Monday, August 29, 2016

Kekhawatiran Terhadap Angka

Beberapa hari yang lalu, blog saya berulangtahun yang ke-3. Despite the fact that I have written more than 400 posts, ternyata saya masih merasa tidak puas saat melihat page views-nya yang belum mencapai target saya. Tadinya saya sempat ingin mencapai 100ribu page views pada tahun pertama saya nge-blog. Artinya, seharusnya angka ini saya dapatkan pada tahun 2014. Saya lupa tahun berapa angka yang saya capai pada tahun itu, cuma secara sekarang ini baru 130ribu sekian, maka marilah kita menganggap bahwa saya gagal memenuhi target. At that time, in 2014, saya pasrah dan berpikir ‘ah ya udah, let it go aja deh’.

Pada waktu yang hampir bersamaan, salah seorang fashion blogger favorit saya, merayakan angka page views 10 JUTA! Saya kurang begitu ingat sudah berapa lama dia nge-blog, but I was stunned. Like, 10 millions gitu? I know she is very famous in her country. I almost work with her for an event in 2014, but then the event was canceled although I have booked the flight. Dia adalah seorang hijabi/fashion blogger yang chubby (that’s why I like her style, haha), dan sesekali berbagi tentang cerita-cerita yang emosional (dan ‘menenangkan’, ternyata orang sekeren dia juga pernah ditolak cowok lho). To be honest, saya pernah berpikir untuk jadi fashion blogger karena dia. Saya tahu dan sangat sadar kalau blog dengan niche yang spesifik cenderung meningkatkan page views karena pembaca tahu apa yang akan dia dapatkan ketika mengunjungi blog tersebut. Nah, kalau mau menyasar kelompok pembaca perempuan muda, tentu saja kalau bukan fashion maka beauty yang akan jadi andalan. Siapa sih yang engga suka ngeliat cewek-cewek cantik dan modis, dengan baju-baju yang bagus – dan somehow engga mungkin kita lakukan? Kalau kata CEO tempat kerja saya, makanya Awkarin itu terkenal, karena dia adalah potret dari sosok ideal di mata remaja: cantik, rambut bagus, badan oke, teman-temannya keren, dan segala atribut yang dia kenakan seolah-olah mengatakan ‘I’m the coolest person in the world!’ And we want to be that kind of person. Or at least some of us want to.

Apakah hanya fashion dan beauty yang bisa dapat tempat di hati pembaca? Ada blogger favorit lain saya satu lagi, sorry to say, she is bangsat! Buat saya, tulisan-tulisan dia keren banget banget! She is not actually ‘cool’ in a definition that Awkarin has. Dia adalah seorang ibu beranak satu, she loves dancing but writing more. Setiap kali baca blog-nya, atau tulisannya di media lain, itu kayak “d*mn, kenapa aku engga kepikiran nulis tema itu?” Dia sering menulis tentang pengalaman traveling-nya, tapi lebih sering juga hal-hal ‘remeh’ yang seperti saya bawa ke blog ini, cuma dalam versi seribu kali lebih keren. Dan berapa page views blog dia? DUA JUTA ‘aja’ gitu. @#$^&^&*()(*&^%$#@!

Terus kemarin saya kepikiran, kenapa saya begitu khawatir terhadap angka? Apakah angka page views menunjukkan sesuatu yang benar-benar signifikan terhadap ‘karir’ menulis saya? Bukankah tidak ada yang memaksa saya untuk menulis? Saya kan menulis karena saya ingin dan mau menulis, bahkan ‘untuk mendapatkan pembaca’ adalah tujuan saya nomer sekian. Memang saya pernah mengatakan saat memberikan workshop nge-blog, punya pembaca itu jadi penyemangat untuk kita terus menulis. Terutama kalau pembaca ninggalin komentar, ‘Kak, aku juga pernah mengalami/merasakan hal ini.’ Itu rasanya seneeeeeng banget.

Tapi apa iya saya hanya menginginkan hal itu? Apa dalam lubuk hati terdalam saya tidak ingin mendapatkan uang dari nge-blog? Bohong banget............. Secara awal-awal saya nge-blog sering dimarahin mama karena nge-blog siang-malam, terus kalau beli buku bejibun sampai gaji habis alasannya pun, “buat dapat inspirasi nge-blog.” Huehehehe.

Jadi kalau lihat teman-teman blogger diundang ke sebuah acara atau nulis sponsored post, rasanya tuh iri banget. Apalagi pas tahu Andra Alodita bisa ngebiayain proses IVF dari nge-blog, huaaaaa kapan saya bisa punya penghasilan dari blog ini?

Page views bukanlah satu-satunya angka yang saya khawatirkan akhir-akhir ini. Kurang dari dua bulan lagi, saya akan berulangtahun. Yang ke-28. Saya tahu apa yang ada di benak kamu yang ngebaca ini. Kapan prima nikah? Coba ditanyakan ke Allah, saya juga pingin tahu :)))

Akhir pekan lalu saya membantu mahasiswa baru FISIPOL UGM di sebuah sesi konsultasi tentang goal setting dan manajemen waktu. Most of them can’t believe I’m a graduate student. Ada juga satu fasilitator lain yang bilang, “serius mbak prima udah umur 27?” (Tapi para maba engga tahu umur saya kok, hahaha) Alhamdulillah, masih kelihatan muda kan ya~~~

Kalau dipikir-pikir, mengapa harus canggung jika masih sendiri meskipun umur sudah ‘cukup’? Apa hanya karena tekanan sosial atau lingkungan sekitar? Is it because biologically harmful for a woman to be pregnant when she is more than 30 years old? Saya belum berumur 30 tahun, tapi kira-kira kalau tahun depan saya menikah dan langsung hamil, ya saya akan melahirkan pada usia 29 tahun. Itu baru anak pertama. Gimana kalau bapaknya minta lima anak? #lah

Sometimes I’m really anxious knowing this fact. Will I be alright? Banyak orang bilang, enak lho punya anak pas usia masih muda, bisa nemenin mereka sampai lulus kuliah atau menikah dan ngerasain punya cucu. Mendampingi mereka tumbuh masih belum terlalu menghabiskan energi. I want it too, but it’s not the blessing that Allah gave to me when I was younger. So?

Lalu saya berusaha melakukan positive self-talk. Mengapa saya harus khawatir terhadap apa yang belum saya hadapi/miliki? Saya belum tentu masih hidup pada keesokan hari, atau bahkan hingga ulang tahun saya. Seharusnya saya lebih khawatir terhadap dua puluh tujuh tahun, sepuluh bulan, sekian hari yang kemarin sudah saya lalui. Apakah saya sudah cukup memenuhi standar yang Allah tetapkan sebagai hamba yang Dia sukai? Hamba yang akan mendapatkan tempat terbaik di sisiNya jika sewaktu-waktu Dia memanggil?


Demikian juga dengan blog ini. Instead of worrying why I haven’t got one million page views, I should be expecting that 110thousand page views really gave something to the readers. Semoga apa yang sudah saya tulis benar-benar membawa manfaat bagi saya sendiri dan kamu sebagai pembaca. Semoga bukannya sebaliknya, dimana saya malah menciptakan dampak buruk dari tulisan saya. Semoga Allah mengampuni saya.

Masih banyak lagi kekhawatiran tentang angka yang saya rasakan saat ini. Barangkali berat badan akan menjadi masalah saya selamanya, karena saya masih merasa kurang kurus dan saya tahu semakin tua saya, metabolisme saya semakin melambat sehingga program penurunan berat badan akan menjadi lebih sulit lagi. IPK juga menjadi ketakutan saya karena setelah mencapai angka diatas 3,5 pada semester sebelumnya, saya engga tahu apakah tesis saya akan cukup baik hingga bisa menjadikan saya cumlaude. You see, sometimes numbers can make you crazy.

Buat kamu yang sedang mengalami hal yang sama – apapun itu yang berhubungan dengan angka – keep calm and do your best. Liliyana dan Tontowi tidak bertanding sambil melirik papan angka terus-menerus. They were just focusing on the battle they face. In the end, they won the gold medal.

Lots of love,
Prima

9 comments:

  1. Saya juga pernah ada di posisi Mbak Prima. Khawatir dengan angka statistik blog. Apalagi kalo ngeliat temen-temen lain lebih tinggi. Tapi ya akhirnya mikir lagi. Tujuan awal ngeblog kan memang untuk nulis. Berbagi hal yang bermanfaat. Yauda keep blogging aja :)

    ReplyDelete
  2. jd pengen diskusi soal ini... PM ya sist, haha

    ReplyDelete
  3. Waaah aku malah baru-baru ini ngeh sama page views, DA/PA, Alexa Rank. Karena entah kanapa masih tetep pengen ngeblog for branding diri sendiri sama untuk hobi. Walau aku kadang sponsored post juga sih haha Tapi emang ya, angka tuh hmmm kaya aku umur segini kok belum gitu or many moree.

    ReplyDelete
    Replies
    1. apalah aku yang malah ga ngerti sama rank, endebre endebre :|

      Delete
  4. Angka pada pageview emang sesuatu bgt ya mba. Apalah aku yg baru mau mulai seriusin blogging dan pageviewnya masih stuck di belasan ribu :" *curhat*

    Anyway, blog mba Prima ini salah satu alasan aku pengen seriusin blogging looh. Aku jatuh cinta sama tulisan2 mba Prima : D
    Keep inspiring, mba!

    ReplyDelete
    Replies
    1. awwwww! you make me smiling in the morning.
      Keep blogging, number doesn't define your success! :)

      Delete
  5. ah aku pun masih dalam tahap kuatir terhadap angka... and I feel you. rasanya angka2 itu semacam rangking dikelas yang mesti didapet biar dipandang. semakin dipikir semakin puyeng semakin gak mood nulis kadang2. so, aq setuju untuk kembali melihat tujuan awal kita menulis apa ketika rasa kuatir melanda. nice thought btw :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. semakin dipikir semakin gak mood, iyaaa mbak. kayak 'ah ngapain juga nulis ntar juga dikit yang baca', huhuhu. tapi yang penting niat kita udah baik, bismillah.

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...