Berenang di The 1O1 Yogyakarta |
Perkiraan Pencapaian: sebelum usia 50
(lima puluh) tahun, Tahun 2038
Saya amat sangat suka berenang. Padahal,
saya tidak begitu suka berolahraga - faktor badan udah menggendut kali ya,
dibawa ngapa-ngapain udah males #lhah. Selain itu, saya juga ga suka
keringetan. Aneh deh, padahal dalam hati pingin juga bisa jago main tenis atau
ikutan lari cantik biar jadi hipster.
Jadi, berenang adalah olahraga paling
cocok untuk saya. Apalagi kalau sambil ngobrol dengan teman-teman di pinggir
kolam, terus ngemil kentang goreng dan minum jus jambu, wah pasti tahan
berjam-jam #MakinNgaco #SalahFokus
Menurut saya, tempat paling asyik buat
berenang ya.. di hotel. Soalnya nih, kolam renang di hotel ga begitu ramai
seperti di kolam renang umum, kecuali pada masa liburan. Hotel, terutama
bintang tiga keatas, punya kolam renang yang ga cuma memenuhi standar
keselamatan dan kebersihan; tapi desainnya juga cantik dan sangat nyaman,
bahkan untuk kita sekedar rehat di tengah-tengah berenang atau duduk-duduk
setelahnya.
Kalau ada peribahasa ‘sambil menyelam
minum air’, berenang di hotel punya prinsip ‘sambil berenang bisa (bikin)
foto-foto keren’. #eaaa
Sayangnya, di Indonesia, jarang banget
ada hotel yang punya kolam renang khusus perempuan. Ya menurut ngana aja, profit
bisa turun kalau kolam renang hotel cuma dibuka untuk perempuan. Selain itu, masalah
dengan kolam renang khusus perempuan juga meliputi staf yang menjaga kolam
renang tersebut; serta infrastruktur yang mendukung keberadaan kolam renang
tersebut. Misalnya, kolam renang tersebut kemungkinan besar harus indoor.
Kalaupun outdoor, di sekelilingnya tidak boleh ada bangunan yang lebih tinggi.
Lha kalau bisa ngintip ke dalam kolam renang, sama aja bohong dong. Hehehe.
Kolam renang khusus perempuan tentu
penting untuk saya yang berhijab, bahkan yang tidak berhijab pun rasanya juga
akan senang dengan ide ini. Jujur, berenang dengan mengenakan bergo atau inner
hijab seperti yang biasa saya lakukan, kurang nyaman. Apalagi, saya ngerasa
kalau berenang pakai legging dan manset itu kurang tepat, meski biasanya saya
tetap pakai kaos luaran lagi. Setelah basah, tetap ketat kan?
Jikalau kita bisa menemukan cara untuk
berenang dan tetap berhijab (agak) syar’i seperti yang dilakukan Fitri Aulia dengan basic dress-nya, rasanya tetap aneh berenang bareng para laki-laki.
Tentu saja, kita kan ga bisa membatasi baju renang mereka.
Setahu saya sih, di negara-negara seperti
Uni Emirat Arab atau Qatar, mereka punya spa khusus perempuan, lengkap dengan
pantainya! Yup, jadi di spa tersebut, mereka punya area pantai yang ditutup
khusus untuk customer spa! Ngebayanginnya aja udah bikin saya hepi banget..
Selain kolam renang khusus perempuan,
saya juga pingin punya hotelnya sekalian. Teman-teman mungkin sudah tahu bahwa
saya sedang membantu tante untuk mengelola Griya Gunawan Sumodiningrat, yang
bikin saya sadar bahwa industri penginapan di Indonesia ini laku banget lho.
Terlebih, di kota-kota besar yang menjadi tujuan wisata, pendidikan, atau pusat
pemerintahan. Sebut saja Yogyakarta dan Malang. Wuih, kayaknya hotel-hotel di
kota ini pada pakai CV yang sama, CV. Bandung Bondowoso, jadi pembangunan
hotelnya kelar dalam semalam #krik
Tapi, hotel di Indonesia punya masalah
yang sama dengan kolam renang khusus perempuan. Saya ga paham kenapa staf hotel
yang perempuan hampir selalu mengenakan baju yang cukup ketat dan mini. Kalau
memang hal ini adalah untuk kepraktisan, jadi mereka bebas beraktivitas, hmmm
mungkin ya.. Saya sih risih lihatnya, mohon maaf lahir bathin kalau teman-teman
lain tidak merasakan hal yang sama, hehehehehe.
Saya percaya, bisnis-bisnis islami
juga lagi berkembang banget. That’s why, saya pingin punya hotel syariah yang
tidak hanya bisa memberikan kenyamanan secara fasilitas, tapi juga ketenangan
dalam hati. Saya tahu EastParc Hotel Yogyakarta tidak menjual minuman
beralkohol di restoran, dan tentunya salut untuk mereka. EastParc Hotel adalah
salah satu acuan saya; kebetulan pemiliknya juga berhijab dan saya pernah
berbincang dengannya.
Kenapa menunggu usia 50 tahun? Soalnya
saya mau belajar terlebih dahulu, hihihi. Saya punya target pribadi untuk Griya Gunawan Sumodiningrat, dan sepertinya saya membutuhkan minimal 2-3 tahun untuk
bisa membuatnya mandiri dan bisa didelegasikan. Selepas itu, saya juga butuh
waktu untuk membuat rancang bangun, mencari lokasi, dan mengumpulkan modal.
Mungkin, mungkin lho, kalau ada yang mau jadi investor, saya pingin membangun
kolam renangnya duluan. Ya, insyaAllah dalam 10-15 tahun kedepan bisa lah ya..
Terakhir, harapan saya, hotel ini
cukup besar untuk menampung banyak karyawati. Saya ingin sekali menekan angka
TKW, terutama agar mereka lebih dekat dengan keluarga di Indonesia. Semoga ya
;)
Love,
Prima
Prima
wah keren. kalo ga salah pemerintah brunei juga nerapin gini kan, berbau syariah gitu.
ReplyDeletemain ke sini jg ya http://antsomenia.blogspot.com/2015/01/dunia-tempat-aku-berada-1day1dream.html
hai andra, aku udah baca blog post-mu, keren!
Deletekabarin yah kalau udah launching bukunya ;)
semoga terwujud kak. aku mau jadi customer hotelnya. atau jadi investor mungkin (?) hehe
ReplyDeleteAmiiien...sungguh keren cita2mu Prim...
ReplyDeleteAamiin, semoga bisa terwujud kak impiannya :D
ReplyDeleteNtar, ajakkin Syifa main di kolam renangnya ya :D
ReplyDeleteBaca #1Day1Dream Syifa
AAAAAK ASLIIIIHH KEREN BANGET! Kalo disini ada sih kolam renang khusus wanita, cuma ya gitu, rame dan jauh. Deket rumah ada hotel, tapi ya gak buat wanita doang. Serba salah yah. Duh didukung banget mimpinya :D kali nanti kalo udah dibangun bisa kesana :D
ReplyDeleteOhiya, baca juga kak #1Day1Dream aku di www.adesiana.com :))
wuih, jangankan yang berhijab, gue yang gak hijab aja kadang risih berenang bareng cowok. Jadi kalo gue renang nunggu tengah hari biar sepian.. hihi..
ReplyDeleteSemoga terwujud yaa, sukses juga buat bantu tantenya :D
Makasih kak informasinya sangat bermanfaat. Aku ada rekomendasi nih kalo mau cobain layanan serviced residence di area BSD.
ReplyDelete