Assalamu'alaikum sister,
Alhamdulillah sudah hari kelima #MenulisMuharram, dan hari ini kita memasuki bulan Muharram, salah satu dari keempat bulan yang dimuliakan dalam Qur'an. Di bulan ini, nabi Musa diselamatkan Allah dari kejaran Fir'aun, dan kalau mau lihat sedikit kisahnya dalam Qur'an, lihat aja post hari kemarin disini :)
Oya, kalau ada yang bertanya kenapa saya tidak menulis #MenulisMuharram versi saya sendiri.. Well, kemarin saya kepikiran untuk menulis tapi di blog sister – seperti yang sudah saya tawarkan sebelumnya. Tapi, kayaknya ga ada yang nawarin *ciaaan. Lalu saya terpikir mau menerjemahkan post teman-teman ke dalam bahasa Inggris, dan ada lho yang sudah menawarkan diri untuk membantu saya.. Cuma maaf seribu maaf, saya belum sempat membagi tugas untuk mbak volunteer tersebut. Jadi mungkin, baru akan dimulai minggu depan, atau terjemahannya akan ditambahkan kemudian..
Jadi, insyaAllah, saya akan mulai #MenulisMuharram versi saya sendiri mulai hari ini disini (yaaa dimana lagi, hehe).
Tulisan Vita mengingatkan saya akan resolusi saya yang gagal maning gagal maning. Hahaha. Tapi tahun demi tahun, resolusi saya makin singkat dan makin sederhana – kalau tidak bisa dibilang makin sedikit. Padahal, saya pikir, resolusi itu harusnya bukan sesuatu yang ada di jangkauan kita, atau dengan kata lain, sudah pasti bisa kita capai. Resolusi itu idealnya membutuhkan sedikit usaha ekstra, dan dengan demikian harus ada alasan kuat kenapa harus diraih.
Misalnya, resolusi ingin kurus. Hayo, siapa yang sering menuliskan ini di daftar resolusi? Tiap tahun ditulis, tiap tahun ga tercapai juga. Ada yang salah dengan pola makan atau pola olahraga kita? No, yang salah karena kita tidak punya kekuatan untuk memproklamirkan kenapa harus kurus. Jadi kalau tidak tercapai, ya udah ga pa-pa juga. Coba nih, kalau kita sakit parah (na'udzubillah) dan harus menurunkan berat badan untuk kesembuhan, pasti kenceng usaha turun berat badannya, iya kaaan??
Tapi, berbeda dengan impian yang judulnya #ngayalbabu, misalnya tulisan saya ini, resolusi juga lebih logis untuk dicapai. Karena kita tahu kita bisa, dan sumber daya yang kita miliki mampu mengantarkan kita menuju resolusi tersebut.
Maka dari itu, resolusi saya yang utama di tahun depan ada dua:
1. Kuliah lagi
Jujur, saya pingin banget kuliah di Inggris, tepatnya di The Media School Bournemouth University (seperti saya pernah tweet, sebenarnya tulisan #MimpiKawancut saya ini 80% adalah mimpi saya yang beneran). Tapi, tahun depan bagi saya tahunnya kembali sekolah, jadi opsi B adalah ikut workshop menulis, atau paling banter akhirnya S2 deket-deket sini. Bukannya merendahkan kemampuan sendiri, tapi realistis aja sih. Yang paling mungkin bagi saya saat ini, kalau mau ngejar sekolah di UK, tahun 2015 udah paling tepat. Tapi, tapi, keburu tua ya bo'.. Hiks.
2. Jadi pemenang World Muslimah Beauty
Akhirnyaaaaa, saya cerita juga. Selama ini yang tahu cuma mama saya. Saya benar-benar serius tentang hal ini, tapi tetap keep calm dong ya. Kenapa? Karena saya mau ambil sebanyak mungkin kesempatan untuk menjadi inspirasi bagi muslimah khususnya, dan masyarakat secara umum. Menjadi pemenang World Muslimah Beauty memang hanya satu dari sekian banyak alternatif, tapi (hingga saat ini) saya percaya ini baik untuk dilakukan.
Nah, yang harus diperhatikan dalam resolusi, kadang resolusi itu menjadi pakem untuk kita berjuang. Seolah-olah semuanya harus mendukung jalan kita kesana. Padahal mungkin Allah punya skenario yang lebih baik. Makanya, ingat satu hal terpenting dalam membuat resolusi: tujuan tersebut MUTLAK harus mendekatkan diri kepada Allah.
Demikian, semoga membantu sister dalam membuat resolusi tahun baru.
Ingat untuk mengajak sebanyak-banyaknya teman untuk ikut sharing dan comment di #MenulisMuharram ya ;)
Salam,
Prima
Alhamdulillah sudah hari kelima #MenulisMuharram, dan hari ini kita memasuki bulan Muharram, salah satu dari keempat bulan yang dimuliakan dalam Qur'an. Di bulan ini, nabi Musa diselamatkan Allah dari kejaran Fir'aun, dan kalau mau lihat sedikit kisahnya dalam Qur'an, lihat aja post hari kemarin disini :)
Oya, kalau ada yang bertanya kenapa saya tidak menulis #MenulisMuharram versi saya sendiri.. Well, kemarin saya kepikiran untuk menulis tapi di blog sister – seperti yang sudah saya tawarkan sebelumnya. Tapi, kayaknya ga ada yang nawarin *ciaaan. Lalu saya terpikir mau menerjemahkan post teman-teman ke dalam bahasa Inggris, dan ada lho yang sudah menawarkan diri untuk membantu saya.. Cuma maaf seribu maaf, saya belum sempat membagi tugas untuk mbak volunteer tersebut. Jadi mungkin, baru akan dimulai minggu depan, atau terjemahannya akan ditambahkan kemudian..
Jadi, insyaAllah, saya akan mulai #MenulisMuharram versi saya sendiri mulai hari ini disini (yaaa dimana lagi, hehe).
Tulisan Vita mengingatkan saya akan resolusi saya yang gagal maning gagal maning. Hahaha. Tapi tahun demi tahun, resolusi saya makin singkat dan makin sederhana – kalau tidak bisa dibilang makin sedikit. Padahal, saya pikir, resolusi itu harusnya bukan sesuatu yang ada di jangkauan kita, atau dengan kata lain, sudah pasti bisa kita capai. Resolusi itu idealnya membutuhkan sedikit usaha ekstra, dan dengan demikian harus ada alasan kuat kenapa harus diraih.
Misalnya, resolusi ingin kurus. Hayo, siapa yang sering menuliskan ini di daftar resolusi? Tiap tahun ditulis, tiap tahun ga tercapai juga. Ada yang salah dengan pola makan atau pola olahraga kita? No, yang salah karena kita tidak punya kekuatan untuk memproklamirkan kenapa harus kurus. Jadi kalau tidak tercapai, ya udah ga pa-pa juga. Coba nih, kalau kita sakit parah (na'udzubillah) dan harus menurunkan berat badan untuk kesembuhan, pasti kenceng usaha turun berat badannya, iya kaaan??
Tapi, berbeda dengan impian yang judulnya #ngayalbabu, misalnya tulisan saya ini, resolusi juga lebih logis untuk dicapai. Karena kita tahu kita bisa, dan sumber daya yang kita miliki mampu mengantarkan kita menuju resolusi tersebut.
Maka dari itu, resolusi saya yang utama di tahun depan ada dua:
1. Kuliah lagi
Jujur, saya pingin banget kuliah di Inggris, tepatnya di The Media School Bournemouth University (seperti saya pernah tweet, sebenarnya tulisan #MimpiKawancut saya ini 80% adalah mimpi saya yang beneran). Tapi, tahun depan bagi saya tahunnya kembali sekolah, jadi opsi B adalah ikut workshop menulis, atau paling banter akhirnya S2 deket-deket sini. Bukannya merendahkan kemampuan sendiri, tapi realistis aja sih. Yang paling mungkin bagi saya saat ini, kalau mau ngejar sekolah di UK, tahun 2015 udah paling tepat. Tapi, tapi, keburu tua ya bo'.. Hiks.
2. Jadi pemenang World Muslimah Beauty
Akhirnyaaaaa, saya cerita juga. Selama ini yang tahu cuma mama saya. Saya benar-benar serius tentang hal ini, tapi tetap keep calm dong ya. Kenapa? Karena saya mau ambil sebanyak mungkin kesempatan untuk menjadi inspirasi bagi muslimah khususnya, dan masyarakat secara umum. Menjadi pemenang World Muslimah Beauty memang hanya satu dari sekian banyak alternatif, tapi (hingga saat ini) saya percaya ini baik untuk dilakukan.
Nah, yang harus diperhatikan dalam resolusi, kadang resolusi itu menjadi pakem untuk kita berjuang. Seolah-olah semuanya harus mendukung jalan kita kesana. Padahal mungkin Allah punya skenario yang lebih baik. Makanya, ingat satu hal terpenting dalam membuat resolusi: tujuan tersebut MUTLAK harus mendekatkan diri kepada Allah.
Demikian, semoga membantu sister dalam membuat resolusi tahun baru.
Ingat untuk mengajak sebanyak-banyaknya teman untuk ikut sharing dan comment di #MenulisMuharram ya ;)
Salam,
Prima
Wow resolusinya Jadi pemenang World Muslimah Beauty
ReplyDeleteMoga terwujudnya yah resolusinya. Aamiin
-rizka-