Thursday, June 25, 2015

Hadits untuk Ibu (4)

“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai nabimu, mencintai keluarga nabi dan membaca Al-Qur'an.” (HR. Ath-Thabrani)

Sister yang sudah menyimak hadits sejak senin kemarin, pada merhatiin daftar pustaka ga nih? Saya menyengajakan baca buku ini karena ingin membagikan pelajarannya kepada sister. Semoga pahala dilimpahkan kepada bapak penulis, amiiin insyaAllah.

Sebelum memasuki pelajarannya – cieh – saya mau share sedikit pengalaman nih. Beberapa hari yang lalu, saya pergi ke mall dan disana sedang ada event kompetisi menyanyi untuk anak-anak. Duileh kecil-kecil nyanyinya pada lagu orang gede; bahkan ada anak hampir remaja yang nyanyi lagu Cinta Sejati-nya BCL! Di waktu yang sama, ada satu keluarga yang lewat disamping panggung. Keluarga biasa: bapak, ibu, anak laki-laki dan anak perempuan. Yang berbeda, ibunya bercadar, dan anak perempuannya berkerudung lebar. Tebak siapa yang jadi pusat perhatian? Yes, keluarga biasa tersebut.

Saya tahu, diluar sana, mulai banyak orang tua yang bangga jika anaknya bisa jadi hafidz. Alhamdulillah, allahu akbar. Tapi saya juga tahu, hal itu masih sangat kecil presentasenya dibandingkan ibu yang dandanin anaknya dengan rok mini dan sepatu berhak tinggi warna pink, lengkap dengan lipstik merah tebal dan bulu mata palsu. HELLO?! Sedihnya, saya juga mengalami masa kecil seperti itu, sister. Untung kemudian saya masuk SD islam dan saya mulai malu kalau mengenakan backless dress (ya Allah, kecil-kecil udah seksi bener, prim?).

Silahkan mempertimbangkan bagaimana kita akan mendidik anak kita, tapi satu pelajaran ini, insyaAllah akan tetap berguna – because it's never too early to introduce our kids to his/her Creator.

Jadi, menurut buku ini, janin dalam kandungan sudah bisa diajarkan untuk menyimak Al-Qur'an sejak berumur 18 minggu atau memasuki bulan kelima. Metode mengajarkan Al-Qur'an ini ternyata bisa mempererat hubungan suami-istri juga, karena peran ayah sangat dibutuhkan.

Begini caranya:
a. Ibu duduk atau tidur dalam posisi yang enak.
b. Temukan posisi kepala bayi di kandungan ibunya.
c. Ayah atau ibu memulai dengan mengucapkan salam dan mengatakan, “nak, ayo belajar”.
d. Mengawali dengan menyebut “Allah” dan “Muhammad”, sebanyak tiga kali, diulang beberapa kai dalam sehari.
e. Perlahan-lahan ditingkatkan dengan membacakan Al-Fatihah, surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, dan lain-lain. Ayah juga bisa menambah dengan sering-sering melantunkan adzan dan iqomah; serta kalimat thoyyibah (subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar, dan seterusnya).
f. Kedua orang tua juga dianjurkan melafalkan doa sehari-hari dengan jelas, seperti doa sebelum dan sesudah makan, doa untuk orang tua, dan sebagainya.
g. Ibu dan ayah bisa bergantian membaca Al-Qur'an, terutama pada waktu-waktu sebelum ibu tidur.

Ketika anak lahir, langkah-langkah diatas bisa diaplikasikan juga, sedangkan (g) bisa dilakukan untuk menina-bobokkan si anak. MasyaAllah, indahnya sebuah rumah dimana lantunan Al-Qur'an selalu menghiasi.

Jadi, siapa yang mau memberikan pendidikan Al-Qur'an untuk calon debay mulai hari ini? ;)

For all the great parents (or to-be),
Prima

Daftar Pustaka
A.Y., Mustofa. 2002. Panduan Mengajar Bayi Anda Membaca Al-Qur'an Sejak dalam Kandungan. Ambarawa: PGTQA

3 comments:

  1. Duh, baca tahapan2 mengajari anak Al-Qur'an sejak dalam kandungan kok bikin bayangin yang 'iya-iya' ya mbak. Ahahahaah

    ReplyDelete
  2. Bagus banget Prim rangkumannya ❤ kok dari kemaren nggak kepikiran ya baca doa sehari2 dengan suara jelas hehehe... Habis ini mau rajin2 'mencari' posisi kepala bayeknya dimana, soalnya tiap USG pindah2 terus XD thanks for sharing yaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ya itu mbak Tiii, berhubung aku sendiri belum pernah hamil jadi ga bisa ngebayangin 'posisi kepala bayi' itu gimana :)) tapi insyaAllah bisa diaplikasikan sesuai kondisi masing2 kok. semangat jadi ibu yg hebat, mbak! :*

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...