Monday, December 2, 2013

'Cause Your Dreams Don't Work Unless You Do

“Batas itu cuma ada di pikiran lo”
@melaniesubono

Kemarin saya menghadiri Surabaya Youth Carnival di Sutos. Tujuan awal saya ke acara tersebut awalnya adalah the one and only mas Rene Suhardono. Kapan hari saya nonton video TedX beliau, dan jadi penasaran sama orangnya. Dan bener aja gitu, kocak dan hidup banget penyampaiannya. Hihi.

Tapi yang luar biasa 'ternyata' sesi kedua, yaitu sesi Creativity. Beruntung banget saya ketemu orang baik yang kasih saya kesempatan buat ikut (dapat durian runtuh gitu, karena aslinya saya cuma bayar untuk sesi pertama, yaitu Education) :))


Jujur, saya gatau banyak tentang narasumber di sesi kedua, yaitu Melanie Subono, Shafiq Pontoh, Handry Santiago, dan Usman Hamid. Yang saya kenal (ah elah SKSD) cuma mbak Melanie aja. Tapi setelah dijelasin, oooh ternyata mereka ini orang-orang keren yang menggerakkan social media-nya Indonesia. #lebay #TapiSerius

Ice breaking yang dilakukan sama Pak Handry dan Mbak Melanie langsung 'membangunkan' audiens dari ngantuk-ngantuk lucuk. Kita heboh kenalan sama satu lain, sibuk tepuk tangan dan mengangguk-angguk sembari memperhatikan apa yang disampaikan sama narasumber. Makanya saya jadi ga sempet nge-tweet selama sesi ini, kepala udah sibuk mencerna materi dari narasumber :D

Salah satu cerita yang disampaikan mbak Melanie, yang terwakili sama kutipan diatas, bener-bener membukakan mata saya.


“Kata bokap gue, selama itu halal, gue boleh jadi apa aja yang gue mau.
Misalnya nih, gue mau jadi tukang sapu. Boleh, silahkan.
Asal, ada syaratnya.
Satu, gue harus tunjukin kalau gue cinta sama profesi tukang sapu ini.
Dua, gue harus buktiin kalau gue bisa jadi tukang sapu yang terbaik yang pernah ada.”

Deg! Saya tertegun.

Cerita ini sedikit nyambung sama cerita mas Rene di sesi pagi. Dia cerita tentang dua pamannya yang guru besar FEUI, so then yang namanya profesi terhormat di keluarga mas Rene, kalau ga jadi ekonom ya jadi bankir.

Ketika saya merefleksikan cerita ini ke dalam kasus yang saya alami saat ini, oh Tuhan.. saya masih harus lebih banyak bersyukur. Tante dan ayah saya memang ga memaksakan suatu profesi, tapiii mencep dikit sih saat saya memutuskan untuk mundur dari profesi yang mereka sarankan. Hahahaha. Sedangkan mama saya, mendukung saya 100%, yang penting I prove to the world that I work my a** off to achieve it.

Sampai sekarang pun, saya belum pernah jujur ke tante dan ayah saya tentang my big dream. Karena apa? Karena saya ga suka ditanya sama mereka, “kalau gagal gimana?” Jangankan mimpi terbesar saya yang kayaknya kalau dilihat nih, prosentase saya bisa dapet cuma 10% - but I trust myself – cuma rencana mau sekolah S2 di Inggris aja ditanyain gitu.

Tapi sekali lagi, balik ke omongannya mbak Melanie. Yang bikin suatu batasan itu ya tiada lain dan tiada bukan, diri kita sendiri. Ah, kita cewek, ga lancar bahasa Inggris, ga punya banyak networking, ga didukung orang tua ----- dan kamu masih duduk diem nunggu 'wangsit'? I have a good news: you'll be safe and sound in your comfort zone.

Dengan nyantai-nyantai, kamu ga akan kehilangan suatu apapun kan?

Apa? Kamu kehilangan impianmu?

Jadi, siapa yang salah?

Good, now you know.

Tidak ada satu orang pun diluar sana yang akan bertanggungjawab atas mimpimu, karena mereka ga akan ngerasa rugi kalau kamu tidak mencapainya.


Dream is good when we are dreaming it.
But it's best when it comes true.

Lots of love,
Prima

***Congratulation buat @SurabayaYouth, acaranya keren! Keep the good work, guys!

1 comment:

  1. Mbaknya surabaya kan ? Ngadain kopdar yuk, Surabaya belum pernah hehe

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...