Monday, September 16, 2013

#PeopleAroundUs: A Wife, A Mother, A (Common) Woman

Aku baru saja memasukkan ayam panggang ke oven saat aku mendengar Soo Jin, anak perempuanku, berteriak.

Aku tergopoh keluar rumah, tetap memakai celemekku dan melihat Sung Jae, anak laki-lakiku tersungkur; ia baru saja jatuh dari sepeda. Ia tidak menangis, seperti yang biasa aku ajarkan kepadanya ‘laki-laki harus kuat’. Apalagi ia anak pertama. Dan cucu pertama di keluargaku. Tumpuan harapan.

Aku membopongnya ke dalam rumah, dengan sigap mengambil alkohol, perban dan obat merah. Sebuah luka menganga di betisnya, dan dia meringis saat aku membubuhkan kapas beralkohol di lukanya. Aku menempelkan perban, dan melihat Soo Jin di depan oven. Ya ampun, ayam panggangku!

Aku memandangi onggokan berwarna hitam legam di dalam oven. Tak lama kemudian, pintu ruang tamu terbuka, pasti suamiku sudah datang. Ia memang terbiasa makan siang di rumah.

“Ada apa ini?”
“Sung Jae jatuh dari sepeda, Yeobo..”
“Kenapa?”
“Mungkin kehilangan keseimbangan..”
“Ya sudah, ayo Sung Jae, kita makan. Apa perlu minum obat pengurang rasa sakit?”
“Sepertinya tidak. Tapi Yeobo, ayam panggangnya gosong..”
“Aduh, kamu gimana.. Aku lapar sekali, tapi dompetku tertinggal di kantor. Pakai uangmu dulu saja, kita makan di luar.”

Aku melepas celemek, mengganti pakaian sendiri dan pakaian Soo Jin. Sementara Sung Jae sudah bisa sedikit tersenyum setelah digantikan pakaiannya oleh ayahnya.

Sepulang dari makan siang, aku merasa lelah sekali. Biasanya aku memang memiliki asisten rumah tangga. Tapi orang terakhir pulang waktu hari raya dan tidak kembali lagi. Aku jadi repot dibuatnya. Pagi hari aku harus mempersiapkan anak-anak ke sekolah dan suami ke kantor, lalu membersihkan rumah dan mengurusi pakaian kotor. Sekitar jam11 siang, saat anak-anak pulang dari sekolah, aku menjaga mereka sembari memasak. Untungnya suamiku setuju untuk menggunakan jasa tukang setrika yang datang ke rumah tiap Senin dan Jumat.

Rasa lelahku belum berkurang hingga petang saat suamiku pulang dari kantor. Sepertinya ia melihat wajahku yang kusut, ia membelai rambutku dan mengatakan, “tidak ada yang salah tadi siang. Kamu luar biasa sekali mengerjakan semuanya sendiri. Dan Sung Jae perlu sekali-kali jatuh supaya lebih berhati-hati waktu bersepeda.”

Aku memandangi suamiku yang lebih tua sebelas tahun dari aku. Kami menikah saat aku baru berusia dua puluh satu tahun, masih baru mau semester enam; dan akhirnya aku tidak melanjutkan kuliah karena keburu hamil. Ia tahu kadang aku merindukan masa-masa dimana aku masih lajang dan pekerjaanku cuma berkisar antara kuliah, kursus membuat kue (hobiku!), dan keluar-masuk mall.

“Besok mau makan siang diluar? Kamu dengan temanmu, maksudku.. Aku akan jemput anak-anak dari sekolah, lalu mengajak mereka bermain di mall sampai kamu selesai. Sudah berapa lama kamu tidak makan sama siapa itu, Prima?”
Aku sumringah dan mengecup pipinya.
“Gamsahamnida, Yeobo. Aku akan telepon Prima untuk tanya apa kerjaan dia sedang tidak banyak.”

Jangan salah. Aku sangat mencintai hidupku sekarang. Saat Prima, teman masa kuliahku sedang bergelut dengan pekerjaan yang membuatnya sering pulang malam, dan juga cercaan dari lingkungannya untuk segera menikah (hihi); aku sudah memiliki dua buah hati. Soo Jin dan Sung Jae adalah anak-anak yang lucu, berprestasi di sekolah, dan jarang sakit. Aku tidak akan menukar mereka dengan pekerjaan apapun di luar sana.

Tapi sehari-hari di rumah, dan sabtu-minggu pun aku habiskan dengan menemani suamiku menemui kolega atau rekan bisnisnya; seorang istri dan ibu yang baik pun wajar untuk merasa bosan kan? 



Ini fotoku yang diambil oleh Prima saat makan siang bersama. Jumat itu, kami makan siang di sebuah restoran fusion yang walaupun makanannya enak sekali, harganya membuatku merasa bersalah pada suamiku. Ya sudah, yang penting sesekali aku boleh have fun kan?

Terima kasih sudah menghiburku dengan segala ceritamu, Prima.
Semoga berhasil dengan lelaki Indihe itu :D

Dan tentu saja, terima kasih telah memberikan kesempatan untukku merasakan cinta sejati, Yeobo dan anak-anakku.

Love,
S

*inspired from true story of what I see in your family after our two years friendship, may it be a sweet early birthday gift for you, Eonni. God bless you and your family ^^

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...