“Demi Zat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, bahwa sesungguhnya anak yang mati karena keguguran itu akan menarik ibunya masuk ke dalam surga dengan tali pusarnya, apabila ibunya pasrah (kepada Allah).” (HR Ibnu Majah dan Ahmad)
Melanjutkan bahasan kemarin, saya tahu ada beberapa kawan saya yang mendapatkan ujian ini. Bahkan ibu saya juga pernah mengalaminya, tapi alhamdulillah sesudah kejadian itu, saya diberi rezeki - tidak hanya satu atau dua, tapi tiga orang adik yang lucu-lucu. Ada yang udah punya pacar pula, kakaknya kapan yak. #eaaa
Saya pernah mendengar beberapa cerita tentang kisah keguguran, yang katanya-katanya gitu deh. Wallahu a'lam, kebenaran hanya milik Allah semata. Satu yang saya yakini, sebenarnya kita tidak pernah memiliki apa-apa kok, bahkan anak yang kita pikir milik kita pun, bukankan sebenarnya mereka adalah titipan Allah? Jadi kalau titipannya itu diambil lagi, ada dua kemungkinan: menurut Allah kita belum siap untuk dititipi, atau menurut Allah kita pantas mendapat titipan yang lebih baik. Kita termasuk yang mana? Entahlah, tetapi tawakkal dan memperbaiki ibadah (berdua, suami dan istri) insyaAllah adalah usaha yang lebih baik daripada mengutuk keadaan :)
Melanjutkan bahasan kemarin, saya tahu ada beberapa kawan saya yang mendapatkan ujian ini. Bahkan ibu saya juga pernah mengalaminya, tapi alhamdulillah sesudah kejadian itu, saya diberi rezeki - tidak hanya satu atau dua, tapi tiga orang adik yang lucu-lucu. Ada yang udah punya pacar pula, kakaknya kapan yak. #eaaa
Saya pernah mendengar beberapa cerita tentang kisah keguguran, yang katanya-katanya gitu deh. Wallahu a'lam, kebenaran hanya milik Allah semata. Satu yang saya yakini, sebenarnya kita tidak pernah memiliki apa-apa kok, bahkan anak yang kita pikir milik kita pun, bukankan sebenarnya mereka adalah titipan Allah? Jadi kalau titipannya itu diambil lagi, ada dua kemungkinan: menurut Allah kita belum siap untuk dititipi, atau menurut Allah kita pantas mendapat titipan yang lebih baik. Kita termasuk yang mana? Entahlah, tetapi tawakkal dan memperbaiki ibadah (berdua, suami dan istri) insyaAllah adalah usaha yang lebih baik daripada mengutuk keadaan :)
Hugs,
Prima
Daftar Pustaka
A.Y., Mustofa. 2002. Panduan Mengajar Bayi Anda Membaca Al-Qur'an Sejak dalam Kandungan. Ambarawa: PGTQA
Catatan: ketika saya menulis blog post ini, saya sendiri merasa sedih dan sakit... Tapi saya tidak akan berbohong, dengan mengatakan bahwa saya bisa merasakannya karena memang tidak pernah (semoga pun tidak akan pernah). I know it is easier said than done, all I can do is just pray semoga Allah memberi sister kesabaran dan menggantikannya dengan yang lebih baik :)
artikel bermanfaat
ReplyDelete