Thursday, June 11, 2015

Refleksi Semester Pertama

Selamat hari kamis yang tidak manisss karena besok adalah hari Jum'at yang artinya deadline draft tugas UAS. AAAAAAAAAAAK BISA GILAAAAA.

Maaf kelepasan, pemirsa.

Anyway, berhubung saya sedang rehat dari mengerjakan tugas-tugas UAS (otak buntu nih, HELP MEEE), saya pingin menceritakan refleksi saya selama semester pertama ini. Siap-siap ya, insyaAllah post ini akan cukup panjang, huehehehe.

1. Saya Rindu Bekerja
Ya Allah, sumpah kangen banget sama yang namanya pola hidup 9 to 5, dan terutama sama gajinya. EAAA. Maklum namanya mahasiswa beasiswa (…..dari orang tua :p), apa-apa harus serba irit. Akhir pekan kemarin, saya pingin beli sepatu, dan saya harus mikir seribu kali ngitungin harga jual sesudah diskon padahal udah 30% aje. Dulu waktu masih kerja, mana pernah mikir diskon. Selama sisa duit di rekening masih cukup buat beli bensin sampai akhir bulan, cuss langsung bawa ke kasir. Huhuhu.
Saya juga kangen sama rekan-rekan kerja, terutama ritual makan siang diluar kantor tiap hari kamis. Duh, Yeremia, Lesya, Lydia, Marissa, do you miss me too? Oya, bulan lalu bos saya yang super baik hati berulangtahun. Terhitung dua kali saya ikut makan-makan, yaitu tahun 2013 dan 2014. Tahun lalu kalau ga salah saya yang milih tempatnya, di Sushi Tei, Ciputra World Surabaya #OgahRugi #MumpungDitraktir :)))
Barangkali saya juga kangen sama hasil kerja saya, seperti saya ceritakan di post ini. Ada alasan lain yang membuat saya memikirkan hal ini, yaitu...

2. Saya Merasa Serba Salah
It IS very hard to change my mindset to be a student, indeed. Terutama setelah terakhir kali saya megang buku kuliah itu akhir 2011, dan #jengjeng saya harus bikin essay sebagai syarat mendaftar S2, dan begitu masuk kuliah di bulan Februari, kemampuan otak saya langsung digeber habis-habisan. Ringkasan materi, review jurnal dan buku, paper, proposal dan laporan penelitian... Dag dig dug duer, daia! #BukanPromosi
Udah gitu, ternyata membuka mata hati ini untuk melihat fenomena yang layak untuk diperbincangkan (kok kayak silet prim...) itu astaghfirullah, bikin pingin garuk-garuk aspal deh. Bukan berarti itu sulit, tapi untuk yang layak diperbincangkan di ruang kelas, nah itu yang tidak terlalu mudah, terutama untuk saya. Phenomenon is everywhere, but the one that really useful to be applied for our study... HUFT. Selama satu semester ini, ga terhitung berapa kali saya (atau teman-teman) ganti judul tugas karena yang a terlalu sosiologi, b terlalu psikologi, c terlalu manajemen – belum lagi kalau dosen bilang “wah ini bukan kelasnya mahasiswa S2, ayo cari lagi yang lebih makro (atau mikro, sometimes, tergantung konteks).” Rasanya pingin nginep di perpus saking harus pelan-pelan bacain satu persatu buku yang mungkin bisa membantu.
Tapi, saya masih harus banyak bersyukur karena menurut saya, otak saya masih oke untuk diajak kerjasama. Paling enggak, saya bisa sedikit pede untuk bilang, yaaaaa saya ga bodoh-bodoh amat buat ukuran angkatan saya. Hanya saja, in case you wondering, I do read a lot, or at least forcing myself to read. No sacrifice, no victory! *salaman sama Sam Witwicky*

3. Saya Merasa Serba Salah (Bagian Dua)
When you study, your teacher don't want to hear if you don't like the subject or not. Betchul???
Hal demikian terjadi pula di S2. Ketika awal masuk kuliah, saya merasa harus open my mind. Saya harus melihat segalanya dengan sudut pandang gelas yang setengah kosong – stay hungry, stay foolish. #SungkemSamaOpaSteveJobs Tapi sekali lagi, ternyata hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sejak S1, saya memang lemah di materi yang berhubungan dengan media massa, apalagi karena saya ambil peminatan Komunikasi Bisnis. Eh ternyata, satu semester kuliah ini masih gagal mengubah state of knowledge saya tentang media massa. Pikirannya masih lebih ke pemasaran terus. Untungnya sih, saat ini saya ambil peminatan Manajemen Komunikasi, jadi lebih ke korporat gitu.. Hanya saja, keadaan ini cukup mengganggu saya dalam menghadapi mata kuliah yang membutuhkan pengetahuan mendalam tentang media massa. HIKS HIKS.

4. Saya Mendapatkan Teman-teman yang Luar Biasa
Alhamdulillah, Allah Maha Baik. Ia tidak membiarkan semangat saya habis dilumat masalah. Ia menghibur saya, salah satunya adalah lewat teman-teman yang tidak hanya gemar memotivasi, tapi juga 'memotivasi' untuk hal-hal yang sedikit melenceng. Kembalilah ke jalan kebenaran, guys! Mulutnya pada lucak yaaa, hahahahaha. Selalu ketawa kalau ingat obrolan-obrolan makan siang. Meski ya ada juga sih teman yang bikin hati terus mengucap istighfar, you know who you are, hihihi.

5. Saya Menemukan Penghiburan
Selain teman-teman, saya juga berkesempatan mendapatkan recharge energi lewat pengajian. Tidak banyak memang, tapi kalau dirata-rata sebulan sekali, dan tidak main-main, yang ngisi ada Teh Ninih, Peggy Melati Sukma, Ustadz Yusuf Mansur, Benefiko, dan lain-lain. Partner pengajiannya juga seru, biasanya sama teman saya yang cantik jelita, namanya Sakinah (...mawaddah wa rahmah :p), kadang juga sama Voetti (teman satu kelas, satu peminatan), atau ada teman lain yang janjian ketemu disana.
Sebenarnya saya merindukan suasana pengajian Hijabee Surabaya, seperti yang pernah saya ceritakan di post ini. Apalagi ustadz-nya udah kenal karakter kami, dan saya juga pernah konsultasi secara pribadi. Tapi dari segi materi, pengajian di Jogja lebih beragam. Kapan-kapan saya share ya di blog, insyaAllah ;)

6. I'm a Discussion-Freak!
Dua bulan terakhir, saya mulai rutin mengikuti kajian-kajian, seperti kajian dari IIS (Institute of International Studies), dan sudah sekali menghadiri kajian dari Pusat Studi Asia Tenggara. Saya juga pernah berdiskusi dengan beberapa orang yang bertugas di Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian. Busyet, kurang kerjaan prim? Haha. Tapi nih, meski sampai sekarang saya belum merasa mendapat manfaat secara langsung, saya positive thinking bahwa ilmu-ilmu yang saya dapatkan tersebut akan berguna di masa depan. Mungkin tidak untuk studi saya, but hey I still have a long way after graduation :)

7. I'm a Peer Counselor Now
Hari jum'at lalu, saya dinyatakan 'lulus' setelah mengikuti pelatihan konseling selama lima minggu terakhir. Buat saya pribadi, saya membutuhkan pelatihan ini untuk belajar mengasah sense of listening saya yang kacrut banget. Saya sih sebenarnya belum terlalu pede untuk menerima konseling, tapi berhubung salah satu impian saya adalah mendirikan biro konseling (baca deh post ini), jadi... siapa yang mau jadi kelinci percobaan saya? ;)

Wew, ga kerasa udah 1000 kata aja.. Coba kalau bisa selancar ini waktu ngerjain tugas, bisa deh IP 4. AMIN AMIN ya Allah.. Oya, saya sedikit khawatir sama IP saya nih, tapi ya sudah pasrah saja deh. Mohon doanya ya sister, semoga IP saya lumayan memuaskan, dan saya bisa melanjutkan semester berikutnya (kan siapa tahu ada yang ngajak nikah pas liburan, hahaha). Have a great week ahead!

Lots of love,
Prima

7 comments:

  1. Didoain ada yang ngajak nikah kak :)) hehehe

    ReplyDelete
  2. Superbbb bundo.. lanjuuttt.. beberapa jam menuju jumat

    ReplyDelete
    Replies
    1. akhirnya jumat jugaaa!!
      rehat dulu bentar, terus mau ngerjain sistor ah, hihi.

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. semua mulutnya lucak kecuali aku *pasang tampang malaikat* mwahahahaha

      Delete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...