Friday, May 30, 2014

Travel Essentials: Books - Notes from Qatar by Muhammad Assad

Selain paspor, kamera dan charger-nya, dan uang; ada satu hal yang ga boleh ketinggalan selama perjalanan, yaitu...buku. Saya bisa gelisah banget kalau ga bawa buku di tas. Meski saya lebih suka tidur di pesawat, tapi kan nunggu boarding bisa basi juga lho. Untungnya, buku Desperate in Dubai (yang saya ceritain disini) tiba sehari sebelum keberangkatan saya. Eh, waktu saya nge-tweet tentang blog post tersebut, dibalas lho sama penulisnya. Duh seneeeeeng :')

Ternyata, di penerbangan Surabaya-Kuala Lumpur, saya cuma bisa tidur sebentar. Jadilah buku ini habis dibaca di pesawat plus pas nunggu bis waktu mau ke Melaka (ketinggalan bis sih, jadi nunggu dua jam-an gitu).

Untungnya lagi, saya bawa dua buku lain, yaitu: Notes from Qatar 1 dan Notes from Qatar 2, karangan Muhammad Assad. Saya sengaja bawa buku ini, sambil berdoa: 1) Mudah-mudahan perjalanan saya selanjutnya adalah ke Qatar; 2) Mudah-mudahan one day ada yang mau nerbitin tulisan #1Hari1Ayat saya, atau yang masuk label Share and Care. Doanya yaaaaa manteman..


Tuesday, May 27, 2014

#1Hari1Ayat: Puasa Sebentar Lagi..


"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(Q.S. Al-Baqarah (2): 183)

Monday, May 26, 2014

#1Hari1Ayat: A Lesson from the Bees - Primadita Rahma for Supreme Committee for Delivery and Legacy


68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",

69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
(Q.S. An-Nahl)

Sunday, May 25, 2014

Malacca in Pictures (Part 2)

Masjid Selat Melaka

Masjid Selat Melaka

Masjid Selat Melaka, lepas pantai. Kalau (kuat) berenang, bisa ke Batam dari sini lho :)))

Masjid Selat Melaka

Masjid Selat Melaka, bagian dalam

Masjid Selat Melaka, kubah

Dataran Pahlawan Megamall - jauh-jauh ke Malaysia, perginya ke mall juga.....

Kapal Terbang di Muzium Pengangkutan Melaka

Menara Tamingsari

Sekitar Dataran Pahlawan, dari Puncak Menara Tamingsari

A' Famosa
Jonker Walk

Jonker Walk
Taman Warisan Dunia Jonker Walk

Taman Warisan Dunia Jonker Walk

Friday, May 23, 2014

A Little Note from Dragonland, Bien Hoa: About Woman and Hijab

Pagi itu saya dibangunkan oleh ibunya Nhung. Nhung, teman saya – yang saya repoti selama di Vietnam – sudah menghilang, ternyata dia sudah nongkrong di kamar mandi. Kami sedang berada di Bien  Hoa, yang berjarak dua jam perjalanan dari Ho Chi Minh. Di kota ini ibu Nhung sudah tinggal selama lebih dari sepuluh tahun, sedangkan Nhung, karena situasi keluarga yang kurang menyenangkan, harus merasakan berpindah-pindah dari Hanoi, Ho Chi Minh, Bien Hoa, dan beberapa kota kecil lainnya – sebelum akhirnya menetap di Ho Chi Minh karena tuntutan karier #tsah.

Hari memang masih pagi, belum ada pukul tujuh. Tapi, saya teringat semalam Nhung sudah menginformasikan kepada saya, bahwa ibunya akan melakukan sembahyang bersama. Semacam pengajian kalau dalam Islam, tapi ibunya Nhung dan kelompoknya beragama Buddha; sedangkan Nhung sendiri tidak beragama meski mempercayai adanya Tuhan (kok jadi ngomongin Nhung ya ini? ._.).

Daripada stuck di kamar dan ga bisa ngapa-ngapain, Nhung mengajak saya berpamitan lebih pagi. Tadinya saya masih ingin lebih lama di rumah tersebut, apalagi malam sebelumnya ibunya Nhung memasakkan saya sayur bening, lengkap dengan tahu dan sukun goreng. Serasa di rumah :)

Begitu tiba di jalan raya, saya bertanya pada Nhung, “Jadi, ada apa di Bien Hoa?”, yang diacuhkan oleh Nhung. Saya berjalan kaki dengan diam disampingnya, sambil memandangi kaki saya yang terlihat lebih jelek daripada biasanya (oke..). Kemarin saya merasakan insiden sandal putus gara-gara lari ngejar bis, dan hari ini saya harus puas mengenakan sepatu Crocs pink kebesaran, satu-satunya sepatu yang available dan tak bertuan di rumah ibunya Nhung. Hiks. 

Nhung tiba-tiba menghentikan langkah, sehingga saya hampir menabraknya. Lalu ia menunjuk sebuah patung naga berukuran super besar di seberang jalan, “kita harus kesana." Saya mengangguk bersemangat, meski sebenarnya saya cukup malas, karena 1) cuaca panasss sekaleee; 2) sepatu saya jeleeeeek :'( *lah apa hubungannya*



Wednesday, May 21, 2014

#1Hari1Ayat: Hidup vs 'Hidup'


Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
(Q.S. Al-Baqarah (2): 28)

Tuesday, May 20, 2014

#1Hari1Ayat: Finale

Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.
(Q.S. Al-A'raf (7): 2)

Sunday, May 18, 2014

Travel Essentials: Health

Perjalanan yang cukup panjang, serta perubahan cuaca dan pola makan – dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan saya. Ya iyalah, mana asik kalau sakit di negara orang. Udah mahal, ribet bener karena sendirian, dan...harusnya kan yalan-yalan sepuasnya bo'. Masa malah masuk rumah sakit? Nah, kali ini saya mau share bekal saya untuk menjaga kesehatan selama trip saya ;)

1. Banyak minum air bening (bukan putih, susu dong #krik)
Ini sangat sangat sangat penting. Terutama kalau pergi ke negara tropis seperti ASEAN, atau mungkin pas summer di negara-negara dengan iklim subtropis. Jangan takut untuk kebelet pipis. Kalau memang kamu kemana-mana jalan kaki, cairan tubuh lebih banyak keluar lewat keringat kok. Kalau kamu ga suka minum air bening, bisa juga minum minuman ber-elektrolit, atau air kelapa. Di Ho Chi Minh sih banyak penjual air kelapa di taman-taman gitu..

2. Makan buah
Saya pernah dengar dari mbak Trinity, kalau makan buah berwarna cerah bisa membantu kita menjaga kondisi tubuh. Kalau saya pilihannya pisang, semangka, mangga, dan melon. Alhamdulillah di Vietnam dan Kamboja ga susah nyari buah-buahan tersebut. Selain bagus untuk recharge energi, buah-buahan yang mengandung kadar air yang tinggi bisa mengurangi resiko dehidrasi.

3. Makan sayur
Ini juga penting! Apalagi kalau bukan untuk menghindari sembelit. Kebetulan teman saya di Vietnam adalah seorang vegetarian, jadi saya juga lumayan termotivasi untuk makan sayur secara rutin. 

Friday, May 16, 2014

Take the Lead


"...please ask yourself: What would I do if I weren't afraid? And then go do it."

I currently reading this book, and my body trembling while finishing every chapter.
It's not a secret that I want to chase my dream, in this case, being a career woman.

I put my job, 'improving my skill', and 'searching for those opportunities that I have been dreaming for long time' as my priorities - maybe much more than 'looking for a husband'. 

I remembered one time after we broke up, my ex-boyfriend told me, "why do you have to try controlling at everything?"
Well.. I think I am good at leading, and my college mates said so. 

And this, haunted me for years.
If I am good at this and that - which are not fit in public' expectation, am I wrong?
Am I wrong because I am a woman AND willing to lead?

Wednesday, May 14, 2014

#1Hari1Ayat:A Little Conversation with Allah

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',"
(Q.S. Al-Baqarah (2): 45)

Tuesday, May 13, 2014

Mesmerized by Cambodia: Phnom Penh (Part 2)

Sebelum saya berangkat, mama saya berpesan, “kalau butuh apa-apa, coba ke masjid terdekat. Mama udah sering buktiin, pertolongan Allah itu sangat dekat.”

Maka, sejak di Indonesia, saya sudah membekali diri dengan alamat beberapa masjid di Ho Chi Minh, Phnom Penh, dan Siem Reap. Sementara cerita Tour Le Masjid di Ho Chi Minh akan diceritain segera, yuk ikutin kelanjutan cerita saya di Phnom Penh ^^

Setelah kelar dari Royal Palace, saya yang udah laper berat memerintahkan (halah) kepada Lan untuk mencari Warung Bali, restoran Indonesia yang diceritakan kak Dendi di buku The DestinASEAN. Nah, salahnya saya, saya bilang ke si Lan yang udah pernah jalan-jalan ke Sumatera ini, “Let's go to Warung Bali”. Iya, pakai kata 'warung'. Dianya sih iya-iya aja, tapi ternyata yang dia tangkap cuma...restoran halal dan malah nganterin saya ke Restoran Malaysia.

Saya jelasin pelan-pelan, kalau saya nyari Restoran Indonesia, bukan Restoran Malaysia. Dan terjadilah percakapan ini..

Saya: Lan, I am looking for Indonesian Restaurant. Its name is Warung Bali.
Lan: Hmmm, I am not sure. But I know one, I think its name is Bali Restaurant.
Saya: Lah ya itu ceu..


Hahahaha.

Monday, May 12, 2014

Mesmerized by Cambodia: Phnom Penh (Part 1)

Senin, 5 Mei 2014, 09.00
"Serius nih, kamu ga jadi ikut?"
Saya berusaha bersikap setenang mungkin, padahal dalam hati saya nderedeg banget.
Nhung, sahabat saya yang asli Vietnam - meski sering dikira orang Korea atau Cina - mengangguk.
Harusnya, jam tiga sore nanti kami berdua bertolak ke Phnom Penh dari Ho Chi Minh.
Nhung, yang waktu magang di Indonesia sempat ke Candi Prambanan dan Borobudur, akan menjadi partner seru di trip Kamboja.
 

Jujur, saya ga pernah ngebayangin akhirnya pergi ke Kamboja sendiri. Tapi, berhubung Nhung sudah membulatkan tekad untuk membatalkan keberangkatan ke Kamboja, sementara saya sudah kadung beli tiket pulang dari Kamboja, okelah mari kita c'mon. Bismillah.

Saturday, May 10, 2014

I'm Home

Alhamdulillah, it's good - no - it feels great to be back.

23 hari, total 10 jam penerbangan dan sekitar 30 jam berada di bus antar kota - bukan waktu yang teramat panjang, apalagi jika dibandingkan dengan the real traveler atau pramugari. Ga ada seujung jari lah ya. Haha. 

Tapi waktu tersebut cukup bagi saya, mendapatkan apa yang saya butuhkan, me-refresh pikiran dan mengingatkan kembali akan tujuan hidup (halah). Cukup ngabisin duit juga sih, ini bagian yang bikin nyesek. Huhuhu.

Anyway, kemudian saya menyadari. Traveling is not a competition. Ini bukan tentang kamu sudah pernah kesana, atau saya sudah pernah kesini. Juga bukan tentang berapa banyak uang yang kita keluarkan - atau justru seberapa hemat kita.

Your trip is all about you. What you need, what you want, and how you harmonize it with the reality. Seperti saya cerita di post ini, tujuan utama perjalanan ini adalah untuk menjadikan saya orang yang lebih pandai bersyukur. Dan alhamdulillah, I achieve it, insyaAllah.

Saya juga pingin share satu quote yang saya tulis di pesawat sesaat menjelang mendarat di Terminal 2 Bandar Udara Juanda Surabaya, 9 Mei kemarin..

"Dear self,
Congratulation on finally being brave to take the risk.
Be grateful because you have the opportunity, resources, and supports to do so.
Your new adventure starts here, and as life is a journey - not a destination - celebrate every 'place' that you visit." 

Oya, saya punya banyaaak sekali cerita yang ingin saya share. Ada yang mau bantu pilihin topiknya? Comment ya, apa sih yang paling pingin kamu tahu dari perjalanan saya? Budget, itinerary, or anything. Let me know! Thanks! ;)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...