Serunya kursus bahasa asing di kelas... (Pic source) |
Akhirnyaaa, sesi (?) terakhir dari blog post saya tentang belajar bahasa asing/Inggris dalam minggu-minggu ini. Semoga sesudah sister membaca dan mempraktikkannya, kalau ketemu saya suatu hari nanti, bisa ngobrol cas-cis-cus dalam bahasa Inggris, insyaAllah.
Kalau bagian pertama lebih kepada motivasi, dan bagian kedua lebih ditujukan untuk sister yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris; kali ini saya akan mencoba memberikan pandangan untuk sister yang sedang bingung: ambil kursus bahasa asing di kelas, atau privat ya???
Seperti saya pernah ceritakan di post ini, saya tidak pernah mengikuti kursus bahasa Inggris sebelumnya. Sejauh ini saya cuma belajar di klub debat, baca buku-nonton film-dengerin musik, praktik sama orang asing, yaaa gitu-gitu aja. Tapi saya pernah mengikuti kursus bahasa Jerman secara privat (sendirian) dan kursus bahasa Korea di kelas beranggotakan sekitar 10 orang.
Nah, hal pertama yang prinsipil ketika sister belajar bahasa asing di lembaga kursus adalah, pastikan murid di kelas sister maksimal 12 orang. Kenapa 12? Sebenarnya sih, 12 sudah terlalu banyak, tapi kadang untuk alasan efisiensi dan ekonomisasi (…), jadi lembaga kursus harus menambah kuota dari murid per kelas.
Kalau buat saya pribadi, semakin sedikit jumlah murid di kelas, ada baik-buruknya. Baiknya, tutor bisa memberikan perhatian lebih banyak untuk masing-masing murid. Buruknya, kita jadi kekurangan kompetitor – yang dalam hal ini bisa jadi motivasi atau teman kita dalam berlatih. Dulu sih, saya ngerasa paling kuper di kelas bahasa Korea, habisnya saya cuma ngerti Super Junior! Tapi untungnya, dengan bantuan teman-teman sekelas, saya jadi punya referensi lebih banyak tentang budaya Korea.
Hal kedua, adalah tujuan sister belajar bahasa Inggris. Kalau sister sekedar kursus untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, saya sarankan untuk mengikuti kursus di kelas. Tapi, kalau sister memiliki tujuan tertentu, dengan kebutuhan bahasa yang spesifik juga, sebaiknya menambah dengan kursus privat. Misalnya, waktu saya kursus bahasa Jerman, saya ingin menjadi volunteer di World Cup 2006. Jadi, saya dan tutor mengkhususkan pembelajaran mengenai olahraga.
Hanya saja, kursus privat memiliki kekurangannya sendiri. Selain biasanya lebih mahal, kursus privat berpotensi kurang serius apalagi kalau kita sudah akrab dengan tutornya. Huehehehehe. Tapi jangan berkecil hati, beberapa lembaga kursus yang menyediakan layanan kursus privat sudah menyiapkan standarisasi dan sister bisa mencapai tingkat yang sama dengan kursus di kelas.
Jadi, sekarang tinggal menyesuaikan dengan anggaran dan jadwal sister. Kalau memang sister terikat pekerjaan dan tidak memungkinkan untuk mengikuti kursus di kelas, maka privat menjadi satu-satunya pilihan. Atau kembali lagi, belajar sendiri di rumah. Yang mana yang sister pilih, yang paling penting tetaplah satu: practice! Selamat belajar!
Love,
Prima
Kalau bagian pertama lebih kepada motivasi, dan bagian kedua lebih ditujukan untuk sister yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris; kali ini saya akan mencoba memberikan pandangan untuk sister yang sedang bingung: ambil kursus bahasa asing di kelas, atau privat ya???
Seperti saya pernah ceritakan di post ini, saya tidak pernah mengikuti kursus bahasa Inggris sebelumnya. Sejauh ini saya cuma belajar di klub debat, baca buku-nonton film-dengerin musik, praktik sama orang asing, yaaa gitu-gitu aja. Tapi saya pernah mengikuti kursus bahasa Jerman secara privat (sendirian) dan kursus bahasa Korea di kelas beranggotakan sekitar 10 orang.
Nah, hal pertama yang prinsipil ketika sister belajar bahasa asing di lembaga kursus adalah, pastikan murid di kelas sister maksimal 12 orang. Kenapa 12? Sebenarnya sih, 12 sudah terlalu banyak, tapi kadang untuk alasan efisiensi dan ekonomisasi (…), jadi lembaga kursus harus menambah kuota dari murid per kelas.
Kalau buat saya pribadi, semakin sedikit jumlah murid di kelas, ada baik-buruknya. Baiknya, tutor bisa memberikan perhatian lebih banyak untuk masing-masing murid. Buruknya, kita jadi kekurangan kompetitor – yang dalam hal ini bisa jadi motivasi atau teman kita dalam berlatih. Dulu sih, saya ngerasa paling kuper di kelas bahasa Korea, habisnya saya cuma ngerti Super Junior! Tapi untungnya, dengan bantuan teman-teman sekelas, saya jadi punya referensi lebih banyak tentang budaya Korea.
Hal kedua, adalah tujuan sister belajar bahasa Inggris. Kalau sister sekedar kursus untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, saya sarankan untuk mengikuti kursus di kelas. Tapi, kalau sister memiliki tujuan tertentu, dengan kebutuhan bahasa yang spesifik juga, sebaiknya menambah dengan kursus privat. Misalnya, waktu saya kursus bahasa Jerman, saya ingin menjadi volunteer di World Cup 2006. Jadi, saya dan tutor mengkhususkan pembelajaran mengenai olahraga.
Hanya saja, kursus privat memiliki kekurangannya sendiri. Selain biasanya lebih mahal, kursus privat berpotensi kurang serius apalagi kalau kita sudah akrab dengan tutornya. Huehehehehe. Tapi jangan berkecil hati, beberapa lembaga kursus yang menyediakan layanan kursus privat sudah menyiapkan standarisasi dan sister bisa mencapai tingkat yang sama dengan kursus di kelas.
Jadi, sekarang tinggal menyesuaikan dengan anggaran dan jadwal sister. Kalau memang sister terikat pekerjaan dan tidak memungkinkan untuk mengikuti kursus di kelas, maka privat menjadi satu-satunya pilihan. Atau kembali lagi, belajar sendiri di rumah. Yang mana yang sister pilih, yang paling penting tetaplah satu: practice! Selamat belajar!
Love,
Prima
No comments:
Post a Comment