Sunday, January 4, 2015

#1Day1Dream: Mendapatkan Sertifikat TOPIK di Korea


Musim Gugur di Seoul, gambar dari blog Seoul State of Mind

Perkiraan Pencapaian: Musim Gugur 2016

Pada tahun 2011, saya ‘terpaksa’ mengambil les bahasa Korea. Awalnya, saya ngerasa aneh karena saya bukan penggemar K-pop atau K-drama; dan ga berencana untuk bekerja di Korea. Waktu itu, saya sedang menulis skripsi tentang pesepakbola asing, salah satunya adalah pesepakbola Korea. Manteman bisa baca cerita si Oppa informan di blog saya yang lain, Helokim


Berhubung saya ga punya motivasi yang teramat kuat (ga seperti teman sekelas saya yang Sone gitu), perkembangan saya di kelas teramat lambat. Saya pernah dipanggil Seonsaengnim (guru les), disuruh remidi ujian atau bikin ulang tugas karena nilai saya jelek banget. 


Sebenarnya saya punya alasan tersendiri kenapa ga tertarik untuk mempelajari bahasa Korea. Saya ingin sekali bisa mahir bahasa Arab sebelum mulai mempelajari bahasa dengan huruf selain huruf Latin yang biasa kita gunakan ini (atau Romawi? CMIIW). Saya udah mencoba les bahasa Arab di dua tempat berbeda, tapi rasanya kurang cocok. Daaan.. belajar bahasa Arab tuh susyaaah. Sedih deh, mungkin saya kurang sabar aja kali ya.. Huhu.


Kembali ke les bahasa Korea. Lambat laun, pelajarannya makin menarik. Adanya tren budaya K-pop seperti K-pop dan K-drama memudahkan proses pembelajaran. Apalagi saya banyak berinteraksi dengan orang Korea; baik para pesepakbola, maupun ekspatriat Korea yang bekerja di Surabaya. Waktu itu, hanya dalam waktu enam bulan saja, saya lumayan bisa diajak ngobrol kalimat sederhana.


Sekarang? Jangan tanya.. Terakhir saya ngomong/baca/nulis dalam bahasa Korea itu sekitar tahun 2013, itupun cuma sesekali, sambil nge-blog di Helokim. Selepas itu, bablasss.. Entah pada kemana hafalan bahasa Korea saya..


Padahal, sebagaimana saya selalu yakini, belajar bahasa asing, apapun bahasa itu, insyaAllah akan berguna. Kabar baiknya, kita bahkan tidak perlu harus jauh-jauh pergi ke luar negeri dulu untuk memanfaatkan kemampuan bahasa asing tersebut. Siapa tahu rezekinya perusahaan kita berkolaborasi dengan perusahaan asing. Kita bisa ditunjuk manajer untuk jadi penerjemah deh ^o^/


Selain berguna untuk urusan bisnis, kemampuan bahasa juga bisa digunakan untuk pertukaran budaya dan berdakwah. Kenyataannya, meski batasan antar negara semakin kecil, pertumbuhan orang yang bisa berbicara bahasa Inggris di berbagai belahan dunia juga tidak meningkat secara signifikan. Maka akan sangat baik jika kita bisa memiliki kemampuan beberapa bahasa asing selain bahasa Inggris. Minimal, satu bahasa Asia dan satu bahasa Eropa.


Saya mencanangkan tahun 2015 ini sebagai tahun ‘kembali ke sekolah’. Disamping bersekolah untuk gelar (insyaAllah S2), saya ingin bisa memperbaiki bahasa Korea saya. Saya sudah ‘booking’ guru bahasa Korea yang akan mengajari saya secara privat, dan nanti sekitar pertengahan tahun, saya akan menambah dengan les bahasa Korea secara grup. Saya menempuh cara ini karena saya ingin mengejar ketertinggalan terlebih dahulu. Harapannya, ketika nanti masuk ke grup, saya ga perlu memulai dari level dasar, tapi level menengah. 


Kalau sudah belajar selama setahun, saya ingin sekali memiliki sertifikasi kemampuan bahasa Korea, yaitu TOPIK (semacam TOEFL/IELTS). Tapi, saya mau mengambilnya di Lembaga Bahasa Korea langsung di Korea sana. Kenapa? Satu, sekalian jalan-jalan. Dua, biar belajarnya komprehensif (halah). Konon, saya dengar dari kenalan saya yang bersekolah disana, TOPIK-nya susaaah banget. Ibarat kalau ambil TOPIK di Indonesia skornya bisa 600, disana bisa.....400 aja udah markotop. Hiks.



Nah, berhubung di Korea banyak sekali tempat-tempat indah, saya rasa sebulan pun ga akan cukup buat memuaskan diri disana. Makanya, saya mau ambil les bahasa Korea yang sekitar sepuluh minggu. Tidak terlalu singkat, tapi juga tidak terlalu lama untuk membuat lupa pulang (kecantol Taeyang Oppa, mungkin? #ngarep). Tempat les sudah dipilih, yaitu Seoul National University, universitas terbaik di Korea. Kisaran biayanya juga sudah dihitung, jadi tinggal jaga lilin kerja keras. Waktu terbaik adalah musim gugur, sekitar Agustus sampai Oktober. Keuntungan lainnya, I can celebrate my birthday in Korea and it will be another great experience!


Rencana keberangkatan saya adalah pada tahun 2016, dimana saya ngerasa sudah cukup kuat mental dan lumayan cas-cis-cus dalam bahasa Korea. Kalau saya mulai S2 awal tahun ini, pada saat itu saya sedang menulis tesis, jadi mudah-mudahan keduanya bisa berjalan berdampingan. Tapiii, seperti saya tuliskan di proposal studi (syarat aplikasi ke S2 di salah satu universitas negeri di Indonesia), saya sih ga akan nolak kalau dapat kesempatan mewakili kampus untuk pertukaran mahasiswa ke Korea, meski lebih cepat daripada rencana saya. Apapun itu, kudu siap menimba ilmu dimanapun dan kapanpun! ;) 

Hwaiting,
Prima 

***Updated News: I have started saving some money! Kebetulan kemarin dateng 'arisan', eh dapet kado celengan. Yaudah cusss, saya pakai buat nabung ke Korea! Cemangka! :D

3 comments:

  1. Amiiien,,,semoga mimpi itu bener2 terwujud :)

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah hasil tes masuk S2 kemarin udah keluar mbak. selamat yah! amin semoga aku bisa ikutan ke korea juga hihi

    ReplyDelete
  3. mau nanya chingu .. boleh?
    kisaran biaya berapa untuk les dan dapat sertifikat TOPIK di Seoul Nation University?
    terus waktu les bahasa korea di sini, itu dimana?
    pelajaran yang dipelajari itu tulisan hangeul aja atau sama Hanja juga?

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...