"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',"
(Q.S. Al-Baqarah (2): 45)
This is another lesson that I get from my trip, meski ga membahas masalah tempat wisata, tapi baca sampai habis ya! ^^
Setelah beberapa hari kembali ke kehidupan nyata, I do feel grateful for some little things. Misalnya, disini mama saya masih dengan sigap nyiapin makan siang buat saya. Soalnya takut anaknya yang imut ini (oke..) jajan sembarangan terus sakit. Kalau sakit, yang repot ya mama saya lagi sih. Hehehe. Coba kemarin waktu liburan, duh kalau bisa makan sehari sekali aja deh, biar hemat. Paling pagi minum sereal, terus makan malam bareng teman.. Jarang kepikiran sebelumnya ya, tapi alhamdulillah liburan mengingatkan saya akan hal ini :)
Seperti yang saya ceritakan disini, saya juga bersyukur karena yang namanya nyari masjid di Indonesia ini gampang banget. Yang bisa ngalahin jumlah masjid mungkin cuma mini market seperti Indomar*t dan Alfam*rt, hihihihi. Hari sabtu subuh kemarin, saya literally jejingkrakan bisa denger suara adzan. Kebetulan, meski di Melaka, Malaysia, rumah tante jauh dari masjid. Jadi saya tahu waktu sholat dari ya...tahu aja. Tapi setelah tiga minggu berjauhan dari masjid (ciyeh), hati ini alhamdulillah masih tersentuh ketika mendengar suara adzan. SENENGNYA ITU BENER-BENER LHOH, ups, maap caps lock rusak :p
Okay, ngomong-ngomong tentang beribadah, saya sempet tanya sama teman saya di Vietnam. Secara kan agama mayoritas penduduk adalah Buddha, dan saya sempat melihat 'pengajian' agama Buddha waktu berkunjung ke rumah teman saya di pinggir kota Ho Chi Minh. Saya tanya ke teman saya, apa memang Buddha menjadi landasan kehidupan, atau ibadahnya itu yang benar-benar rutin seperti islam. Kata teman saya siiiih, terutama anak muda Vietnam kebanyakan kurang kuat agamanya. Penjelasan dia, orang ke kuil itu memang ada yang rutin, macem hari besar agama; tapi ada juga yang baru dateng kalau stres, butuh pertolongan, butuh doa, dan sebagainya.
Dia, yang kebetulan tidak menjadi penganut Buddha seperti ibunya, pernah komentar ke saya seperti ini, “duh, kamu ini religius banget sih.” Gara-garanya, waktu itu saya keukeuh mau sholat dulu sebelum pergi, abis saya takut kelewatan jam sholat kalau nanti kami pulang. Hihihi.
Saya kemudian merenung. Betapa Allah mencintai hamba-Nya, sampai 'ngotot' minta ditemui lima kali sehari. LIMA kali sehari lhoh. Coba kalau kita mau ketemu Presiden lima kali sehari, mungkin beliau akan bilang, “lha kon sopo?” :)))
Tapi saking sayangnya Allah, Dia mau ngobrol sama kita lima kali sehari. Iya, ini mesti saya ulang-ulang terus. Lima kali. Dia mau kita selalu kembali kepada-Nya, baik kita lagi senang atau sedih. Kalau kita lagi senang, supaya kita ingat bahwa yang bisa ngasih kesenangan itu ya semata cuma Dia. Kalau kita lagi sedih, ya juga supaya kita ingat bahwa yang ngasih kesedihan itu Dia, jadi silakan tanya solusinya sama Dia :)
Nah, mungkin dari kita ada yang ngerasa, 'aku lho udah sholat, tapi hidup masih gitu-gitu aja' Lha untung kamu sholat, coba kalau engga. Mungkin malah ga gitu-gitu aja (dalam artian yang lebih buruk). Tapi mungkin juga, ada yang salah dengan ke-khusyu'-an sholat kita.
That's why, saya mau ikutan (lagi) Pelatihan Sholat Khusyu' yang diadakan oleh Ustadz Abdul Azis dari Sholat Center. Besok, Kamis, 14 Mei 2014, jam 08.00 sampai selesai. Dulu banget, saya pernah ikutan, tapi pas itu lagi berhalangan jadi ga ikut total. Berhubung pelatihan ini ada prakteknya, jadi makin seru deh. Gratis kok. Kalau teman-teman ada yang berdomisili di Surabaya, datang yuk: di Masjid Wal 'Ashri, Komplek Kantor Pertamina Jagir. Acaranya sampai waktu sholat Ashar berjamaah, so make sure kamu meluangkan waktu ya. See you there!
Salam,
Prima
(Q.S. Al-Baqarah (2): 45)
This is another lesson that I get from my trip, meski ga membahas masalah tempat wisata, tapi baca sampai habis ya! ^^
Setelah beberapa hari kembali ke kehidupan nyata, I do feel grateful for some little things. Misalnya, disini mama saya masih dengan sigap nyiapin makan siang buat saya. Soalnya takut anaknya yang imut ini (oke..) jajan sembarangan terus sakit. Kalau sakit, yang repot ya mama saya lagi sih. Hehehe. Coba kemarin waktu liburan, duh kalau bisa makan sehari sekali aja deh, biar hemat. Paling pagi minum sereal, terus makan malam bareng teman.. Jarang kepikiran sebelumnya ya, tapi alhamdulillah liburan mengingatkan saya akan hal ini :)
Seperti yang saya ceritakan disini, saya juga bersyukur karena yang namanya nyari masjid di Indonesia ini gampang banget. Yang bisa ngalahin jumlah masjid mungkin cuma mini market seperti Indomar*t dan Alfam*rt, hihihihi. Hari sabtu subuh kemarin, saya literally jejingkrakan bisa denger suara adzan. Kebetulan, meski di Melaka, Malaysia, rumah tante jauh dari masjid. Jadi saya tahu waktu sholat dari ya...tahu aja. Tapi setelah tiga minggu berjauhan dari masjid (ciyeh), hati ini alhamdulillah masih tersentuh ketika mendengar suara adzan. SENENGNYA ITU BENER-BENER LHOH, ups, maap caps lock rusak :p
Okay, ngomong-ngomong tentang beribadah, saya sempet tanya sama teman saya di Vietnam. Secara kan agama mayoritas penduduk adalah Buddha, dan saya sempat melihat 'pengajian' agama Buddha waktu berkunjung ke rumah teman saya di pinggir kota Ho Chi Minh. Saya tanya ke teman saya, apa memang Buddha menjadi landasan kehidupan, atau ibadahnya itu yang benar-benar rutin seperti islam. Kata teman saya siiiih, terutama anak muda Vietnam kebanyakan kurang kuat agamanya. Penjelasan dia, orang ke kuil itu memang ada yang rutin, macem hari besar agama; tapi ada juga yang baru dateng kalau stres, butuh pertolongan, butuh doa, dan sebagainya.
Dia, yang kebetulan tidak menjadi penganut Buddha seperti ibunya, pernah komentar ke saya seperti ini, “duh, kamu ini religius banget sih.” Gara-garanya, waktu itu saya keukeuh mau sholat dulu sebelum pergi, abis saya takut kelewatan jam sholat kalau nanti kami pulang. Hihihi.
Saya kemudian merenung. Betapa Allah mencintai hamba-Nya, sampai 'ngotot' minta ditemui lima kali sehari. LIMA kali sehari lhoh. Coba kalau kita mau ketemu Presiden lima kali sehari, mungkin beliau akan bilang, “lha kon sopo?” :)))
Tapi saking sayangnya Allah, Dia mau ngobrol sama kita lima kali sehari. Iya, ini mesti saya ulang-ulang terus. Lima kali. Dia mau kita selalu kembali kepada-Nya, baik kita lagi senang atau sedih. Kalau kita lagi senang, supaya kita ingat bahwa yang bisa ngasih kesenangan itu ya semata cuma Dia. Kalau kita lagi sedih, ya juga supaya kita ingat bahwa yang ngasih kesedihan itu Dia, jadi silakan tanya solusinya sama Dia :)
Nah, mungkin dari kita ada yang ngerasa, 'aku lho udah sholat, tapi hidup masih gitu-gitu aja' Lha untung kamu sholat, coba kalau engga. Mungkin malah ga gitu-gitu aja (dalam artian yang lebih buruk). Tapi mungkin juga, ada yang salah dengan ke-khusyu'-an sholat kita.
That's why, saya mau ikutan (lagi) Pelatihan Sholat Khusyu' yang diadakan oleh Ustadz Abdul Azis dari Sholat Center. Besok, Kamis, 14 Mei 2014, jam 08.00 sampai selesai. Dulu banget, saya pernah ikutan, tapi pas itu lagi berhalangan jadi ga ikut total. Berhubung pelatihan ini ada prakteknya, jadi makin seru deh. Gratis kok. Kalau teman-teman ada yang berdomisili di Surabaya, datang yuk: di Masjid Wal 'Ashri, Komplek Kantor Pertamina Jagir. Acaranya sampai waktu sholat Ashar berjamaah, so make sure kamu meluangkan waktu ya. See you there!
Salam,
Prima
bener, mba. kalo shalatnya khusyuk dan bener2 menerapkan ajaran islam dalam hidupnya, pasti kehidupannya bakal berkilau. atau mungkin bisa jadi juga ujian buat dia. tapi yang pasti, Allah lebih tahu takdir mana yang terbaik untuk saat ini.
ReplyDeleteiya, tapi setidaknya orang yang sholatnya bener, hatinya lebih tenang mbak :)
Deletesemoga kita dimudahkan dalam memperbaiki sholat kita ya, aaamiiin.
setelah banyak postingan ini,,aku langsung beranjak sholat,,aku mau berdialog dgn Allah,,terima kasih ya,,telah mengingatkan :)
DeleteMakasih buat pencerahannya Kak Primaaa :D
ReplyDelete