Saturday, January 18, 2014

#1Hari1Ayat: Those Gloomy Days That Make Me Smile

 
 
5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S.Al Insyirah (94: 5-6)


Dalam rangka mencari hiburan di malam minggu, saya memutuskan membeli buku The Freaky Teppy karangan kak Stephany Josephine. Kak Stephany alias Kak @teppy87 ini adalah blogger cantik yang punya obsesi menjadi istri dari Mike Lewis. Kalau dilihat dari blog-nya - The Freaky Teppy - dia memang punya bakat menggila melucu. Saya sendiri sudah baca blognya dari sekitar setahun yang lalu, and she IS one of my inspiration when I start re-branding this blog (baca ceritanya disini).


Waktu kak Teppy ke Surabaya, alhamdulillah kak Teppy mau meluangkan waktu untuk bertemu dengan fans beratnya ini. Kebetulan kak Teppy juga penggemar Big Bang dan lelaki bule, sehingga terjadilah pembicaraan hormonal yang sangat seru diantara kami berdua. Semoga ga bosen ketemu aku ya kak! ^^

'Konon' buku The Freaky Teppy ini juga sama jenaka dengan blognya, maka dengan penuh percaya diri saya mengambilnya dari rak dan membawanya ke kasir (yaiyalah kemana lagi ._.). 

Sesampainya di rumah, saya segera membacanya dengan beringas #halah
Oya, bukunya ini memuat beberapa cerita, dan kebetulan saya bacanya loncat-loncat, ga dari halaman pertama. Cerita pertama, saya ngikik. Cerita kedua, saya ngakak. Cerita ketiga, saya ketawa imut (takut didatengin tetangga karena suara tawa saya yang membahana).....tapi kok tiba-tiba ada air merembes dari sudut mata saya.

Lho, bingung kan?

Jadi gini, dalam bukunya, kak Teppy menceritakan pengalaman-pengalaman dalam hidupnya (kurun waktu masa kuliah hingga awal kerja) yang kalau bahasa saya, ngenes gitu. Penuh lika-liku, dan miris. Lah terus lucunya dari mana? Ya tidak lain dari cara kak Teppy menerima dan menyikapi masalah tersebut. Setiap orang punya masalah, true. Yang membedakan adalah bagaimana kita memandang masalah tersebut, dan mengubahnya menjadi sumber kekuatan kita. Syukur-syukur kalau kita bisa take it easy and laugh at it. Dan itulah yang saya pelajari dari buku kak Teppy :)

Nah, cerita apa sih yang bikin saya mewek? Ini dia..

"...Paling tidak, surga gue saat itu adalah bisa makan siang lebih enak dan dengan lapang dada ngeluarin duit Rp. 30.000 hanya supaya bisa ngerasain segelas Starbucks."

DEG! 

Saya pernah banget mengalami pergolakan dengan topik Starbucks.
Waktu SMA, lagi nge-tren tuh nongkrong di Starbucks, atau Coffee Bean. Tentunya kelompok pertemanan saya ga luput dari tren ini. Sayangnya, pas jaman itu, bisnis orang tua saya lagi jatuh-jatuhnya. Saya sih tetep dapat uang saku; cuma kalau mau malam mingguan, saya harus bantu kerjaan orang tua selama beberapa hari, baru saya akan dapat duit Rp. 50.000 buat malam mingguan.

Akhirnya hari yang ditunggu datang juga, malam dimana saya akan melakukan 'ibadah Starbucks' untuk pertama kali. Dengan Rp. 50.000 di dompet, saya pede banget ikut teman ke Starbucks. Sampai disana, saya baru tahu kalau harga minumannya diatas Rp. 20.000. Belum cake-nya, yang rata-rata juga segitu. Setelah mempertimbangkan matang-matang, saya memilih membeli sebuah cake seharga sekitar Rp. 30.000. Karena jelas uang saya tidak cukup, ketika teman bertanya kenapa saya tidak beli minum, saya berbohong, "lagi batuk, cuma boleh minum air mineral nih." Sebelum pulang dari mall, saya ngibrit ke supermarket beli sebotol air mineral dan puas-puasin minum. Hahahahaha.

Kembali ke cerita kak Teppy, saya inget banget sama salah satu omongan kak Teppy pas saya curhat tentang keinginan traveling. Katanya, "sabar, semua pasti ada waktunya sendiri-sendiri."

That's why, I can cry and smile reading the book. Saya bersyukur internet mempertemukan kami (well, dan tentu saja thanks to si @scorpioritta yang udah nunjukin blognya kak Teppy). I am happy to say that I learn a lot from her, so now it's time for you to read her book and start being grateful! ;)

Love, 
Prima

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...