“Hanyalah yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kiamat...” (At Taubah: 18)
Srek.. srek.. srek..
Tuk.. tuk.. tuk..
Argh! Suara itu lagi. Aku mencoba
menutupi kedua telingaku dengan gulingku, tapi suara itu tetap terdengar.
Resiko memang, kamar tidurku terletak di bagian depan rumah, disamping ruang
tamu.
Aku benar-benar terbangun. Aku
mengambil handphone-ku, dan melihat jam. 3.30.
Akhir-akhir ini tidurku kurang
nyenyak karena sedang banyak masalah dalam hidupku, jadilah aku mudah
terbangun.
Aku menyibakkan jendela.
Penasaran, suara apakah yang selalu terdengar di jam-jam ini?
Aku sedikit berbisik dalam hati,
mudah-mudahan apapun yang aku lihat nyata adanya, bukan sesuatu yang berlubang
punggungnya.
Pemandangan yang lewat kemudian
membuat hatiku trenyuh.
Seorang pria, berambut putih,
dengan tongkat; berjalan tertatih-tatih.
Srek.. srek.. srek..
Tuk.. tuk.. tuk..
Bunyi langkahnya yang perlahan
dan suara tongkatnya yang beradu dengan tanah.
Jalanan depan rumahku adalah
jalanan utama menuju masjid perumahan, tapi baru kali ini aku melihat ada
tetanggaku yang bersusah payah untuk ke masjid.
Tak lama, aku mendengar suara
adzan. Subuh.
Aku mengganti baju tidurku,
mengambil air wudhu, dan sholat.
Dalam doaku, aku tiba-tiba
menangis.
Aku ingat pria itu. Beliau adalah
mantan Pak RT yang baru saja terserang stroke beberapa bulan yang lalu. Ia
tidak pernah pulih seperti sedia kala. Berbicara saja ia sulit, tapi ia tetap
berusaha keras untuk sholat di masjid.
Sedangkan aku?
Aku lelaki, masih muda, masih
kuat, bahkan aku nge-gym seminggu tiga kali.
Tapi aku hanya menyambangi masjid
saat sholat Jum'at, itupun kalau tidak malas.
Apakah aku harus menunggu hingga
aku sakit terlebih dahulu, baru aku akan mengingat karunia-Nya?
Tidak, tidak, ya Allah.
Aku berjanji akan berusaha
memakmurkan masjid-Mu, segera.
Ampuni aku, ya Allah.
*kenangan ketika pertama kali
terbangun karena suara langkah bapak tetangga ini.
He's a Tahajud alarm for me, semoga selalu dirahmati Allah ya bapak.. :')
He's a Tahajud alarm for me, semoga selalu dirahmati Allah ya bapak.. :')
Ohh jadi seperti ini toh :o
ReplyDeleteSemoga berkenan dengan postingan saya deh ;)
Ceritanya boleh fiksi ya? Untuk postingan berikutnya.
engga pa-pa, bebas ceritanya gimana :)
Deleteaku pas keinget aja jadi bisa bikin cerita seperti ini.
mungkin selanjutnya tidak selalu cerita.
aku sudah baca tulisannya Ita, bagus kok, apalagi ditambah dengan anjuran kapan sebaiknya membaca Ayat Kursi. keep writing ^^
Oh gini to mbak..berarti punyaku mesti diedit lg postingnya
ReplyDeleteengga usah, aku udah baca.
Deletegitu aja juga gak apa-apa kok, thank you ;)
follow blognya di sebelah mana ya mbak?
ReplyDeleteAku sudah ikutan juga. Kebetulan idenya Mbak sejalan dengan resolusi tahun baruku :D. Salam kenal.
ReplyDeleteJadi ini cerita fiksi? Kirain pengalaman :).
Format yg aku kirim sudah betul kan? Punyaku label #1Hari1Ayatnya ga dicantumin di judul, hanya sbg tag saja...
Oalah... ini proyek menulis toh @_@ dari kemarin kok banyak yang nulis one day one ayah. Keren proyeknya... mau ikutan kayaknya udah telat deh ya.
ReplyDeleteSukses selalu ya :)
ayatnya harus urut dalam satu surah ya.... atau boleh acak mbak
ReplyDeleteutk sementara saya share ke blog sini aja dulu ya, mbak.... krn saya blm bisa twiter saya ...lupa paswrd krn lama banget nggak buka twiter, keasyikan di FB
mbak ini posting saya hari ke 3 ...http://yantisukma.blogspot.com/2014/01/1-hari-1-ayat-kematian-telah-ditentukan.html
ReplyDelete