Wednesday, February 12, 2014

The Chronicles of Being a Single Woman (Part One)


Jadi beberapa hari yang lalu ceritanya saya baca dua artikel: ini dan ini.

Biasa kalau sudah mulai sore sebenarnya otak saya udah mulai dong-dong, cuma saya lumayan bisa nangkep pemikiran kedua wanita tersebut. Ujung-ujungnya satu: protes sama orang-orang yang terlalu 'perhatian' sama wanita lajang.

###Again, prim?

Haha, yes. Saya belum akan bosan bicara tentang wanita lajang sampai...nanti kalau udah ga lajang lagi :))

Saya sepenuhnya mendukung mbak Amal Awad – karena sementara ada sebutan perawan tua, mana ada sebutan perjaka tua?

Mungkin banyak orang berpikir bahwa melajang adalah pilihan hidup, meski ada juga yang akan berpikir “yah itu sih akal-akalnya orang yang kepepet aja, terlanjur tua dan – maaf – ga ada yang mau, akhirnya diterusin deh daripada rempong”.

Lalu saya berpikir, while there is nothing wrong with being single, bagaimana kalau itu ujian dari Allah?
Bukankah ujian itu tidak selalu hal yang menyedihkan, tapi bisa juga merupakan sebuah kesenangan?


Gini deh.
Kalau saya yang bilang, I am single and very happy.
Enakan single, bisa bebas bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, dan seterusnya. Mandi juga bisa lama-lama, mau nyanyi lagu apa aja di kamar mandi juga terserah....Kalau menikah mana bisaaa? Bangun tidur ku terus bikinin suami kopi atau teh, lalu menunggu suami berangkat ke kantor – kalau kita boleh kerja, kita juga siap-siap berangkat ngantor.....dan sebagainya.

Selain dari aktivitas kita yang 'terikat', ada masalah-masalah sepele lainnya. Misalnya, tempat tidur yang biasanya cuma buat kita, setelah menikah akan berkurang space-nya. #IyainAja #BiarPrimaHepi

###Tapi kan menikah itu perintah agama, prim...

Betul, sangat betul. Makanya ga enak. Kan jalan menuju surga semuanya pada ga enak.
Disuruh sholat, mendingan tidur.
Disuruh puasa, ngemil bakso dan es teler lebih enak.
Disuruh haji, traveling ke Eropa lebih seru.

Jadi?

Mungkin beberapa dari kita, seperti saya juga, tergoda untuk stay single.
Once again, there's nothing's wrong with that...selama single-nya karena Allah dan untuk Allah.
Artinya, kita paham menikah itu tuntunan agama, tapi ketika kita masih single, setiap detiknya kita menjaga kesendirian ini dengan mendekatkan diri kepada Allah.

Dengan demikian, kita bisa lebih kuat dalam menghadapi omongan orang di sekitar kita, semoga :)

5 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...