Monday, September 23, 2013

The Grey Zone



Kemarin saya baca surat pembaca ke sebuah majalah remaja, sebut saja majalah Angel (iya dong, saya kan masih remaja…). Intinya dia curhat ke Angel, kalau di usianya yang 24 tahun (*toss) dia masih belum menemukan majalah wanita yang cucok dengan harapannya. Jadilah dia stuck dengan Angel – yang notabene punya target market 15-20 tahun. Tentunya dengan target market usia itu, Angel juga tidak bisa memenuhi kebutuhan si pembaca yang pingin informasi yang lebih ‘dewasa’.

Tapi tau ga, apa yang bikin si pembaca itu ga nyaman sama majalah wanita dewasa? Karena kebanyakan majalah tersebut membahas seks dan ‘dengan bangga’ menampilkannya di cover.

#jengjeng

Kebetulan, saya baruuu aja bahas masalah ini sama office mates hari Jumat. Mereka tanya kenapa di usia saya yang segini, saya masih baca Angel. Terus saya tanya sama mereka (yang memang rata-rata cowok),
‘Kalau sekarang aku baca Rose (sebut saja begini, untuk majalah wanita dewasa franchise Internasional yang berawalan dengan huruf C itu), dan kamu lihat di covernya ada judul artikel ’15 Cara Puaskan si Dia’; menurut kalian, aku cewek yang gimana?’
Jawaban mereka beragam, tapi ada yang jawab kalau itu artinya saya ngerti tentang masalah ‘begituan’.

Hmmm. Sebenarnya saya sih ga pingin bahas panjang lebar tentang majalah, nanti jadinya bisa 3 SKS sendiri tentang media *ehem lulusan Komunikasi* - cuma yang saya bisa simpulkan, ternyata banyak juga ya dari kita yang masih berpikir bahwa membicarakan seks itu adalah hal tabu.

Sementara menurut Helmy Yahya (atau siapalah itu yang bilang, saya lupa :p), “Ibu adalah perpustakaan pertama saya” – kebetulan saya patut bersyukur bahwa mama saya memberikan sex education kepada saya. Ga detil juga sih, karena saya pun juga malu kalau bahas ini sama mama saya.

Jadinya seperti ini nih,
Mama: Kak, mama mau ngomong tentang tiiiiittt *sensor*
Saya: Apaan sih mama. *lalu saya melipir*

Hahahahahahacianmamasayahahahaha.

Ya saya ga pernah sih bahas posisi apa-apa gitu. Saya juga ga inget apa yang mama bilang waktu saya dapat menstruasi pertama – biasanya kan ada tuh mama-mama yang bicara ke anak perempuannya ya, “sekarang kamu sudah menstruasi, jadi bla-bla-bla” lalu ceramah 3 jam.

Saya cuma ingat beberapa kali pembicaraan saya dengan mama seperti ini.

1. Waktu SMA

Mama: Sekarang kakak sudah mulai punya pacar, dan mama perlu kasih tahu tentang hal  ini.
Saya: *melihat si mama dengan muka lugu*
Mama: Kakak sekolah di sekolah Islam kan, jadi untuk kaidah agama, mama rasa kakak sudah tahu. Tapi, mama mau bilang bahwa seks itu sesuatu yang indah...
Saya: *muka udah mulai penasaran*
Mama: ...jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Yang terpenting, harus siap dengan konsekuensi yang mungkin kamu terima jika melakukan seks. Pertama dan utama, hamil.
Saya: *muka tanpa ekspresi*
Mama: Nah, mama sarankan kalau kamu hamil harus ada suaminya *lho*, maksud mama dengan adanya pembicaraan ini mama harapkan kamu hanya akan melakukan seks di dalam lembaga yang sah dan halal yaitu pernikahan.
Saya: *menahan napas*
Mama: oke?
Saya: oke Mam.


Pembicaraan berkembang ketika beberapa waktu lalu jadi seperti ini.

2. Prima usia 23, atau 24

Mama: ...seks itu kebutuhan.
Saya: Errr.
Mama: Iya, itu alami. Dan kamu harus memberikan yang terbaik untuk suami kamu nanti.
Saya: *kabur*

Dan di masa-masa yang lain, dengan pembahasan yang beragam juga.

IMHO ya, sangat penting orang tua punya pikiran yang terbuka untuk memberikan pemahaman yang baik tentang seks. Bukan semata-mata melarang seks bebas, tapi lebih menjelaskan kenapa ini ga boleh dilakukan. Dari jaman kuda bersayap semua juga tau kalau anak itu dilarang justru makin penasaran. Betul kan?

Kalau kamu, apa nasihat orangtuamu tentang seks yang paling kamu ingat? ;)

Love,
Prima

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...