Hari minggu yang lalu, saya mengikuti
pelatihan sholat khusyu'. Salah satu bahasannya menggelitik hati saya.
Sang ustadz membuka topik yang
disampaikan dengan pertanyaan, dan terjadi dialog kecil dengan audiens:
Ustadz : Jam berapa masuk kantor?
Audiens : Jam delapan..
Ustadz : Kalau bisa sampai kantor jam
berapa?
Audiens : Jam delapan kurang lima belas
menit idealnya.
Ustadz : Katakan dalam rata-rata, sholat
dzuhur sekarang jam berapa?
Audiens : Jam setengah dua belas..
Ustadz : Kalau disamakan dengan ngantor,
enaknya sampai di masjid, atau siap-siap sholat jam berapa?
Audiens terdiam.
Hahaha ketauan ni yeee, suka nunda-nunda
sholat..
Sedihnya, saya juga merasakannya, apalagi
kantor saya yang lama lokasinya jauh dari masjid, jadi tidak kedengaran adzan.
Karena berpatokan dengan jadwal yang saya dapat dari internet, saya selalu
menambahkan 10 menit dari jadwal.
Tapi itupun seringnya tidak tepat waktu,
karena kaki saya 'diikat' oleh pekerjaan, kadang pas bicara sama klien, atau
lagi meeting. Sebenarnya bos saya membebaskan karyawannya untuk sholat, dan
kalaupun sedang meeting, boleh ijin dulu, tapi suka sungkan kan yaaa. Belum
lagi kalau udah kena namanya 'malas'. Sholat dzuhur ntar aja lah jam satu,
sholat ashar jam empat aja deh.. Oh manusiaaa (>_<)
Lebih lanjut, ustadz mengingatkan, bahwa
pekerjaan, pendidikan, apapun itu, yang bisa memberikan berkah kan cuma Gusti
Allah ya, maka sudah seharusnya kita memprioritaskan sholat diatas yang lainnya
#jleb
Makanya alhamdulillah banget nih, sekarang
di kantor yang baru, bisa kedengaran adzan.. Ga ada lagi alasan buat menunda
sholat, amin inshaAllah :)
Salam,
Prima
No comments:
Post a Comment