Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
(Q.S.An Nuur (24): 31)
*ini harusnya post kemarin, tapi semalam saya ambruk karena pilek berat. Teman-teman jaga kesehatan ya! ^^*
Kemarin saya sedih sekali. Mungkin karena efek PMS, mungkin juga yang lain.Jadi ceritanya, di Twitter dan Facebook, ada yang ramai membicarakan foto dibawah ini.
Kemarin saya sedih sekali. Mungkin karena efek PMS, mungkin juga yang lain.Jadi ceritanya, di Twitter dan Facebook, ada yang ramai membicarakan foto dibawah ini.
Sebelum membahasnya lebih lanjut, perkenankan saya meminta maaf terlebih dahulu. Saya memang muslim dari lahir, tapi sudilah kiranya memaklumi pengetahuan agama saya yang masih sangat terbatas.
Tapi... I don't see any problem in the picture, do you?
In fact, some people do see a very big problem, yang mereka sebut dengan arabisasi lah, islamisasi lah, dan sebagainya. Sekali lagi, maafkan saya yang bodoh ini, tapi apakah ada yang salah dengan gambar diatas?
Bukankah pasal 29 ayat 2 Undang Undang Dasar Republik Indonesia berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Jadi bukankah harusnya kami, muslimah, bebas mengenakan hijab sebagai bentuk ketaatan kami terhadap agama kami?
Menyedihkan ya.
Mengingat orang-orang yang gembar-gembor stop arabisasi justru memuja dan mengaplikasikan budaya negara lain.
Kalau ga mau dengar orang manggil 'akhi, ukhti', coba situ belajar berhenti manggil 'sist, bro, my hubby, papa, mama'. Semuanya juga dari bahasa lain kan?
Kalau jengah sama yang berhijab dan berpikir hijab itu produk Arab, kenapa ga sekalian elu kemana-mana pakai kebaya dan sanggul? Sekalian gitu lho, biar yang diomongin sejalan sama yang dilakukan.
Ish. Jadi sebel ya. Hehe.
Kalau diterus-terusin ntar bakal ada yang comment, 'apaan nih, muslimah kok marah-marah.'
Siapa yang ga marah kalau agamanya diinjek-injek, hel-lo?
Tapi ya sudahlah, mereka tidak akan mengerti.
Bahwa mengenakan hijab justru membawa ketenangan batin bagi seorang muslimah.
Bahwa mengenakan hijab adalah identitas dan pelindung diri bagi seorang muslimah.
Bahwa mengenakan hijab – terlepas dari kenyataan bahwa ini adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar - adalah PILIHAN yang diambil secara matang dan dewasa, karena menandakan komitmen seorang hamba kepada penciptanya.
Kalau sister, apa arti hijab untukmu? :)
Love,
Prima
Alhamdulillah terima kasih sudah mendapat kesempatan untuk ikut program ini.
Saya senang sekali bisa berbagi dengan semua teman-teman terutama pembaca blog saya.
Ayat-ayat yang sudah saya tulis di blog lengkap dengan ceritanya itu memang sengaja saya rangkum dari kejadian2 yang pernah saya alami.
Dengan begitu, bagi saya pribadi itu adalah sebuah quote yang harus saya lakukan, ada juga sebagian yang harus saya jauhi.
Yang jelas program ini menambah iman dan taqwa saya kepada Allah swt, aaamiiin.
Sri Wahyuni - @Yunihan09Sri - http://diaryharianbunda.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment