Friday, June 13, 2014

Traveling in Silence

Beberapa hari yang lalu, saya baca sebuah blog post yang menceritakan betapa si blogger kalang kabut karena iPhone-nya rusak. Kejadian kalang kabut terjadi selama.....kurang dari dua puluh empat jam.

#dang

Okay, saya tahu ada banyak orang di dunia ini yang sebegitu ketergantungan-nya sama gadget. Lucunya, sepanjang yang saya tahu, saya orang yang sangat-sangat tidak peduli sama gadget. So this is the sad truth, maaf banget kalau ada yang pernah Line/Whatsapp/SMS saya terus ga saya respon dalam waktu lebih dari 12 jam, coba diulang, atau telepon aja.

Pertama kali saya punya HP adalah waktu masuk SMA, dan itupun karena saya sekolah di luar kota. Kenyataannya, HP tersebut lebih sering mati karena saya males nge-charge. Saya juga ga sibuk tuh kepingin hp yang gimana-gimana. Pas naik kelas dua dan kelas tiga SMA, HP saya ada kameranya, itu aja saya udah puas. Ketika kuliah, saya lupa sih tapi sama juga, saya ga begitu sibuk gonta-ganti HP, kebalikan dari mantan pacar saya waktu itu, hihihi.

Saking ga begitu peduli sama gadget, saya berencana ga beli SIM Card waktu liburan kemarin. Tentu saja langsung dipelototin sama mama. Hihihi. Sempet sih ga aktifin HP selama dua hari pertama di Vietnam soalnya tiap beli SIM Card yang jual ga bisa bahasa Inggris. Untungnya mama punya nomer HP teman saya, dan di hari ketiga, mama SMS, “Kak, are you still alive? Why don't you text me?” :)))))

According to myself, I like to have silent moments sometimes. Sebelum berangkat ke Malaysia, saya melakukan hal yang buat saya luar biasa: menghapus game dan semua lagu di HP saya. Sounds crazy, right. But it was one of the best decision I ever made. Saya mungkin bukan travel blogger atau fotografer terbaik yang pernah ada, tapi dengan ketiadaan hiburan tersebut, saya 'terpaksa' harus lebih kreatif dalam menikmati keadaan.

Pada perjalanan saya dari Kuala Lumpur-Melaka PP dan Vietnam-Kamboja, saya menghabiskan waktu dengan membaca buku, atau mencicil tulisan di HP. Bosan dengan kedua aktivitas tersebut atau malam sudah menjelang? I embrace the silence. Merenung, berdialog dengan diri sendiri, berdoa, mengamati keadaan sekitar. It's time for me to cherish every single second that I have, realizing that an opportunity to travel and see other part of the world is another form of luxury.

Dunia sudah terlalu ramai dan hiruk-pikuk. Luangkan sedikit waktumu di tiap hari, untuk mendengarkan...apa sih yang sebenarnya kamu mau? :)

Love,
Prima

3 comments:

  1. Betul juga ya kak..
    Selama ini kalo ngerasa lagi sendiri, "game & socmed" jadi teman paling paliiing paliiiing setia :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa aku sempet mati gaya tapi aku kuat-kuat-in, eeeh bisa kok :))
      apalagi selama di Vietnam dan Kamboja, aku ga ada akses internet, cuma ngandelin WiFi. sukses plonga-plongo tapi dibalik itu ternyata ada pelajaran berharga ^^

      Delete
  2. Aku bisa aja sih gak connected lewat gadget. But.. no music in my life, Ican't :D

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...