Wednesday, December 11, 2013

5 Reasons Why You Should Attend Ubud Writers & Readers Festival

Jadi ceritanya, ada yang komen di tulisan saya tentang pentingnya writing workshop kemarin (halo Bari ^^).

Sebenarnya rencana menuliskan kenapa kamu harus datang ke Ubud Writers and Readers Festival itu sudah ada sejak saya pulang dari Bali. Tapi rasanya tetep oke untuk ditulis sekarang ya, siapa tahu bisa jadi salah satu event yang sister pertimbangkan di tahun 2014 :)

Sebelumnya, perlu sister ketahui, 2013 adalah pertama kalinya saya menghadiri UWRF. Saya mendengar tentang event ini dari kak Ollie, dan setelah saya ubek-ubek websitenya disini, saya pikir event ini keren banget. Sayangnya, penyelenggaraannya bertepatan dengan hari raya Idul Adha, dan tentunya saya memprioritaskan hari raya dong, jadilah saya cuma disana dua hari saja.

Anyway, tahun 2014, UWRF akan diselenggarakan pada tanggal 8-12 Oktober 2014 – yes, ga nabrak Idul Adha, mudah-mudahan bisa berpartisipasi secara full :D

Nah, karena saya disana cuma dua hari, mohon maaf lahir batin kalau review event-nya belum bisa lengkap banget. Tapi at least ada lima alasan kenapa sister harus datang kesana, yaitu...


Photos courtesy by UWRF website: http://www.ubudwritersfestival.com/

1. It's an event full of art (and refreshing)
Not everything in UWRF is about books. Makanya, usahakan banget nginep di Ubud, bukan di Denpasar seperti saya *toyor diri sendiri. Di event-nya sendiri, banyak sesi yang berhubungan dengan jurnalisme, puisi, film, pokoknya bentuk-bentuk karya sastra itu tidak saklek cuma buku. Sesinya juga ga lama kok, paling banter 2 jam (kecuali yang special workshop). Terus ada juga 'booth' yang memberikan sesi memasak, melukis, atau bahkan berwisata keliling Ubud. Dan, malamnya kita akan dihibur oleh art performances seperti live music atau tari-tarian. Tuh kan, lengkap!

2. It's in Indonesia
Penting ya? Penting banget!!! Karena setahu saya, event sastra segede ini paling dekat cuma di Australia. Jadi ngapain jauh-jauh ke Australia kalau di negeri sendiri ada. Oh ya, UWRF juga turut menjadi promosi industri pariwisata lho, jadi orang ke Bali ga cuma liat pantai, tapi kumpul-kumpul ngomongin sastra. Keren banget kaaan, baca deh liputannya disini.

3. It's in Ubud
Yes, Ubud. A place in Bali without beaches (atau ada?), hehe. Maksud saya, Ubud tuh bagus bangettt.. Dan selama UWRF, tempat-tempat di Ubud berubah jadi lebih kece. Beberapa museum dan art center dijadikan venue workshop, dan panitia menyiapkan shuttle gratis ke venue-venue. Yang asik di Ubud lagi, cuacanya ga kayak di Bali. Masalah banget buat saya (yang kayaknya jadi the only person yang berhijab di banyak sesi – lebay, engga lah). Cuacanya lumayan bersahabat, dan karena udah masuk Oktober kadang mendung atau gerimis gitu.

4. It's affordable
Sehubungan dengan alasan 2 dan 3, datang ke UWRF itu ga perlu pake jual rumah segala ceu. Untuk event segede ini, kita cuma perlu bayar Rp. 110.000 (untuk 1-day pass), dan kita udah bisa datang ke 3-4 sesi. Kalau mau datang ke special workshop, berkisar antara Rp. 150.000, sampai berapa ya, kayaknya ga ada yang sampai sejuta deh (maap lupa).
Untuk budget ke UWRF, I'll make another post special to explain it. Tapi yang pasti, masih bisa nabung lah.

5. It's an international event
Sepanjang pengamatan saya, 70% audiens UWRF berasal dari luar negri, and they are so excited with this event. Mereka rame-rame ngisi bangku paling depan, mengacungkan tangan untuk melontarkan pertanyaan atau feedback, pokoknya bikin saya sedikit ngerasa malu, halo pemuda Indonesia pada kemana aja, masa sih gatau event sekeren ini.. Dan karena ini adalah event internasional, pastikan dari jauh-jauh hari sudah mantengin dan milih sesi yang kamu mau. Contoh buklet acara untuk tahun ini bisa dilihat disini.
Milih sesi penting banget supaya kamu ga ketinggalan panelis favorit kamu, siapa tahu kamu bisa foto bareng sama Don George (Editor at Large, National Geographic Traveler) seperti saya ^^
Oya, jangan berkecil hati kalau bahasa Inggris kamu tidak terlalu lancar. Di berbagai sesi ada penerjemah kok. Dan tentu saja ada banyak sesi yang menggunakan bahasa Indonesia. So, don't worry!

Kalau kamu masih mikir-mikir, main-main aja deh ya ke website-nya: http://www.ubudwritersfestival.com/ atau follow Twitter: @ubudwritersfest untuk update tentang event-nya.

So, see you in UWRF 2014! ;)

Love,
Prima

4 comments:

  1. Terima kasih ya mbak untuk infonya :)
    Perkenalkan, nama panggilan saya Bari mbak. Siti itu nama depan sebagian besar keluarga saya yang putri :p hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ooh oke nanti diedit ya Bari.
      Keluarga mamaku yg perempuan semua juga pakai nama Siti :D

      Delete
  2. Jadi untuk ke event ini harus punya buku gak sih atau artikel penting yang pernah dimuat di media? Atau bebas aja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Lita ^^
      Untuk jadi peserta UWRF, kamu hanya perlu punya minat besar terhadap sastra ;)
      Tapi, kalau kamu punya buku atau pernah nulis artikel, tentunya akan seru untuk berbagi cerita disana bersama partisipan yang lain.

      Berbeda untuk panelis, kamu memang harus mendaftar dulu, dan ada persyaratan tertentu.

      Semoga jawaban saya membantu, see you at UWRF 14! ^^

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...