Monday, September 15, 2014

Ullen Sentalu Museum: Back to Roots

Foto dari kamera Linda (IG: @onlyndaa)
 “Kenapa replika Candi Borobudur ini dibuat miring?
Karena kami mau menunjukkan keprihatinan kami, secara anak muda, utamanya yang keturunan Jawa jaman sekarang tidak memahami sejarah dan budayanya. Giliran kalau ditanyain tentang K-Pop, wah hafal luar-dalam..”


#deg

Muka kami memerah mendengar penjelasan mbak Ambar, tour guide yang bertugas mendampingi kami mengelilingi Ullen Sentalu.

Saya memang tidak pernah mau mengaku kalau orang Jawa. Soalnya gimana ya, malu bok ngakuin tapi ga bisa bahasa Jawa, ga ngerti esensi budaya Jawa, dan bener-bener ga nJawani sama sekali.

Bahkan rasanya saya lebih berani kalau ditantangin buat cerita tentang silsilah keluarga kerajaan Dubai daripada kerajaan Yogyakarta, atau kerajaan Singosari yang berada di Jawa Timur.. #OkeSip

So I think Soekarno was right, “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.” 
Karena meski kita tidak hidup di masa itu, kita bisa banyak belajar dan menghindari kesalahan yang serupa.

Seperti misalnya, filosofi dibalik alis pengantin Jawa bercabang seperti tanduk rusa karena istri diharapkan lincah dan gesit seperti rusa. Ibu Gusti Nurul, putri Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegoro VII (fiuh..) memilih suaminya (yang saya udah lupa namanya), padahal pria sekelas Soekarno-pun melamarnya – semata karena ia memperjuangkan prinsip hidupnya. I think she is a good example for Javanese women: cerdas, tangguh, multi-talented (she is a horse rider AND a dancer!), dan fashionable. Mungkin kalau beliau masih muda, beliau udah jadi selebgram atau fashion blogger #digetok

And there are more deep lessons behind every collection in Ullen Sentalu Museum.

Saya udah pingin banget ke Ullen Sentalu sejak hari raya Idul Fitri tahun lalu rasanya. Tapi ga ada yang mau nemenin masa. Dan saya pikir kesana itu susah banget jalannya atau gimana, ternyata engga kok.. Pokoknya masuk Wisata Kaliurang, terusss aja, nanti nanya orang sesudah plang arah Museum Merapi (catet! Next time mau kesini!), udah deket dari situ, sekitar 500 meter-an.

Akhirnya saya kesini kemarin Minggu sama gerombolan anak Random Jogja. Padahal baru sekali itu ketemu, ngobrol udah ngalor-ngidul, becandaan udah kayak temenan sepuluh tahun. Sumpah ngerasa beruntung banget karena perginya sama mereka, ga sama..... #abaikan - eh eh maksud saya, ga sama teman yang garing gitu. Soalnya museum (saya pikir) udah garing kan ya, kalau teman jalannya juga garing, bisa-bisa malah nyesel kan perginya..

Ternyata (lagi) saya salah banget, pemirsa. Ullen Sentalu is just simply amazing. Emang sih saya belum tentu mau kesana lagi (kecuali dibayarin! :p), tapi sangat-sangat menyenangkan. Bersih, suasananya juga enak karena sejuk (ada beberapa ruang yang pakai AC dan ada yang tidak, tapi tetep adem), dan tour guide-nya jago. Bisa jawab pertanyaan-pertanyaan kami yang agak-agak susah (bukan saya – of course – ada pengunjung lain kayaknya udah baca ensiklopedia) dan ga ngambek kalau dibecandain #lho :)))

Berhubung museumnya milik swasta, jadi memang kita tidak boleh berfoto di dalam museum, takut ada masalah dengan copyright or something gitu.. Tapi lima puluh menit tur-nya asyik banget kok, ga bikin nyesel karena ga bisa foto-foto, dan ga kerasa juga kalau lima puluh menit.

Beberapa highlight dari Ullen Sentalu, menurut saya adalah:
1. Ruangan alat musik tradisional, dimana ada juga lukisan tentang tari-tarian Jawa
2. Ruangan surat-surat putri dan pangeran, they are good writers! Kalau mereka punya Twitter pasti banyak followers-nya #eh 
3. Ruang koleksi batik Jogja-Solo, ah pingin punya semua! - kecuali kain batik yang khusus dipakai untuk jenazah :)))
4. Taman sesudah labirin – ini bagus banget Ya Allah, mau punya rumah yang ada tamannya begini.. 

Katanya sih kalau hari minggu siang ada latihan tari juga, tapi karena kami adalah manusia-manusia bersemangat (...kalau mau jalan-jalan), kami termasuk pengunjung pertama hari itu. Hoho.

So, kayaknya segitu aja teaser-nya. Kalau banyak-banyak, ntar jadi spoiler dan malah ga seru lagi (berasa film aja..). A must-visit place in Jogja!

And last, please enjoy our pictures.. Turnya lima puluh menit, foto-fotonya hampir dua jam #TapiBoong #lol

*Photo by Ekky (IG: @ekky_akbar)
 

 
 
 
 
 
 
 
 
Bonus! dari Dika (IG: @awiradilaga)

7 comments:

  1. Replies
    1. eh gw baru sadar di foto bonus itu ekspresi lo ga berubah ya mpok.
      trademark :p

      Delete
    2. ekspresinya bebeb juga nggak berubah kan kan kan... akyu kan orangnya konsisten....

      Delete
  2. Numpang curcol yak, ikke ngomong Jawa masih gagap, tapi ngerti. Disuruh nari bedaya malah fail, tapi giliran tetek bengek budaya Jawa temen-temen rekomendasiin aku (piye tho, nduk). Kaaak jadi pengen ke Ullen Sentalu lagi deh. Belom puaaasss

    ReplyDelete
    Replies
    1. haaa aku malah ga bisa nari sama sekaliii.
      hayuk kapan? ;)

      Delete
  3. Foto-fotonya cakeup!
    Ah... must visit place in Jogja nih. Kapan ya... heuhehe

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...