Sunday, November 3, 2013

#MenulisMuharram: Biaoliang, the Story of Hijab in Taiwan



Islam adalah kaum minoritas di Taiwan. Tahun 2013 ini, hanya ada sekitar 0.3% dari seluruh populasi. Kebudayaan yang berbeda membuat Muslim di Taiwan harus berusaha keras untuk menjadi muslim yang seutuhnya. Hal ini aku alami sendiri sebagai seorang muslimah yang sedang kuliah di salah satu universitas di Taiwan dan menggunakan hijab.

Hampir semua makanan di Taiwan mengandung babi. Entah itu daging maupun minyak. Hal tersebut menjadi suatu hal yang sangat susah bagi kami Muslim di Taiwan. Kami harus bertanya dulu apakah makanan tersebut halal atau tidak. Halal tidak hanya berarti tidak boleh makan daging babi, tapi juga daging sapi/ayamnya disembelih dengan aturan Islam atau tidak dan juga apakah cara memasak dan juga alat makannya dibedakan ketika memasak dan mencuci?

Menggunakan hijab adalah sebuah hal yang menarik jika ditilik dari sudut pandang lain. Jika di Indonesia, hijab menjadi suatu hal yang biasa dan lumrah untuk ditemui dimanapun. Tapi, di Taiwan, hijab membuat kami muslimah menjadi lebih mudah dalam menjalani hidup di Taiwan. Bukan karena sering dihampiri orang dan dikatakan cantik. Tetapi, karena dengan menggunakan hijab, lebih mudah untuk kami ketika mencari makanan halal. Ketika kami menuju ke sebuah restoran, mereka akan langsung berkata "Kamu Muslim? Kamu tidak boleh makan babi?" Setelah itu pelayan akan membantu kami dalam memilih menu dengan lebih mudah. Atau bahkan belum kami bertanya menu apa saja dan belum kami masuk ke dalam restoran itu. pelayan sudah mengatakan "Kamu tidak bisa makan di sini karena semua menggunakan bahan dari babi."

Banyak kawan non-muslim Taiwan yang bertanya, "Kenapa kamu pakai hijab? Apa kamu tidak punya rambut?" jawaban yang biasanya sering muncul dariku adalah bukan karena Islam menyuruhku. Tapi karena aku ingin rambutku dilihat hanya oleh suami dan keluargaku. Tapi jawaban hanya sampai situ saja akan membingungkan mereka. Aku akan berkata lebih lanjut "Kamu lihat...di sekitar kita banyak perempuan menggunakan hot pants atau tank top.. Jika mereka adalah istrimu atau saudaramu...apakah kamu mau mereka berpenampilan seperti itu dan dilihat oleh mata lelaki lain yang menatap dengan penuh nafsu?"

Shalat di pinggir jalan juga menjadi hal yang menarik. Banyak sekali masjid yang bisa kita temui di Indonesia. tapi di Taiwan, hanya ada 6 masjid di seluruh negara. Hanya ada 2 masjid di Taipei, kota tempat aku tinggal. Ketika kami berjalan-jalan dan sudah waktunya shalat, sedangkan masjid terlalu jauh letaknya, satu-satunya lokasi yang bisa menjadi tempat shalat kami adalah pinggir jalan atau taman terdekat dimana tidak mengganggu orang lain yang sedang berlalu lalang. Sering juga kami shalat di stasiun kereta. Pemandangan itu menjadi suatu hal yang menarik untuk dilihat orang Taiwan. Tak sedikit dari mereka yang mengabadikan kami yang sedang shalat dengan meggunakan kamera mereka. Ketika kami ditanyai, kami hanya menjawab "Kami sedang shalat karena kami muslim". Tapi, ketika kami muslimah yang mengerjakan shalat, kebanyakan mereka akan langsung mengerti tanpa bertanya.

Islam sudah mulai dikenal di Taiwan. Itulah mengapa saat ini tidak terlalu banyak orang yang bertanya langsung padaku mengapa aku menggunakan hijab di kota besar. Karena dengan menggunakan hijab, aku sudah mengatakan pada lingkunganku...

Aku Muslim dan aku beragama Islam.

Aku hanya makan makanan Halal.

Aku menutup tubuhku karena aku ingin spesial.

Aku tidak malu shalat di pinggir jalan atau di taman karena itu adalah kewajibanku untuk bersyukur pada Tuhanku, Allah.


--
Oleh Intan Dzikria (@intandzikria)
Facebook: Intan Dzikria

6 comments:

  1. @uyak: thank you. share ya :)

    ReplyDelete
  2. Terharu :') Hijab sudah membuktikan diri sebagai identitas muslimah :')

    Saya juga teringat sama salah satu adegan film My Name is Khan waktu Shahrukh Khan shalat di jalan dan jadi pusat perhatian. Manis sekali :')

    ReplyDelete
  3. Semakin bangga udah pake hijab. Nice article, mbak Intan *nama kita sama :D

    ReplyDelete
  4. @Hasnawati: iya, makanya malu lah kalau kita di Indonesia masjid dimana-mana tapi masih males sholat -_-

    @Intan: huehehe iyaaa, sama2 cantik juga ^^/

    ReplyDelete
  5. Salut dg istiqomahnya
    Negri seberang memang jauh lebih "hijau". Tapi godannya juga luar biasa.

    -rizka-

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...