Malam itu,
mama bertanya pada saya, “Kak, ga pingin nyoba daftar CPNS ta?”
Saya
menahan tawa, “Mama serius?”
Mama
menimpali, “Yaaa mama juga sudah tahu kamu ga akan mau sih. Tapi banyak yang
nyuruh mama untuk bilang ke kamu.. sebentar, mama telponkan Pakde..”
Di
seberang sana, Pakde berapi-api mendorong saya untuk mendaftar CPNS. Saya masih
ingat benar kata-kata beliau seperti ini, “kamu itu pinter, nduk. Jadi humas di
departemen A, B, C gitu; apalagi ditambah kemampuan bahasa asingmu itu, bisa
mendampingi pejabat kemana-mana. Wah uangmu banyak nanti..”
Dan saya
tertegun.
Jujurnya,
siapa sih yang ga pingin punya uang banyak?
Tapi,
nyatanya, di usia saya yang semuda ini, saya cukup sadar bahwa yang dimaksud uang
banyak dengan cara seperti yang dideskripsikan pakde saya itu tadi intinya
satu: mengeruk kekayaan negara, in this case uangnya rakyat,
sebanyak-banyaknya.
Saya
sudah lama skeptis terhadap politik dan pemerintahan negara ini.
Kebencian
ini kian menjadi ketika tahun 2011 saya menulis skripsi tentang satu klub sepak
bola Indonesia. Kesempatan ini saya gunakan untuk menambah pengetahuan tentang
sepak bola Indonesia, dan saya merasa marah. Sepak bola, yang nyata-nyata
adalah sebuah hiburan untuk masyarakat umum, tidak luput dikotori oleh politik.
Dengan
demikian, saya menarik kesimpulan, pemuda Indonesia mesti menciptakan ruangnya
sendiri untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik.
Adalah
Marischka Prudence, yang pertama kali membukakan mata saya bahwa Indonesia
punya peluang untuk maju. Tapi sebelum pemudanya bisa menggerakkan bangsa, kita
harus meyakinkan diri sendiri bahwa Indonesia punya potensi itu. Marischka
adalah mantan presenter berita yang agaknya sama seperti saya – sudah muak
mendengar kebobrokan negeri ini. Lalu ia memilih traveling keliling Indonesia,
yang akhirnya membukakan matanya akan keindahan Indonesia. Indonesia is much
more than those bad jerks who try to take advantages for their own purposes.
Ya,
Indonesia masih punya begitu banyak hal untuk dibanggakan. Lihat saja akun
Twitter @GNFI (Good News From Indonesia), setiap hari kita dibuat berdecak
kagum akan pencapaian Indonesia, terutama di kancah internasional. Dan jika
diamati, sebagian besar dari berita baik itu berhubungan dengan pemuda. Karena sementara
media massa juga dikuasai oleh politik dan sering luput memberitakan hal-hal
yang baik tentang Indonesia; pemuda Indonesia masa kini tidak bisa terlepas
dari social media. Facebook, Twitter, blog; andai kita semua tahu kekuatan
suara kita, kita pasti memanfaatkan media tersebut dengan lebih optimal.
Seperti yang selalu saya bilang di blog ini: sebarkan kabar baik, atau jadilah
kabar baik yang bisa menjadi pembicaraan.
Saya juga
melihat pengusaha muda mulai banyak bermunculan. Masalah kesuksesan untuk
sebagian dari mereka mungkin masih jauh dari mata, tapi semangat untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia patut diacungi jempol. Kita mesti mengakui
bahwa gaya hidup dan tingkat konsumtifitas pada usia dewasa muda memang cukup
tinggi. Jadi daripada kita membeli produk luar negeri; kenapa tidak dialihkan
untuk menggunakan produk lokal yang kualitasnya bisa jadi sama bagus?
Itu baru
tiga isyu saja: traveling, media, dan bisnis. Diluar ketiga hal itu, pemuda
Indonesia masih punya segudang cara untuk membawa perubahan untuk Indonesia. Tentu
kita sudah tahu grup band Superman Is Dead yang mengkritisi kebijakan pemerintah lewat
musiknya. Atau teman-teman kita yang tergabung dalam Pengajar Muda, tanpa ba-bi-bu
berangkat untuk mencerdaskan masyarakat di daerah. See? Everyone do it with
their own way ;)
Pada
akhirnya, saya sepakat dengan Pak Akhyari Hananto – founder GNFI:
“Kita
boleh marah dengan keadaan,
tapi JANGAN pernah kehilangan harapan.”
Indonesia
bisa! Pemuda Indonesia bisa!!
Hugs,
Prima
Prima
*tulisan ini diikutkan untuk Giveaway #HeartsOfVolunteers dengan tema "Pemuda Kreatif untuk Perubahan",
diadakan oleh @dewa_rahyang"
diadakan oleh @dewa_rahyang"
good post mbak, mari jadi generasi muda yang kreatif :D
ReplyDeletebener masih ada harapan. bener banget.
ReplyDeletemanteebb mbkyu
ReplyDeletebener banget mba, kita itu harus jadilah pemuda yang kreatif dan inovatif
ReplyDelete