mandinya luas.
Selain mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh informan saya, saya juga mengupayakan untuk meningkatkan ketahanan tubuh sesudah ambruk karena demam berdarah beberapa bulan yang lalu. Yang pasti sih, pada masa pemulihan pasca demam berdarah itu saya engga mengontrol apa yang saya makan, berat badan pun melambung dan badan rasanya lemah sekali. Makanya saya bersyukur banget ada W Gym yang bisa memfasilitasi keinginan saya untuk menjadi semakin sehat. Sesudah libur Lebaran ini, saya juga masih melanjutkan keanggotaan dan berniat untuk berolahraga lebih keras. Selain ingin menurunkan berat badan (motivasi #1), saya juga ingin memperbaiki endurance. Apa sih endurance itu, itu lho pokoknya biar engga gampang capek atau ngos-ngosan kalau harus kerja keras bagai kuda. Mengingat sebentar lagi saya akan pindah ke Jakarta. Hmmm, prima harus setrooong!

3. I am Back to the ‘Game’
Ngaku deh, sister pasti penasaran kisah cinta saya yang bak sinetron FTV kan? LOL. Setelah on-off sekian lama, pada beberapa titik saya baru menyadari bahwa saya mungkin menganggap hubungan ini terlalu serius. Padahal saya sering mengingatkan diri sendiri, bahwa ini adalah sebuah ‘open relationship’ dimana tidak ada komitmen yang mengikat kedua belah pihak. Everyone can go anytime they want to. Terlebih karena saya sendiri juga tidak kunjung bisa memberikan kepastian tentang rencana pertemuan kami, maka saya sepakat untuk cooling down. Refreshing, dan balik lagi ke tempat dimana saya ‘mendapatkannya’. Eh lha kok, saya ‘ketemu’ beberapa lelaki luar biasa – they are cool and kind!
Saya pun banyak belajar dari pengalaman ini. Kalau dulu pertama kali masuk ke online dating web sepertinya saya punya harapan untuk langsung dapat suamik, kali ini beda. Niat saya cari TEMAN. Titik (bukan titit #eaaa). And Allah bring them to me. Kalau dulu cuma dapat satu yang sepertinya berpeluang bagus, kali ini Allah kasih beberapa sekaligus. Bukan bermaksud rakus, tapi mau gimana lagi, kan sungkan kalau engga balas pesan #sombong #congkak
Saya engga bermaksud membandingkan satu persatu, masing-masing orang memberikan saya wawasan yang menarik dan mereka keren-keren. Yang ada saya malah pingin nyomblangin mereka ke teman-teman saya tapi tunggu ya, saya pilih dulu satu. Atau dua #lho. I am just trying to enjoy the time sebelum janur kuning melengkung. At least sebelum ada satu yang pop up the ‘it’ question. Daripada baper sama satu orang, mending baper sama banyak orang sekalian. Zzz.

Wah, nulis ‘beginian’ aja bisa sepanjang ini. Sebenarnya masih ada banyak cerita yang ingin saya bagikan, terutama hikmah apa saja yang saya rasakan selama bulan Ramadan, dan pelajaran apa saja yang dapatkan selama enam bulan terakhir. I’ll save that for the next post, may I? For now, have a nice Sunday dan selamat mempersiapkan masuk kerja lagi besok (sementara saya mau balik istirahat lagi) :)))

Lots of love,
Prima
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...