Monday, July 21, 2014

At the Train Station

Saya: Assalamu'alaikum, Ukhti, Akademi Pernikahan mulai lagi bulan apa ya?
Ukhti Fa: InsyaAllah November..
Saya: Lho kok masih lama? Saya mau nikahnya bulan depan nih..
Ukhti Fa: …...........


Hahahahaha, abaikan percakapan imajiner diatas.

Mungkin juga karena menjelang Hari Raya (persiapan mental untuk ditanya, 'kapan nikah?'), pembicaraan tentang menikah menyeruak diantara kami, para high quality single. Siapakah kami disini? Yah tebak aja sendiri :)))

Beberapa hari yang lalu, saya mengikuti kajian di ITS. Sebenarnya sih saya ga begitu mempermasalahkan tema kajiannya; yang penting memenuhi target tiap minggu di bulan Ramadhan mesti ikut kajian diluar ceramah taraweh. Saya percaya tiap kajian pasti memberi ilmu, syukur-syukur kalau dapat jodoh juga disana #lho

Aslinya, di poster tulisannya (kalau ga salah) Jangan Jatuh Cinta, Tapi Bangun Cinta. Jadi semangat kan yak. Terrrnyata, mungkin setelah komunikasi sama panitia lebih lanjut, temanya diadaptasi jadi lebih ke Mahasiswa Sukses apa gimana gitu.. Hampir aja mati gaya tapi ya tetep pikir positif kan siapa tahu ini tanda-tanda saya mau jadi mahasiswa lagi. Amiiin.

Yang seru, Ustadz Setia Furqon Kholid kalau ngasih materi atraktif gitu. Kita banyak simulasi dan salah satunya adalah simulasi emosional. Bisa banget dicoba ke calon pasangan – meski kalau hasilnya ga sesuai harapan, belum tentu ga cocok juga. Cuma bisa jadi sedikit gambaran apakah kita sudah satu 'aliran' emosi dengan partner. Alhamdulillah, saya cocok dengan adik partner, namanya Shabrina Syarif ;)

Dari pengamatan saya terhadap dik Shabrina, dan peserta-peserta lainnya, jujur saya bersyukur banyak anak muda sudah mempersiapkan diri untuk menikah sedini mungkin.

Which unfortunately, not happened to me years ago :)

Saya baru ada niat untuk menikah itu waktu saya berumur 21 tahun, dan harapan waktu itu nikah umur 23.. Yang setelah saya pikir-pikir sekarang, itu TELAT BANGET pemirsa. Istilahnya sih gini ya, mau kuliah, SBMPTN-nya Agustus, tapi baru masuk bimbel bulan Juli. Memble lah lau..

Terus ada yang nanya kan, lah kita kan gatau mau dikasih jodohnya kapan?
Ya justru karena gatau kapan itu sodara sodari.. Makanya disiapin. Udah tau gatau, malah diem-diem aja. *toyor *termasuk toyor diri sendiri

Buat saya, perumpamaannya nunggu jodoh itu hampir sama seperti nunggu kereta. Ketika kita beli tiket, kita ada harapan kalau kereta yang akan kita naiki, akan datang tepat waktu. But we just never know. Kalau ternyata telat karena ada gangguan gerbong, atau yang lainnya, itu takdir. Tapi paling tidak, kita sudah beli tiket, sudah di stasiun dengan barang bawaan kita.

Sebaliknya, kita belum beli tiket, belum nyiapin barang bawaan, belum berangkat ke stasiun; yaaa jangan harap akan sampai ke tempat tujuan..

Nah, berdasarkan contoh diatas, menurut saya lagi, langkah tersebut bisa diaplikasikan kedalam proses pencarian pasangan, yaitu:
1. Beli tiket → mengumpulkan niat, 'merayu' Allah sebagai 'penjual tiket'. Anggap aja kita lagi proses ngantri beli tiket. The most important thing here is udah nunjukin kita siap mengambil kesempatan itu.
2. Nyiapin barang bawaan → memperbaiki diri sendiri, meningkatkan kualitas diri, pokoknya doing efforts to be a better person.
3. Berangkat ke stasiun → seeking for the right person. Mungkin ya bisa diterjemahkan jadi ta'aruf, atau sekedar ngobrol-ngobrol sama orang tua dan orang yang kita percaya.

Kalau ditanya prima sekarang udah di tahap apa? La-ha-ci-a dong :p Tapi rasanya sih, ketiga tahap tersebut mesti dilakukan berulang-ulang karena kadang, kelamaan nunggu kereta pun bikin kita pingin ngebatalin tiket yang udah kita pegang. If you know what I mean..

Tapi insyaAllah saya yakin, ketika kadar keimanan kita sudah cukup mumpuni, kita bisa bersabar dan mengikhlaskan apapun yang akan terjadi.

After all, He knows what's best for us, so... trust Him, it works!

Salam,
Prima 


Terjemahan: jika sebuah kereta tidak berhenti di stasiunmu, artinya ya... memang itu bukan keretamu. Tak perlu susah-susah maksa Kondektur untuk memberhentikan kereta tersebut, secara stasiunmu ga ada di rute perjalanan mereka kok. Kamu mungkin ga nyadar, tapi ada kereta lain yang sedang menuju ke arahmu, tapi tidak bisa berhenti di stasiunmu, karena terhalang oleh kereta lain yang kamu paksa berhenti. *kurang lebih yeee :p*

2 comments:

  1. Hehe semangat mbak prim insyaallah kalau sudah waktunya enggak lama. Sama kayak aku dulu. Dan sekarang saya mengalami lagi meski dengan pertanyaan berbeda tapi nyangkut ke perasaannya sama, "kapan punya momongan?" lha... Kalau saya mau sekarang, apa daya tuhan belum mengizinkan. Dongkol kadang, yang bertanya enggak cukup puas dengan jawaban saya, kenapa orang enggak mau mengerti perasaan yang ditanya yak

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehehe, dikira dengan bertanya itu menunjukkan kepedulian mbak..
      tapi ya gitu, mereka susah terima jawaban kita yak. hihi

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...