Thursday, November 28, 2013

#MenulisMuharram: Choices in Life

Assalamualaikum sister.

Senang sekali rasanya, saya bisa menulis artikel #MenulisMuharram untuk kedua kalinya. Walaupun kali ini saya sedikit terlambat menyetorkan artikel kedua ini kepada kak Prim, *maaf ya kak, jangan dijtak loh* akhirnya saya bisa bernafas lega ketika artikel sederhana ini selesai dan bisa dinikmati oleh sister.

Tema artikel kedua yang saya pilih kali ini adalah “tentang pilihan”. Tentang pilihan-pilihan yang senantiasa menemani jejak kehidupan dan menuntut untuk dipilih salah satunya. Kenapa kita harus menjatuhkan pilihan? Alasannya karena kita memiliki keterbatasan energi dan kapasitas penampungan target yang bisa digenggam. Untuk itulah, kita harus pandai memilih mana yang benar-benar kita butuhkan dan kepada pilihan itulah kita harus bertahan.

“Ntan, tau nggak aku tuh nggak pernah suka sama Fisika?”

“Terus, kenapa bisa nyasar duduk di prodi ini?” saya menanggapi sekenanya, karena toh saya juga sebenarnya belum benar-benar satu hati dengan jurusan yang sedang saya tekuni sekarang ini.

“Karena waktu SNMPTN, aku milih jurusan ini.” Dia ketawa ngakak. Saya nggak tau, itu ketawa karena geli dengan kata-katanya barusan atau tawa penyesalan.

“Pilihan yang iseng sebenarnya. Bayangin aja, aku nulis “Fisika” di lembar pembayaran SNMPTN saat detik-detik terakhir petugasnya mau ngambil kertas itu dari tangan aku. Padahal sebelumnya, aku nulis “Kimia” di sana.” Sambungnya sambil menerawang, mungkin tengah membayangkan kejadian 2,5 tahun yang lalu.

Saya hanya tersenyum miris sembari membayangkan sesuatu yang sudah terlambat untuk saya dapatkan, kalau 2,5 tahun lalu saya memperjuangkan Ilmu Komunikasi dan mengabaikan pilihan orangtua untuk masuk ke Fisika, sudah tentu jalan hidup saya akan berubah jauh. Tentu saya tak perlu merasa mual-mual setiap kali dijejali dengan beraneka ragam soal-soal dan praktikum yang seolah tiada habisnya. Namun, pengandaian hanyalah pengandaian, saya tentu tak boleh berharap ada keajaiban menyelimuti saya dan tiba-tiba saya kembali ke masa lalu, masa ketika saya baru saja melepas seragam putih-abu. Itu mustahil.

Sister, sama sekali bukan perkara memilih yang sulit, namun bertahan pada pilihanlah yang benar-benar butuh penguatan mental. Ketika palu pilihan telah diketuk, maka mengalirlah serentetan takdir yang mengikuti pilihan yang telah kita ambil. Tak peduli sekecil dan sesederhana apapun pilihan itu. 

Namun, kita harus menyadari, tak ada satu pun pilihan tanpa resiko, bahkan ketika memutuskan untuk tidak memilih sekalipun, maka tetap saja ada akan ada resiko yang menanti di ujung sana. Jadi, sebelum memilih, pikirkanlah dengan matang. Pilihlah yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan jangka panjang, bukan dengan keinginan sesaat.

Dan ketika pilihan telah diambil, maka nikmatilah. Jangan sesekali membanding-bandingkannya dengan pilihan-pilihan terdahaulu yang telah diabaikan. Karena pilihan yang telah sister pilih itulah yang akan menjadi takdir sister, sedangkan pilihan lain hanya secuil bagian yang bernama pilihan versi masa lalu. So, just enjoy your choice, sister. Tidak ada pilihan yang salah dan patut disesali selama kita telah memikirkan matang-matang sebelum memilihnya. Kita hanya perlu berusaha menanam benih-benih rasa cinta pada pilihan yang telah kita ambil dan menikmati setiap rasa asem manis yang ia tawarkan. Dan sister, kita harus yakin bahwa pilihan yang telah kita pilih adalah pilihan terbaik selama kita mampu mengisinya dengan hal-hal baik. :))

--

Oleh Intan Novriza (@Inokari_)
http://intannovrizakamalasari.blogspot.com/

1 comment:

  1. Aku juga sama dg Intan
    Aku terdampar di jurusan Teknik Geofisika. Sebuah jurusan yang gak passion aku banget. Sudahlah kuliahnya sulit, praktikumnya banyak, ospeknya serem, dan pas kuliah sering ke lapangan. huhu
    Tapi setuju deh dg pendapat kamu. Setiap kehidupan pasti ada pilihan. Pilihan itu indah. Yah kalau gak ada pilihan trus jalannya lurus-lurus saja, bosen juga kan?
    Allah memang tidak pernah memberikan apa yg Kita inginkan tapi Allah selalu memberikan apa yang Kita butuhkan. Apa yg terbaik menurut Kita belum tentu baik menurut Allah, apa yg buruk menurut Kita belum tentu buruk menurut Allah.
    So, mari kita nikmati hidup ini

    -rizka-

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...