Okay, so, Island to Island adalah sesi pertama yang saya MC-in di UWRF. Congratulation for Andre Dao, Gillian Terzis, Maggie Tiojakin, Ninda Daianti, and Sam Twyford-Moore (chairperson), you are so lucky to have me destroying your session!!! *digebukin Kate* :)))
Sumpah, saya ga bohong, bahkan saya sendiri bisa mendengar suara saya yang bergetar saking groginya. Begini cerita lengkapnya...
Di brief yang saya terima, saya bertugas untuk memastikan bahwa semua penulis dan chairperson sudah tiba di lokasi sesi paling lambat 15 menit sebelum sesi. Susahnya, lokasi sesi itu kan digunakan untuk sesi-sesi sebelumnya juga, dan padat banget.. Bisa jadi kan panelis ikut di sesi itu tapi duduknya nyelip dimanaaa gitu. Terus, harusnya saya ngobrol dulu sama chairperson tentang pengejaan namanya (penting! Misalnya nih, jangan sampai Kate dibaca Ka-te, emang ayam?! :p) dan mungkin ada note yang harus saya sebutkan, diluar penjelasan sesi yang tertera di buku. Kabarnya, panelis dan chairperson akan berkumpul di Green Room, tapi kenyataannya...selama festival berlangsung, saya ga pernah ketemu panelis dan chairperson disini. Soalnya ya itu, panelis juga, chairperson juga, peserta sesi juga (ini kayaknya berlaku buat kak Ni Ketut Sudiani, hihi).
Yang kedua, suasana sesi itu panaaasssss banget. Peringatan, buat yang mau datang ke sesi di Left Bank, disarankan mengenakan kaos lengan pendek dan hot pants saking gerahnya #eh
Mana saya ga bisa banyak minum soalnya kan harus in charge di depan terus. Serba salah deh.
Kombinasi dari sesi pertama + kurang koordinasi + gerah membuat konsentrasi saya buyar yar, begitu saya bilang "Sam, time is yours." Tapi syukur alhamdulillah, saya sempat memperhatikan beberapa ilmu dari Kak Maggie.. Cuma Kak Maggie aja soalnya dia satu-satunya orang Indonesia (excuse: bahasa Inggris-nya paling mudah untuk saya pahami), maafkan saya ya manteman..... #DitabokPembaca
Kak Maggie ini kan sekolah Creative Writing di Amerika, nah saat itu banyak yang mempertanyakan, termasuk orang tuanya. Ini cuma nulis 'doang', ngapain jauh-jauh belajar ke Amerika? Iya kalau Teknik, Kedokteran, pokoknya eksak..
Menurut Kak Maggie, disinilah letak kesalahan mindset penulis. Dipikir nulis itu cuma masalah praktek, praktek, praktek. Padahal, kita ga akan pernah bisa nulis bagus kalau ga banyak baca!
#tertohok
Semakin banyak yang kita baca, tentu semakin kaya kita dengan perbendaharaan kata, plot, karakter, dan lain-lain. Pantas aja kalau kita sering kena writing block, wong pikiran kita ga terbuka dan pengetahuan kita kurang luas.
#tertohokLagi
Terutama nih, kita ga akan pernah nulis bagus kalau kita ga tahu, yang bagus itu seperti apa.
#HAYOLHOH
Kita kudu tahu tulisan yang best seller, pemenang Nobel/Pulitzer (berat nih..), atau paling engga, disukai pasar dan penerbit itu seperti apa.. Terus jangan cuma dibaca. Langkah selanjutnya, adalah analisis. Kenapa ya karakternya sifatnya A, B, C. Kenapa plotnya begini.. Kalau misal begitu, gimana.. Apakah akan mengubah cerita dan klimaks-nya.. Hal-hal seperti itu akan menjadi latihan yang sangat baik ketika menuliskan naskah kita sendiri.
Saya sempat tertegun lho pas mendengarnya. Soalnya bener banget tuh, kita pasti sering kepikiran, tapi ga pernah se-kreatif itu untuk menguliknya.
Makanya, kak Maggie keukeuh, kalau kita mampu dan punya kesempatan, belajarlah menulis.. Like taking professional course. Percayalah bahwa menulis itu sebuah skill yang amat sangat dapat dipertanggungjawabkan, dan berprospek cerah jika mau dijadikan profesi.
But, if you don't have that privilege now, why don't you practice the simple tips that I have shared?
Cobain, yuk! ;)
Love,
Prima
Pic from here. |
yuk ke amerika juga buat belajar creative writing :D
ReplyDeletesemoga suatu saat ada kesempatan buat itu
;)
yuuukkk ;)
ReplyDeletemenjadi penulis memang dituntut utk punya ilmu seluas2nya...
ReplyDeletenice sharing Prima... :)
Setuju, mba..berdasarkan pengalaman sih banyak baca itu kunci utama kalo pengen bisa nulis dengan oke. Selain menambah wawasan, jadi banyak hal yg bisa dibahas, juga menambah referensi kosa kata dan gaya penulisan.
ReplyDeleteMakasi banget udah di-share :)