Alhamdulillah, dengan rahmat Allah dan jerih payah manteman panitia tercinta (saya mah bisanya cuma nyuruh-nyuruh doang, haha), Syariah Fest 2016 syudah syelesyaaai~
Secara umum, saya sangat mendukung konsep event yang bertema “Back to Masjid, Ekonomi Bangkit” ini. Tentu kita tahu bahwa pada zaman Rasulullah, masjid merupakan pusat peradaban ummat. Sementara saat ini, sepertinya kita berlomba-lomba mempercantik masjid tetapi tidak meramaikannya. So, the idea was brilliant, although the execution has to be improved here and there.
Sementara saya sudah membahas event-nya di beberapa pos sebelumnya, kali ini saya akan share cerita yang saya dapat dari kepanitiaan itu sendiri. Seperti yang sister bisa perkirakan, kebanyakan anggota tim berasal dari anak gaul masjid, huehehehe. Mungkin saya adalah satu-satunya perempuan yang mengenakan celana panjang -_-
Bagusnya, saya jadi belajar banyak dari teman-teman baru saya yang sholeh/sholehah ini. Membersamai mereka selama kurang-lebih enam hari mengingatkan saya akan hal-hal kecil sebagai seorang muslim/muslimah. Ngaku deh, hal-hal ini pasti sering terlupakan (atau mungkin saya aja yak? Hiks). Apa sajakah itu? Ini dia:
1. Makan dan Minum sambil Duduk
Selama event, kami sering makan dan minum on the move karena sambil mengerjakan sesuatu. Tapi teman-teman kepanitiaan sangat getol mengingatkan saya untuk duduk, terus saya cuek aja gitu.
Masalahnya sudah jadi kebiasaan saya bahwa hampir setiap pagi saya minum air putih sambil berdiri (karena minumnya di dapur, dan males jalan ke ruang makan). Not something that I am proud of, but yeah I have to change it :( Makanya sekarang saya menyiapkan air minum di dekat tempat tidur, jadi ketika bangun tidur, ga perlu repot-repot ke dapur dulu dan bisa minum sambil duduk.
Secara umum, saya sangat mendukung konsep event yang bertema “Back to Masjid, Ekonomi Bangkit” ini. Tentu kita tahu bahwa pada zaman Rasulullah, masjid merupakan pusat peradaban ummat. Sementara saat ini, sepertinya kita berlomba-lomba mempercantik masjid tetapi tidak meramaikannya. So, the idea was brilliant, although the execution has to be improved here and there.
Sementara saya sudah membahas event-nya di beberapa pos sebelumnya, kali ini saya akan share cerita yang saya dapat dari kepanitiaan itu sendiri. Seperti yang sister bisa perkirakan, kebanyakan anggota tim berasal dari anak gaul masjid, huehehehe. Mungkin saya adalah satu-satunya perempuan yang mengenakan celana panjang -_-
Bagusnya, saya jadi belajar banyak dari teman-teman baru saya yang sholeh/sholehah ini. Membersamai mereka selama kurang-lebih enam hari mengingatkan saya akan hal-hal kecil sebagai seorang muslim/muslimah. Ngaku deh, hal-hal ini pasti sering terlupakan (atau mungkin saya aja yak? Hiks). Apa sajakah itu? Ini dia:
1. Makan dan Minum sambil Duduk
Selama event, kami sering makan dan minum on the move karena sambil mengerjakan sesuatu. Tapi teman-teman kepanitiaan sangat getol mengingatkan saya untuk duduk, terus saya cuek aja gitu.
Masalahnya sudah jadi kebiasaan saya bahwa hampir setiap pagi saya minum air putih sambil berdiri (karena minumnya di dapur, dan males jalan ke ruang makan). Not something that I am proud of, but yeah I have to change it :( Makanya sekarang saya menyiapkan air minum di dekat tempat tidur, jadi ketika bangun tidur, ga perlu repot-repot ke dapur dulu dan bisa minum sambil duduk.
2. Mengucapkan Salam
Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, punya makna yang bagus banget. Kita mendoakan keselamatan untuk saudara/i kita lho. Makanya seharusnya semua muslim berlomba-lomba mengucapkan dan menjawab salam.
3. Berdzikir dan bertasbih
Kalau lagi ada masalah, pasti teman-teman mengingatkan untuk banyak-banyak ber-istighfar. Kalau ada yang bawain makanan, semuanya mengucap Alhamdulillah. Ketika kaget karena pesawat pembicara dialihkan ke Surabaya gara-gara cuaca buruk (haha), kita rame-rame mengucap Subhanallah. Pokoknya setiap saat mengingat Allah deh. Ucapan yang jauh lebih enak didengar daripada 'astaga', 'ya ampun', dan tentu saja umpatan.
4. Sholat Tepat Waktu
Ya eyalah, namanya juga event di masjid, kita menggunakan waktu sholat sebagai patokan. Adzan berkumandang, teman-teman berbondong-bondong ke masjid. Kalaupun harus bergantian karena sedang ganti pos atau bertugas, tetap bisa mengejar waktu sholat yang baru berselang beberapa menit dari jamaah pertama. Idealnya memang begitu ya, bukannya malah mengorbankan sholat untuk dapat berpartisipasi dalam sebuah kegiatan *ngomong sambil bercermin*
5. Mengenakan Pakaian yang Syar'i
Meski saya bercelana panjang, saya belajar banyak dari ukhti-ukhti berkhimar lebar. Memang betul kita seharusnya mengenakan pakaian yang tidak transparan, tidak membentuk lekuk tubuh, dan khimar yang menutupi dada. Nyatanya, teman-teman saya ga ada yang kesulitan melakukan ragam aktivitas, dan tetap dapat berinteraksi dengan publik sesuai kebutuhan.
Terasa sedikit 'remeh' engga sih? Tapi biasanya dari yang kecil-kecil inilah keberkahan Allah akan datang. Saya berdoa semoga pelajaran-pelajaran ini akan terus bertahan pada diri saya, dan bisa mengubah pribadi saya menjadi Muslimah yang lebih baik. Amiiin.
Salam Syariah Fest,
Prima
Salam Syariah Fest,
Prima
No comments:
Post a Comment