Lagi-lagi untuk entah keberapa kalinya, saya menghabiskan malam minggu kemarin dengan membuat anak orang nangis… Tenang, saya ga lagi mem-bully atau nabokin seseorang kok. Nabokin sih, dikit, pakai kata-kata :)))
Itulah, akhir-akhir ini ‘praktek’ konsultasi saya semakin ramai dengan adanya teman-teman yang baru hadir di kehidupan saya. Belum tau kan, kalau saya buka praktek dokter cinta 24 jam? Mottonya, insyaAllah ada solusi *salaman sama Mama Dedeh*
Awalnya, sekitar pertengahan tahun lalu, saya bertanya pada seorang sahabat tentang kelebihan saya. Dia bilang, “you are a good listener.” Saya tercengang dibuatnya, karena saya jelas sadar bahwa saya lebih suka bicara daripada mendengar. My bad, which I really want to change. Tapi dia bilang, sebenarnya saya pay a good attention to details. Kalau saya lagi fokus, saya cukup dengerin orang ngomong satu atau dua kali, dan saya akan mengingatnya selamanya. Bahkan ketika dia sendiri sudah lupa dengan kata-kata tersebut. Kata kuncinya: kalau saya lagi fokus ya :p
Seorang sahabat yang lain juga pernah mengatakan, “suka deh kalau curhat sama mbak prim, solusinya praktis, fokus pada permasalahannya.” Cieh, kayak sok iyes aja lu prim. Nah emang sebenarnya saya kurang suka bertele-tele; saya juga bukan orang yang perasa; dan saya takut banget kalau memberi solusi yang tidak bisa digunakan oleh dia. Yang saya yakini, satu-satunya orang yang benar-benar tahu pokok permasalahan yang sedang dialami ya cuma orang yang sedang mengalaminya. Tapi biasanya karena galau, hal-hal itu tertutupi oleh kabut di pemikirannya #halah
So, when you have a problem, actually you already know the solutions. But you’re just feeling unsure, and you need somebody to tell you that you will do the right thing – which you already intended to. Get the picture?
Pic from here. |
Lalu,
apa sih yang bisa bikin seseorang yakin dengan keputusan yang akan dia
ambil? Karena dia melihat contoh. Bahasa ilmiahnya, studi kasus – cieh –
lengkap dengan konsekuensi yang ada didepannya. Inilah yang sering
tidak kita ketahui. Mikirnya, kalau sedang punya masalah, udahlah hidup
kita yang paling beraaat. Padahal diluar sana, begitu banyak orang
sedang mengalami masalah yang sama (atau bahkan lebih berat) DAN
hidupnya sehat wal’afiat. Makanya, saya pernah tulis disini,
banyak-banyaklah belajar dari pengalaman orang lain. Kita tidak perlu
mengulangi kesalahan yang sama. Biar hemat waktu dan hemat energi gitu
lhoh.
Berdasarkan cerita panjang lebar diatas, sebenarnya saya ingin sekali melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Psikologi. Saya ingin sekali bisa memberikan saran secara profesional. Saya ingin apa yang keluar dari mulut saya bisa dipertanggungjawabkan karena ada landasan ilmunya. Saya juga ingin apa yang terjadi pada seseorang bisa saya pelajari latar belakang-nya, karena harusnya ada science yang bisa menjelaskan pola perilaku seseorang. #DuilehBeratBangetPrim
Tapi, setelah saya pertimbangkan dengan masak-masak, saya akhirnya memilih untuk kembali ke Jurusan Ilmu Komunikasi. Meski komunikasi bukan panasea alias sesuatu yang bisa dikambinghitamkan saat terjadi masalah (Pak Dedy Mulyana bangeeet…), tapi dengan adanya proses komunikasi yang lebih baik, potensi konflik sangat mungkin diminimalisasi kok.
Ngomongin konflik, salah satu masalah yang paling banyak dicurhatin ke saya tentunya adalah percintaan. Honestly saya lebih suka menerima curhatan masalah karir, tapi sadar diri memang pengalaman masih dangkal jadi yaudindehcyin. Padahal kan saya jomblo juga yak, kenapose pada suka banget curhat sama saya sih?
Nah, secara memang umur sudah tua matang, yang datang ke saya biasanya ujung-ujungnya bahas tentang pernikahan. Meski saya belum menikah, alhamdulillah Allah berbaikhati memberikan saya kesempatan untukkepo mendapatkan banyak pelajaran dari
pernikahan orang-orang di sekitar saya. Jadi yaaa, saya lumayan bisa
memberikan wawasan baru terutama dari sudut pandang orang-orang yang
sudah pernah mengalami kisah hidup serupa.
Kabar baiknya, buat you-you yang pingin menikah pada usia relatif muda, do you know that according to GoGirl! Magazine (February 2014), the trend of getting married in young age is increasing? Sekitar 33,6% pernikahan di Indonesia terjadi pada usia 20-24 tahun, dan bahkan 41,9% pasangan menikah pada usia 15-19 tahun!!! Wew. Sayangnya, Kementerian Agama mencatat 80% dari 212.000 kasus perceraian berasal dari rumah tangga usia muda. Alasannya adalah emosi tidak terkendali, cekcok, juga ketidaksiapan secara psikis dan ekonomi.
Berdasarkan cerita panjang lebar diatas, sebenarnya saya ingin sekali melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Psikologi. Saya ingin sekali bisa memberikan saran secara profesional. Saya ingin apa yang keluar dari mulut saya bisa dipertanggungjawabkan karena ada landasan ilmunya. Saya juga ingin apa yang terjadi pada seseorang bisa saya pelajari latar belakang-nya, karena harusnya ada science yang bisa menjelaskan pola perilaku seseorang. #DuilehBeratBangetPrim
Tapi, setelah saya pertimbangkan dengan masak-masak, saya akhirnya memilih untuk kembali ke Jurusan Ilmu Komunikasi. Meski komunikasi bukan panasea alias sesuatu yang bisa dikambinghitamkan saat terjadi masalah (Pak Dedy Mulyana bangeeet…), tapi dengan adanya proses komunikasi yang lebih baik, potensi konflik sangat mungkin diminimalisasi kok.
Ngomongin konflik, salah satu masalah yang paling banyak dicurhatin ke saya tentunya adalah percintaan. Honestly saya lebih suka menerima curhatan masalah karir, tapi sadar diri memang pengalaman masih dangkal jadi yaudindehcyin. Padahal kan saya jomblo juga yak, kenapose pada suka banget curhat sama saya sih?
Nah, secara memang umur sudah tua matang, yang datang ke saya biasanya ujung-ujungnya bahas tentang pernikahan. Meski saya belum menikah, alhamdulillah Allah berbaikhati memberikan saya kesempatan untuk
Kabar baiknya, buat you-you yang pingin menikah pada usia relatif muda, do you know that according to GoGirl! Magazine (February 2014), the trend of getting married in young age is increasing? Sekitar 33,6% pernikahan di Indonesia terjadi pada usia 20-24 tahun, dan bahkan 41,9% pasangan menikah pada usia 15-19 tahun!!! Wew. Sayangnya, Kementerian Agama mencatat 80% dari 212.000 kasus perceraian berasal dari rumah tangga usia muda. Alasannya adalah emosi tidak terkendali, cekcok, juga ketidaksiapan secara psikis dan ekonomi.
Pic from here. |
What I want to say here is, dengan kenyataan di lapangan seperti ini, kebutuhan akan konsultan pernikahan
menjadi semakin tinggi. Dan di bidang itulah saya ingin mengisi
dan berkontribusi. Apalagi, tidak seperti di Malaysia, di Indonesia
tidak ada sertifikasi kursus pernikahan. Orang bisa nikah ‘begitu saja’
tanpa perlu memiliki ilmu tentang pernikahan itu sendiri.
Saya mengagumi mas Indra Noveldy, pendiri SekolahPernikahan(dot)com. Kalau ga salah, beliau lulusan akuntansi tapi kemudian ‘tersesat’ di belantara konsultan pernikahan. Saya gabung di forumnya setahun yang lalu, bersamaan dengan saya menyimak wejangannya di sesi satu jam setiap rabu (atau kamis?) pagi di Radio Hard Rock FM Surabaya.
Saya mengagumi mas Indra Noveldy, pendiri SekolahPernikahan(dot)com. Kalau ga salah, beliau lulusan akuntansi tapi kemudian ‘tersesat’ di belantara konsultan pernikahan. Saya gabung di forumnya setahun yang lalu, bersamaan dengan saya menyimak wejangannya di sesi satu jam setiap rabu (atau kamis?) pagi di Radio Hard Rock FM Surabaya.
Mas Indra Noveldy bersama istri. Pic from here. |
Masih menurut mas Indra, jika kamu menikah dan bermasalah (naudzubillah), carilah solusi dari orang yang terpercaya. Tapi selain itu, buat saya faktor terpenting dari kebutuhan akan konsultan pernikahan adalah netralitas. Soalnya, biasanya kalau nyari solusi dari keluarga suami atau istri aja, akan cenderung berat sebelah. Ya iyalah, mereka kan maunya yang terbaik untuk diri mereka juga.
Long story short (sebelum blog post ini menjadi cerpen), meski saya saat ini belum menjadi konsultan pernikahan officially, saya berharap saya bisa terus membagi ilmu dan pengalaman, khususnya tentang relationship. Kalau ternyata suatu hari nanti Allah mengizinkan saya untuk menjadi konsultan pernikahan beneran, mudah-mudahan saya selalu bisa memberikan saran yang bersumber dari Qur’an dan Hadits, dan juga kisah Rasul dan sahabat. Tapi sebelum masa-masa itu tiba, kalau mau konsul boleh banget kirim email ke saya: primaditarahma at gmail dot com. Lalu tweet ke @primaditarahma sesudah kirim email. Nanti saya kirim nomer rekening saya #eh :)))
Make love not war,
Prima
*tulisan ini diikutkan dalam IHB March Blog Post Challenge*
aaamiiiin...semoga terwujud segera ya kak! Nanti aku mau konsul ke kak Prima aja *lho*
ReplyDelete#WaniPiro :)))
DeleteDiskon 50% deh untuk 100 'pasien' pertama :)))
Wah luar biasa banget niatannya Mba. Jangan lupa nulis buku juga kalau sudah expert. Hihi. Good luck Mba ;)
ReplyDeleteMaunya nulis buku dulu aja segera, doain ya Mba ^^
Deletesemoga segera terwujud, amiin ^^
DeleteAamiin. Semoga terwujud cita-citanya ya, mbk.. Profesi ini perlu banget. Karena memang kita disarankan untuk bercerita pada orang yang tepat supaya bisa menemukan solusi :D
ReplyDeleteSalam kenal ^^
Salam kenal juga Mbak :)
DeleteMakasih doanyaaa, semoga bisa membantu orang2 yg membutuhkan :)
two thumbs primaa.. semoga cita-cita jdi konsultan pernikahan tercapai.. aamiin YRA
ReplyDeleteThank you Puuut, amiiin ;)
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteSemoga terwujud mba Primaa.. kalo berhasil, aku mau konsul yaa *kedip-kedip*
ReplyDeleteMau sharing tulisan aku juga yaa :)
http://www.indahrp.com/2015/03/inspirasi-profesi-jadi-dokter-itu.html
Thanks atas informasinya...maaf mau share ni...
ReplyDeleteBagi yang berminat memiliki website pernikahan atau undangan pernikahan online atau buat website wedding organizer silahkan kunjungi kami klik Jasa Pembuatan Website Pernikahan
Terima Kasih
ReplyDeletePaket Pernikahan Murah Jakarta
Paket Pernikahan Murah Jakarta Wedding Organizer Termasuk Catering Rias Pengantin Dekorasi Peralatan Dokumentasi di Rumah/Gedung 081311250168.
Paket Pernikahan Murah Jakarta
Di Lavina Catering Jakarta tersedia Aneka Paket Pernikahan Murah Jakarta baik untuk acara pesta di Rumah atau Gedung. Walaupun harga murah namun Anda tidak akan kecewa, karena tidak akan ada biaya tambahan apapun. Biaya yang Anda keluarkan sudah ALL IN, Anda terima beres saja, semua sudah disiapkan oleh Team Lavina Catering Jakarta.
Harga Paket Paket Pernikahan Rumah Jakarta :
Paket Pernikahan Rumah 200 Orang : Rp. 24.900.000
Paket Pernikahan Rumah 300 Orang : Rp. 29.900.000
Paket Pernikahan Rumah 600 Orang : Rp. 39.900.000
Paket Pernikahan Rumah 800 Orang : Rp. 54.900.000
Harga Paket Pernikahan Gedung Jakarta :
Paket Pernikahan Gedung 500 Orang : Rp. 49.900.000
Paket Pernikahan Gedung 600 Orang : Rp. 54.900.000
Paket Pernikahan Gedung 800 Orang : Rp. 59.900.000
Paket Pernikahan Gedung 1000 Orang : Rp.64.900.000
Mau Ambil Paket Pernikahan Murah Jakarta ?
Saat melakukan persiapan Acara Pesta Pernikahan memang merupakan acara yang akan menyita waktu. Untuk itu memang diperlukan kerjasama antara setiap calon pasangan pengantin dengan masing masing keluarga dan juga dengan Vendor Pernikahan terkait.
Keberadaan Lavina Catering tentu adalah dengan tujuan mempermudah Anda. Dengan memilih Paket Pernikahan Murah Jakarta melalui kami, Anda serasa mendapatkan layanan dari Wedding Organizer. Karena Anda tidak perlu pusing pusing lagi, semuanya sudah diselesaikan oleh Team Lavina Catering.
Team Lavina Catering berada di lokasi strategis sangat siap memberikan Jasa Catering Jakarta Selatan, Catering Jakarta Pusat, Catering Jakarta Utara, Catering Jakarta Barat, Catering Jakarta Timur.
Segera kunjungi atau hubungi Lavina Catering di kantor kami:
Lavina Catering
Jl Mampang Prapatan 12 No 9
Jakarta Selatan 12790
Hotline: 021 94550168
Mobile/SMS: 081311250168, 081311350168
Email : pesan@jasacatering.co.id
WWW.JASACATERING.CO.ID