"Belakangan passion cuma sekedar dijadikan
alasan tanpa pemahaman memadai mengenai maknanya #QuitORStay" – ReneCC
Menarik ya, secara memang akhir-akhir ini
passion lagi trending topic. Kata orang sih, great money following passion –
sebenernya sih following great works, dan great works konon 'cuma' bisa
dihasilkan dengan bekerja sesuai passion.
Kalau kamu sekarang merasa sudah berada
di tempat yang tepat, menurut beberapa kriteria dibawah ini:
- bangun pagi dengan semangat
- begitu berenergi saat mengerjakan pekerjaanmu
- merasa bahwa waktu berlalu begitu cepat karena kamu begitu asyik dengan pekerjaanmu
- dan lain-lain – karena kamu bekerja sesuai passion-mu, selamat! You are lucky!
Tapi kalaupun mungkin, ada beberapa dari
kamu yang merasa masih kurang sreg dengan jurusan kuliah atau pekerjaan saat
ini – HANYA semata-mata karena tidak sesuai dengan passion, yuk renungkan
kembali semuanya.
Salah satu sahabat saya adalah pemerhati
passion, dan saya sangat menghargai setiap pemikirannya. Bagi saya, passion
saat bekerja sangat penting, karena dengan demikian, semua pekerjaan akan
mencapai hasil yang maksimal. You do it with your heart, right?
Tapi, kalau sekarang kamu belum menemukan
passion-mu atau belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion-mu,
please bear with me until the end of this post.
Adhitya Mulya, penulis buku Gege Mencari
Cinta dan Jomblo pernah menulis di salah satu post blog-nya begini: “kalau gue
mati nanti, gue gak akan ditanya sama Tuhan apa passion gue. Tapi, gue akan
ditanya, apakah gue sudah bertanggungjawab dalam menafkahi keluarga gue,
memberikan mereka kehidupan yang layak, dan sebagainya.”
Nah. Mungkin kemudian poinnya akan menjadi
seperti ini, siapa suruh pilih passion yang tidak menghasilkan? Hehehe. Poin
saya bukan disitu sih :)
Jadi begini, kita harus bertanggungjawab
sama diri sendiri, apalagi buat kita yang sudah mulai dewasa, kalau bisa stop
disubsidi dan mensubsidi orang tua ya. Tapi, poin tanggungjawab pada diri
sendiri inilah yang harus digarisbawahi. Apakah kita sudah cukup
bertanggungjawab pada diri sendiri, jika 'hanya' makan passion?
Beberapa orang melalui jalan yang berliku
hingga bisa menjadikan passion-nya mesin uang. Saya juga percaya bahwa kita
tidak akan pernah bisa sampai disana jika tidak mencobanya. Tapi barangkali,
ada sesuatu yang lebih prioritas, yaitu hidup kita di saat ini? Dan tak perlu
menyesali waktu yang 'terbuang' selama mencari pekerjaan yang sesuai passion,
karena setidaknya kita belajar sesuatu sembari menikmati perjalanan ini.
Selain itu, tentu ada satu hal yang
paling penting dari semuanya: sudahkah kita bersyukur atas apa yang diberikan
oleh Allah? Pekerjaan yang dekat rumah atau relatif ringan, rekan kerja yang
menyenangkan – semuanya hanya akan menjadi rezeki yang berkah ketika kita
mensyukurinya. Karena selama kita belum bisa bersyukur atas apa yang kita
miliki, bagaimana kita bisa mensyukuri apa yang belum menjadi milik kita?
Love,
Prima
Prima
No comments:
Post a Comment