Thursday, January 29, 2015

#1Day1Dream: Mbak Ratis Dhuril

 
 
Hari ini, saya ingin mengajak sister berkenalan dengan kakak tingkat saya jaman kuliah. Konon latar belakang keluarga kami hampir serupa masalahnya, jadi sebagaimana saya, dia juga banyak melalui hal-hal yang kemudian membentuk ketegaran diri dan kerja keras.

Kakak cantik satu ini adalah pengoleksi Tupperware limited edition atau special collection (dan sering menjualnya juga). Tapi bukan cerita bagaimana dia bisa dapetin toples hello kitty yang hanya diproduksi sepuluh biji di dunia (#lebay) yang mau saya share kali ini. Kalau itu silakan tanya sendiri ke orangnya sih.

Nah, ceritanya sekitar sebulan yang lalu, saya melihat dia update foto di Facebook…dia baru saja membuka depo susu bernama Abraham’s Factory di kotanya di Mojokerto! Wow, pencapaian yang sangat besar hanya dalam waktu kurang dari dua tahun. Sebelumnya, mbak Ratis, begitu saya biasa memanggilnya, berjualan susu sapi keliling sendiri. Tiga bulan yang lalu, karena makin meningkatnya penjualan, mbak Ratis mulai mempekerjakan seorang kurir. Eh saya sempet berpikir, “hah ngapain mbak Ratis ini. Susah-susah kuliah komunikasi kok malah jualan susu.” Hahaha, pemikiran yang sangat cethek sekali pemirsa. Tapi justru dari situ saya jadi penasaran lho. Kenapa memilih berjualan susu? Monggo langsung disimak obrolan kami..

Prima (P): Mbak, apa bedanya jualan susu lewat delivery dan sekarang buka depo?
Mbak Ratis (MR): Perbedaan yang paling terasa soal tanggung jawab yang semakin besar dibandingkan saat dulu masih delivery. Dulu, waktu masih pakai tenaga sendiri, apa-apa ujung-ujungnya memang buat diri sendiri, entah itu keuntungan atau kerugian. Pelajaran soal tanggung jawab dimulai saat saya punya tenaga kurir untuk mengantar susu. Mungkin orang menilai saya bakal enak-enakan bisa duduk-duduk manis karena sudah tidak nganter susu kemana-mana. Tapi saya justru harus lebih sering memutar otak. Setelah punya kurir, saya harus berpikir tentang menyejahterakan kurir. Jadi mikir bagaimana hasil produksi dan penjualan bisa lebih meningkat.
Apalagi sekarang ketika memutuskan punya depo. Memang, depo bagi saya hanyalah sebuah langkah kecil untuk mimpi besar. Tapi, tanggung jawab-nya jauh lebih besar lagi. Dan buatku itu tantangan yang menarik. Contohnya, saya harus menyusun ulang rencana pemasaran, bahkan dari NOL karena pasar sudah meluas. Saya juga harus memikirkan tentang penjagaan kualitas, dulu delivery lebih mudah karena langsung diantar ke rumah. Tapi kalau sekarang harus ready stock di depo. Saya juga belajar tentang manajemen SDM, pastinya semakin banyak karyawan, semakin sulit pengaturannya. Terakhir, manajemen keuangan. Rumit semuanya, tapi buat saya ini benih realisasi mimpi, dan depo susu saya jadikan ‘rumah kecambah’ untuk merawat benih-benih mimpi itu. 

 
P: Wow, luar biasa. Dari sesuatu yang kelihatannya sederhana ternyata perkembangannya bisa bermakna sangat besar. Kenapa sih mbak Ratis memilih menjadi pengusaha?

MR: Tak ada alasan, dan bukan sebuah pilihan. Lebih kepada sebuah panggilan, panggilan dari hati. Mungkin karena saya tumbuh di keluarga pedagang, jadi ada sifat yang menurun dan terbentuklah mindset pedagang. Saya jadi mencintai dunia wirausaha, karena bagi keluarga saya ini menjadi sebuah cara menikmati hidup.
 
P: Wuih, keren jawabannya nih. Selanjutnya, apa nih target mbak Ratis kedepannya?
MR: Jangka pendek tentunya peningkatan omset, karena tentu saya ingin bisa lebih menyejahterakan karyawan dan memperluas peluang kerja. Selain itu mau melengkapi kebutuhan depo. Kalau jangka panjang, lima tahun kedepan maksimal, harus punya depo yang lebih besar dan tempat baru di tengah kota. Menambah produk susu pasteurisasi dan bisa jadi oleh-oleh buat ke luar kota. Kalau impian lebih besarnya, punya peternakan sendiri, hehehe.

P: Amiiin, insyaAllah bisa. Terakhir nih, mbak Ratis ada pesan untuk teman-teman yang lagi mengejar mimpinya?
MR: Pertama, saya berterimakasih banyak sudah diwawancara, saya sih merasa belum pantas untuk sampai ke tahap menjadi inspirasi. Saya merasa belum mencapai mimpi-mimpi saya, perjalanan masih panjang. Tapi yang paling penting, harus fokus, perlahan-lahan menaiki anak tangga tapi kerja keras. Berdoa, dan yakinkan diri kalau apa yang kita lakukan haruslah bermanfaat bagi banyak orang. Kalau buat saya, tidak ada yang namanya sulit atau mudah, tapi Tuhan lebih tahu kemampuan kita seperti apa. Kalau kita tidak memaksakan kehendak, semua akan menjadi lebih ringan. Bersabar juga, kalau ada masukan dari orang lain, jadikan hal itu sebagai evaluasi. Terakhir, ikhlas atas keputusan yang sudah diambil. Semoga kita semua meraih apa yang kita impikan!
P: Amiiin, amiiin. Makasih banyak wejangannya mbak Ratis ;)

 
Buat teman-teman yang main ke Mojokerto, mampir ya ke Abraham Factory di Jl. Raya Lengkong , Mojoanyar, Mojokerto (arah ke Rolak Songo, setelah jalan turunan terowongan jembatan By Pass, kanan jalan). Kalau mau kontak mbak Ratis di nomer hp: 085755032555.

Lots of love,
Prima

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...