“Sesungguhnya kamu (Muhammad) tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
(QS Al Qashash (28): 56).
Jantung saya hampir copot saat mendengar suara mama, “ini ada sendok di meja makan.” Kaget banget, soalnya setahu saya, mama sedang sakit dan tidak berencana untuk puasa hari ini. Ternyata mama bela-belain bangun hanya untuk nemenin sahur, hehehe. Kiraiiin siapa, kan horor tuh :p
Saya baru-baru ini mencoba puasa sunnah lagi, soalnya saya suka mikir. Dengan usia yang beranjak dewasa, puasa sebenarnya bukan hanya menahan lapar dan haus; tapi puasa nggosipin orang, puasa jahatin orang – pokoknya gimana puasa itu memperbaiki perilaku dan kepribadian kita.
Tapi saya bukan mau ngomongin puasa. Saya mau sharing rasa syukur saya karena akhirnya saya mencoba puasa lagi. Karena apa? Bukan karena pingin dapet jodoh sih – itu juga boleh sih, hihi – tapi karena memang Allah sudah 'mengembalikan' saya ke 'jalan yang benar'.
Tahajud, dhuha, sholat sunnah rawatib (yang lagi saya rutinkan juga), dan puasa sunnah. Kalau bukan karena hidayah dari Allah, I'm not gonna do it, for sure.
Mama saya pernah bilang bahagia banget bisa tahajud bareng-bareng, meski saya masih sering ngantuk dan nempel kursi ruang tamu waktu nunggu adzan shubuh. Dan ga perlu nunggu lama untuk kemudian terdengar dengkur halus. Yah, wudhu lagi deh :))
Bedanya saya dengan mama, berdasarkan banyak cerita, mama sudah religius sejak usia yang sangat muda. Yatim-piatu, sekolah di ibu kota, ga ada tameng yang lebih kuat selain sholat dan doa. Sedangkan saya? My family ain't rich, tapi hidup adem-ayem aja lah.
Mungkin beberapa tahun yang lalu saya tidak terpikir untuk menjadi 'sereligius' ini. Tapi, sekitar tiga tahun yang lalu, saya mengalami sesuatu hal yang berkesan. Cerita panjangnya kapan-kapan ya. Yang pasti, saat itu saya mendapatkan ilham, “oh, ternyata berdakwah itu ga harus jadi orang 'sempurna' dulu”.
So, I start from this blog. As I am blessed with His hidayah, I want to share it with you too. Saya tidak sereligius yang (mungkin) orang-orang pikir: saya masih dengerin musik pop, saya masih hangout, saya masih sesekali pakai celana. Ada yang kecewa? :))
Tapi ya itu tadi, even though you feel like you are the worst person ever, kalau Allah sudah kasih hidayah, nothing can stop you. Just pray the hidayah stays longer with you until the last breath of your life. Aaamiiin.
Saya baru-baru ini mencoba puasa sunnah lagi, soalnya saya suka mikir. Dengan usia yang beranjak dewasa, puasa sebenarnya bukan hanya menahan lapar dan haus; tapi puasa nggosipin orang, puasa jahatin orang – pokoknya gimana puasa itu memperbaiki perilaku dan kepribadian kita.
Tapi saya bukan mau ngomongin puasa. Saya mau sharing rasa syukur saya karena akhirnya saya mencoba puasa lagi. Karena apa? Bukan karena pingin dapet jodoh sih – itu juga boleh sih, hihi – tapi karena memang Allah sudah 'mengembalikan' saya ke 'jalan yang benar'.
Tahajud, dhuha, sholat sunnah rawatib (yang lagi saya rutinkan juga), dan puasa sunnah. Kalau bukan karena hidayah dari Allah, I'm not gonna do it, for sure.
Mama saya pernah bilang bahagia banget bisa tahajud bareng-bareng, meski saya masih sering ngantuk dan nempel kursi ruang tamu waktu nunggu adzan shubuh. Dan ga perlu nunggu lama untuk kemudian terdengar dengkur halus. Yah, wudhu lagi deh :))
Bedanya saya dengan mama, berdasarkan banyak cerita, mama sudah religius sejak usia yang sangat muda. Yatim-piatu, sekolah di ibu kota, ga ada tameng yang lebih kuat selain sholat dan doa. Sedangkan saya? My family ain't rich, tapi hidup adem-ayem aja lah.
Mungkin beberapa tahun yang lalu saya tidak terpikir untuk menjadi 'sereligius' ini. Tapi, sekitar tiga tahun yang lalu, saya mengalami sesuatu hal yang berkesan. Cerita panjangnya kapan-kapan ya. Yang pasti, saat itu saya mendapatkan ilham, “oh, ternyata berdakwah itu ga harus jadi orang 'sempurna' dulu”.
So, I start from this blog. As I am blessed with His hidayah, I want to share it with you too. Saya tidak sereligius yang (mungkin) orang-orang pikir: saya masih dengerin musik pop, saya masih hangout, saya masih sesekali pakai celana. Ada yang kecewa? :))
Tapi ya itu tadi, even though you feel like you are the worst person ever, kalau Allah sudah kasih hidayah, nothing can stop you. Just pray the hidayah stays longer with you until the last breath of your life. Aaamiiin.
Alhamdulillahirabbil’aalamiin di hari ke-14 ini saya masih diberi kesempatan untuk mengikuti #1Hari1Ayat. Yang paling saya rasakan karena mengikuti program #1Hari1Ayat, setiap hari saya dapat merasakan berartinya waktu dalam seharian penuh sehingga saya dapat melalui hari tersebut tidak sia-sia. Di samping itu, saya dituntut untuk selalu berusaha memegang tanggung jawab dan disiplin setiap hari. Meski hanya dengan memposting #1Hari1Ayat, bagi saya hal tersebut tetaplah tantangan yang cukup berat bagi saya. Menjadikan saya lebih harus mengingat apa-apa yang belum saya kerjakan dan apa-apa yang belum saya pelajari. Selain itu, program ini semakin mendorong saya untuk dijadikan hobi setiap hari. Di samping saya membaca Alqur’an setiap hari saya juga dapat mempelajari atau memahami makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat Alqur’an. Jadi saya tidak hanya membaca Alqur’an (meski banyak) lalu selesai tetapi saya terdorong untuk lebih mencintai Alqur’an dengan memahami isi kandungannya. Semoga proses yang bertahap ini semakin meningkat dalam kehidupan saya.
Adapun manfaat lain yang saya dapatkan, yaitu saya dapat mengetahui langsung tentang kisah-kisah zaman dahulu dari sumber yang terpercaya yakni Alqur’anul kariim. Selain kisah, juga lebih mengetahui perintah dan larangan Allah dalam firman-firman-Nya, dan hal-hal lain yang belum atau kurang saya ketahui. Semoga dengannya saya dapat memasukkan dalam diri saya dan mengamalkannya, serta semakin dekat dengan Allah SWT.
Program #1Hari1Ayat ini tidak akan mudah saya lupakan karena selama mengikutinya saya mendapatkan banyak pelajaran dan tantangan; mulai dari modem yang tidak bisa dipakai membuka blog, warnet yang tidak dekat dari rumah, tanggung jawab di rumah, adanya berbagai acara, masalah pribadi, tugas kuliah, dan hal-hal lain yang menghalangi kelancaran tersebut. Menjadikan saya lebih untuk bersabar dan bertanggung jawab agar saya tetap bertahan/konsisten dengan apa yang saya ikuti ini tidak sia-sia. Sehingga pula saya harus lebih banyak berdoa, beristighfar, dan bersyukur. Ya, seperti yang saya katakan sebelumnya, setiap hari saya dapat merasakan berartinya waktu dalam seharian penuh ini.
Motivasi saya yang lain terhadap #1Hari1Ayat ini juga berhubungan dengan nasihat Gus Ali yang terakhir saya temui seminggu yang lalu dalam acara sema’an Alqur’an. Beliau hanya berpesan jika kita ingin mendapatkan cinta dari Allah maka kita harus dekat dengan aurat-Nya, yakni Alqur’an. Sesungguhnya barangsiapa yang dekat dengan Alqur’an dia telah dekat dengan Allah dan surga adalah balasannya. Beliau hanya menyampaikan pesan tersebut dengan berlinang air mata. Membuka hati para jamaah untuk semakin dekat dengan Alqur’an.
“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.” HR. Muslim 804 dan Ahmad 5/255"
Dewi Rizqi Maulidah - @dewi_derimah - http://derimahislam.blogspot.com
No comments:
Post a Comment