Wednesday, October 23, 2013

I Follow You, and I Want to Meet You (Part 1)



Sekitar seminggu yang lalu, kak @wira_panda melempar beberapa pertanyaan di Twitter, dan langsung saya favorite-in satu-satu, karena kayaknya seru buat dijadiin blog post.

So, ini dia pertanyaan pertama yang akan saya jawab:

Dari beberapa orang-orang yang kamu follow, siapakah yg ingin kamu temui?

Saya punya Twitter sekitar tahun 2009, waktu itu saya masih siaran dan alasan utama punya Twitter karena disuruh sama produser di radio saya. Tujuannya, supaya saya bisa mem-follow akun-akun bermutu, atau yang berhubungan dengan dunia entertainment - sehingga kualitas siaran kami meningkat. In short, supaya makin eksis. Mwahahaha.

Nyatanya, sampai sekarang, saya jarang banget follow artis. Saya lebih suka follow orang yang seru. Ya seru kehidupannya, seru tweet-nya, seru personality-nya. Upsss, memang sih kita ga seharusnya nge-judge orang based on their tweets. Kalau kata @aMrazing, ga semua yang kita baca di tweet itu benar adanya. TAPI kita bisa memilih akun yang kita follow. Maksudnya, mau follow yang hobinya ngeluh atau bikin kita feel miserable with how he/she sees the world; atau follow yang membuat kita tidak merasa rugi spending time to scrolling on timeline.

Ga selalu yang hepi juga, tapi kalau dikit-dikit isi tweet-nya adalah sejuta hal yang ga penting, lama-lama ya malesin juga ya. Atau satu lagi, isi tweet-nya seringnya bukan hal yang menjadi concern kita. Let say, politik, or something like that. Makanya, saya ga follow SBY. Gatau ya, ga penting aja gitu rasanya *dideportasi

Nah, orang yang pingin banget saya temui adalah mbak @AlberthieneE. Sssttt, awalnya saya ga tau kalau beliau ini penulis. Yang saya tahu, tweet beliau selalu bikin #jleb tapi ga se-#jleb itu juga. Haha, susah jelasinnya. Mbak Alberthiene ini punya ratusan anjing dimana-mana, and she makes me fell in love with Siberian Husky.

Buku pertama mbak Alberthiene yang saya baca adalah biografinya Merry Riana. Melalui buku ini (dan buku-buku mbak Alberthiene lainnya), saya seperti melihat mbak Alberthiene berbicara kepada saya, menceritakan secara langsung seperti apa kehidupan public figure. Bukunya ringan tapi mengenyangkan, dan bagi saya, buku-bukunya seperti pribadi mbak Alberthiene yang kelihatan supel dan easy going *sok teuuu

Mbak Alberthiene-lah yang menggugah saya untuk memiliki impian menjadi penulis biografi. 'Cause experience is our best teacher, terlebih lagi jika kita bisa menjadikan pengalaman orang lain menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk banyak orang. Oya, kapan hari mbak Alberthiene mengabarkan akan ada pelatihan menulis biografi. Sayang sekali, pelatihan akan diadakan pada bulan November, dimana saya sudah punya agenda lain yang tidak bisa dialihkan. Mudah-mudahan next time berjodoh ya, mama Bruno..
 
ceritanya ikutan topik yang dilempar sama sebuah radio gitu, eh gayung bersambut..
Thank you for being my inspiration, mbak Alberthiene.
Tuhan memberkati :)

Love,
Prima


*and don't forget joining my giveaway here
khusus buat arek Suroboyo lho! ^^*

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...