Tampak depan masjid, tahun 2009 |
Tampak depan masjid, tahun 2013 |
Masjid Al-Hikmah beralamat di Jalan Bangka No 24 Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Lokasinya tidak di pinggir jalan besar, agak masuk ke dalam, dari Jl.Buncit 5, naik ojek Rp.5000. Tampilan luarnya terlihat biasa, tidak semegah dan semewah masjid lainnya di Jakarta. Tapi, don’t judge the book from the cover, jangan melihat Masjid Al-Hikmah dari luarnya saja. Memang apa sih istimewanya?
Masjid Al-Hikmah dulunya adalah masjid tradisional di kampung. Sejak kepulangan Ustadz Abdul Hasib dari studinya di Timur Tengah, bersama teman-temannya mulai mengelola masjid ini. Kerja keras mereka lambat laun membuahkan hasil. Semakin banyak para penghapal Qur'an yang beraktivitas di masjid ini. Selain masjid, Yayasan Al-Hikmah juga memiliki SDIT. Sekolah yang berdiri tahun 1994 ini mempunyai pembelajaran Al-Qur'an dengan metode A Ba Ta Tsa dan pembinaan akhlak yang berkesinambungan.
Disini juga memiliki program Tahfidz Al-Qur’an. Tapi sebelum ke program tahfidz, kita harus melalui beberapa tahapdulu.Yakni:
1.BBQ (Bimbingan Baca Al-Qur’an) untuk yang belum bisa membaca Al-Qur'an
2.Tahsin Tilawah (Perbaikan Bacaan) untuk yang telah dapatmembaca Al-Qur’an namun belum bertajwid
3.Takhoshshush bagi peserta yang belum lulus Tahsin II. Orientasi talaqqi dan Hafalan Juz 30.
4.Tahfizh Al-Qur’an (hafalan)
1.BBQ (Bimbingan Baca Al-Qur’an) untuk yang belum bisa membaca Al-Qur'an
2.Tahsin Tilawah (Perbaikan Bacaan) untuk yang telah dapatmembaca Al-Qur’an namun belum bertajwid
3.Takhoshshush bagi peserta yang belum lulus Tahsin II. Orientasi talaqqi dan Hafalan Juz 30.
4.Tahfizh Al-Qur’an (hafalan)
Saya pernah merasakan dua semester di tahsin tilawah, terus kenapa hanya dua semester?
Alasannya malas hehe, padahal diawal saya sudahdiwanti-wanti oleh ustadzahnya, nanti di perjalanan akan banyak yang bertumbangan karena hanya orang yang istiqomah saja yang bisa diberikan karunia Allah menjadi penghapal Al-Qur'an. Ternyata saya bukan salah satunya hiks hiks.
Saat Ramadhan, umumnya jamaah shalat tarawih makin menyusut, lain halnya dengan disini. Salah satu alasan para jamaah tetap istiqomah mengikuti tarawih disini karena bacaan sholatnya satu juz. Dengan jumlah rakaat tarawih sebelas rakaat sudah termasuk sholat witir, imam memimpin sholat dengan membaca Al-Qur'an dengan tartil, tidak terburu-buru seperti masjid-masjid yang banyak kita temui; dimana imamnya membaca ayat-ayat Al-Quran dengan cepat, plus gerakan sholatnya yang tidak kalah cepat dengan bacaannya. Para imam tarawih masjid Al-Hikmah hampir seratus persen adalah Hafizh Al-Qur'an tiga puluh Juz. Pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, jamaah tambah penuh. Bahkan pengalaman saya, ketika di malam ganjil tanggal 27 dan 29 Ramadhan, masjid full dan parkir jamaah hingga ke jalan-jalan sekitar masjid. Karena alasan ini, masjid sedang dalam tahap renovasi perluasan.
I'tikaf di Masjid Al-Hikmah
Saya pernah merasakan dua tahun i'tikaf disini, yaitu pada tahun 2011 dan 2012. I'tikaf ngalong kalau istilahnya, karena siangnya saya masih bekerja. Sedih rasanya karena tahun-tahun selanjutnya saya tidak bisa i'tikaf lagi. Tahun 2013 lalu saya sedang hamil, dan tahun ini juga tidak bisa karena Dede Fatih tidak bisa ditinggal.
Untuk peserta i'tikaf dikenakan infaq sebesar Rp. 100.000 pada tahun 2011, dan naik menjadi Rp. 150.000 di tahun 2012. Peserta i'tikaf terdaftar, tidurnya di kelas-kelas SDIT. Satu ruangan kelasdiisi sepuluh orang. Sebenarnya bisa tidak membayar tapi sahur dan buka puasa harus kita sediakan sendiri. Disini juga ada laundry atau kita bisa cuci pakaian di kamar mandi sekolah. Buat yang tidak terdaftar sebagai peserta biasanya tidurnya didalam masjidnya. Saat i'tikaf selain tarawih dan Qiyamul Lail, ada juga kajian: ba’da shubuh, dhuha, dzuhur akhwat, ashar, dan ba’da tarawih.
Suatu waktu ketika saya sedang i'tikaf, ada peristiwa lucu. Biasanya Qiyamul Lail diadakan dari jam setengah satu hingga jam tiga malam, dengan bacaan tiga juz per malam. Di tengah-tengah bacaan, ketika saya sedang susah payah menahan kantuk karena siangnya bekerja, seorang jamaah disamping saya menjatuhkan Al-Qur'an dari tangannya. Saya langsung terjaga dan tertawa dalam hati, ternyata ada yang lebih mengantuk dari saya, hihihi.
Bagi saya, berada dalam masjid satu ini membuat saya merasakan kenikmatan yang luar biasa - yang tidak saya rasakan di tempat lain.
Bagi yang mau tahu lebih lanjut tentang masjid ini, bisa melihat web-nya di http://alhikmah-online.com/
***
***
Penulis: Dwi Aryanti
Blog: hamasah-uwi.blogspot.com
*****
Sumber gambar:
http://mujahidallah.wordpress.com/2009/02/19/silaturrahim-ke-dpp-pks-dan-masjid-al-hikmah-jakarta-selatan-ada-2-markas-dakwah-antum-mau-pilih-mana/
https://foursquare.com/v/masjid-al-hikmah/4c4ba44ec8b6b713491c4efb/photos?openPhotoId=52fea91d11d2964d5c84a4be
http://www.dakwatuna.com/2010/09/06/8104/malam-10-000-kali-khatam-al-quran-masjid-al-hikmah/#axzz35QIWSouu
https://foursquare.com/v/masjid-al-hikmah/4c4ba44ec8b6b713491c4efb/photos?openPhotoId=52fea91d11d2964d5c84a4be
http://www.dakwatuna.com/2010/09/06/8104/malam-10-000-kali-khatam-al-quran-masjid-al-hikmah/#axzz35QIWSouu
Semahal itu ya itikafnya. Apakah untuk sedekah juga? Kalau Untuk sahur dan tidur di ruang kelas. Semahal tidur di hotel waktu saya ke jogja. Hiks penasaran pengen banget. Sayang enggak dijabarin 150.000 buat apa saja.
ReplyDeleteKalau dilihat di gambarnya, lumayan pesat juga perkembangan fisik masjidnya, semoga perkembangan kajiannya juga sama-sama berkembang :)
ReplyDeleteMupeng sama program tahsinnya... :(
ReplyDeleteWah artikelku yang kedua sesuai namaku hehe. Makasih ya mba Prima Dita sudah boleh partisipasi ^.^
ReplyDelete@Mbak Nunu: Setau saya, 150 ribu untuk makan sahur dan berbuka selama 10 hari. Jadi 7500 persekali makan. Kalau tidak bayar juga tidak apa-apa, tapi makannya cari sendiri ^.^
@Mbak Asy-Syifa: Iya, aminnn
@Mbak Rosa: iya, aku juga pengen ikutan lagi. Kalau mau tahu lebih lanjut bisa ke webnya di ltq alhikmah ^.^
sippp, bermanfaat sekali mbak, tulisannya ^^
Delete