Blog post ketiga hari ini #busyet
Engga sih, sebenernya yang satu adalah tabungan dari minggu lalu.
Cuma karena saya baru pulang dari Jakarta, baru sempet nge-post hari ini.
Ngapain ke Jakarta, Prim?
Biasa, kulakan...
...kulakan ilmu :))
Ilmu apa?
Ilmu menaklukkan hati mas Putera Mahkota Dubai #teuteup #obsesik
Tapi seriously.
Soalnya kan mas Putera Mahkota suka berpuisi, jadi akik mesti belajar sastra juga dong, siapa tau bisa mengambil hati mase yang binal-binal ganteng ini..
#Oke #Abaikan
Mari kita kembali kejalan yang benar pokok pembicaraan ^^/
Tepat saat saya menulis ini, saya baru nyadar, bahwa seperti juga rejeki dan jodoh, ilmu itu mesti dikejar. Dan seringnya butuh investasi: 1. Dana; 2. Waktu; 3. Tenaga. Sementara saya belum mendapat kesempatan untuk S2, atau workshop apapun itu diluar negri, I am feeling grateful karena di Indonesia ini ga kurang-kurang seminar atau workshop yang sesuai dengan minat kita. Tinggal dicari yang waktu dan budget-nya cocok, cusss cin.
Nah, salah satunya ya kemarin Sabtu-Minggu itu. Saya menghadiri Indonesian Readers Festival 2013 (IRF) yang diselenggarakan oleh Goodreads Indonesia. Sabtu, ikut Writing Clinic-nya Femina. Minggu, ikut Creative Writing sama mas Ahmad Fuadi.
Engga sih, sebenernya yang satu adalah tabungan dari minggu lalu.
Cuma karena saya baru pulang dari Jakarta, baru sempet nge-post hari ini.
Ngapain ke Jakarta, Prim?
Biasa, kulakan...
...kulakan ilmu :))
Ilmu apa?
Ilmu menaklukkan hati mas Putera Mahkota Dubai #teuteup #obsesik
Tapi seriously.
Soalnya kan mas Putera Mahkota suka berpuisi, jadi akik mesti belajar sastra juga dong, siapa tau bisa mengambil hati mase yang binal-binal ganteng ini..
#Oke #Abaikan
Mari kita kembali ke
Tepat saat saya menulis ini, saya baru nyadar, bahwa seperti juga rejeki dan jodoh, ilmu itu mesti dikejar. Dan seringnya butuh investasi: 1. Dana; 2. Waktu; 3. Tenaga. Sementara saya belum mendapat kesempatan untuk S2, atau workshop apapun itu diluar negri, I am feeling grateful karena di Indonesia ini ga kurang-kurang seminar atau workshop yang sesuai dengan minat kita. Tinggal dicari yang waktu dan budget-nya cocok, cusss cin.
Nah, salah satunya ya kemarin Sabtu-Minggu itu. Saya menghadiri Indonesian Readers Festival 2013 (IRF) yang diselenggarakan oleh Goodreads Indonesia. Sabtu, ikut Writing Clinic-nya Femina. Minggu, ikut Creative Writing sama mas Ahmad Fuadi.
Agaknya
akhir-akhir ini saya sedikit keranjingan sama seminar menulis ya,
padahal Oktober lalu baru aja menimba ilmu di Ubud Writers and Readers
Festival (UWRF). Memang sih, kalau ada yang ber-negative thinking pasti
mikir, seminar mulu kapan nulisnya?
Lha,
justru itu. Basically saat saya datang ke sebuah workshop, saya ga
terlalu ngejar 'how', atau teknis – dalam contoh ini, teknis menulis.
Banyak yang bisa dipelajari otodidak, dan lebih seru saat praktik.
Mending ikut kelas aja sekalian. Tapi, waktu datang UWRF itu saya baru
memahami kenapa penulis mesti datang ke workshop/seminar/pelatihan
menulis. Here we go..
1. Mengikuti Perkembangan
Yup,
dengan menghadiri event seperti ini, kita mendapatkan informasi tentang
apa sih yang lagi hangat di dunia secara umum, dan di dunia kepenulisan
secara khusus. Di UWRF, saya lumayan dapat wawasan tentang tren sastra;
dan di IRF saya mendengar tentang genre baru: fiksi kuliner. Waaah,
'makanan' apa tuh fiksi kuliner? Ini dia serunya. Meski hal-hal seperti
ini juga bisa aja kita ikuti di media-media lainnya, pasti beda
sensasinya kalau mendengar langsung dari pakarnya. Masalah mau
diaplikasikan ke kehidupan kita, terserah aja, kembali ke pribadi
masing-masing :)
2. Mengumpulkan Motivasi
Ini
yang paling terasa buat saya, melihat ada orang-orang yang berhasil di
bidangnya (let say: jurnalis, novelis, penyair, dll) mendorong saya
untuk kembali menulis. Satu hal yang HARUS kita ingat, dan itu
benar-benar menjadi reminder buat saya pribadi: mereka semua berproses.
Nobody write a best seller novel in a night. Hambok pikir Bandung
Bondowoso?
Hal ini, kadang dilupakan oleh
kita. Berlaku untuk apapun: mau jadi orang sukses di bidang apapun ya
mesti KONSISTEN, tekun, belajar terus! Makanya, kemarin dikasih
tantangan sama mas Fuadi, 'Yuk nulis novel, sehari SATU halaman aja,
tapi harus TIAP HARI. Kalau berhasil, setahun jadi 1 novel setebal 365
halaman.'
Selain tujuan, frekuensi juga
penting buat saya. Bertahun-tahun – yak mulai lebay – saya sadar bahwa
semangat saya ini umurnya dua bulan. Jadi kalau udah lebih dari dua
bulan, harus cari suntikan semangat. Masalahnya, semangat ga bisa dibeli
di mini market bo'. Jadi harus nyari-nyari workshop/seminar/pelatihan.
Ga harus spesifik tentang menulis, kadang motivasi atau inspirasi bisa
ditemukan di event-event yang lebih sarat muatan 'hiburan'. (seperti
acaranya Dove yang bisa dibaca disini).
Pokoknya,
don't stop learning! Mumpung masih ada waktu dan tenaga, kejar
kesempatan belajar dimana aja. You just never know when the opportunity
knock, so you have to create the door first.
Kalau kamu, apa nih workshop/seminar/pelatihan terakhir yang kamu datangi? ;)
Love,
Prima
Mbak kemarin ikut UWRF? Kapan-kapan posting cerita tentang UWRFnya dong mbak sama ilmu yang didapet juga boleh :D
ReplyDeleteHai dear :)
DeleteUdah pernah nulis bahasan UWRF disini:
http://theprimadita.blogspot.com/2013/10/blossom-hijab.html
http://theprimadita.blogspot.com/2013/10/lets-get-lost.html
Soon mau nulis ttg persiapan kalau mau datang UWRF, stay tune ya ;)