Sunday, June 21, 2015

Yang Sedang-sedang Saja

"Laksanakan ibadah sesuai kemampuanmu. Jangan membiasakan ibadah lalu meninggalkannya." (HR. Addailami)

Menurut buku, hadits diatas memang diperuntukkan untuk ibadah-ibadah sunnah. Nah, saya punya cerita yang berhubungan dengan hadits diatas nih..

Beberapa teman terdekat saya tahu kalau sejak dua bulan yang lalu, saya mencoba puasa Daud. Awalnya saya pingin agak kurusan gitu, hihihi. Kata tante saya, almarhum om saya turun berat badan sebanyak enam kilo setelah melakukan puasa daud selama empat bulan. I know, I know, such a wrong motivation. Tapi kemudian saya pikir ah, anggap aja latihan puasa Ramadhan. Anggap aja percobaan, toh namanya juga sunnah.

Sebelumnya, saya bertanya pada seorang teman yang saya anggap lebih senior. Gini dialognya:

Saya: mbak, kalau puasa Daud itu sampai berapa lama ya? (berapa hari, atau bulan maksud saya)
Dia: seumur hidup dek.
Saya: what?!

Entah kenapa yang ada di bayangan saya tuh pernikahan, komitmen seumur hidup. Hahahahaha. Tapi berhubung tekad sudah bulat, cus deh mulai di hari senin berikutnya.

Ternyata, bulan pertama lancar sister. Mungkin karena masih semangat, jadi biasa aja, ya kayak puasa biasa gitu lho. Eh, sesudah istirahat karena tanggal merah (yang perempuan tahu dong), it was so hard to start again. Kebetulan saya sempat tidak puasa beberapa hari karena proses penyembuhan pasca operasi gigi geraham, tapi ketika saya mulai lagi di hari senin, ya Allah pingin nangis rasanya hati ini.. Kenapa guweh puasa sementara teman-teman sekelas bisa makan siang bareng ya Allah... Ah elah, lebay deh prim. Tapi sedih. Tapi lebay. Huhuhu.

Sayangnya, kali ini tidak sampai penuh sebulan, saya harus berhenti puasa Daud karena kesehatan menurun. Tanda-tanda tanggal merah lagi nih, dan ketika selesai, tidak sampai seminggu kita memasuki bulan Ramadhan.

I was actually happy to have some classmates who motivate me. Kami saling menyemangati apalagi kalau lagi sama-sama puasa (mereka puasa senin-kamis), tapi benar kata si teman senior itu, 'kalau sekali berhenti bukan karena alasan syar'i, akan sulit mulai lagi..'

Well, lesson learned is... it is totally right to try another method to get closer to Allah. Asal jangan memulainya dengan niat yang salah, dan jangan 'angin-anginan'. Anyway, saya ga turun berat badan kok. Haha. But you know what, sebenarnya puasa Daud mengajarkan saya arti 'cukup' atau 'qona'ah'. Bahkan setelah hari ini saya seharian ga makan, saya biasa aja kok besoknya. Ngemil ya ngemil, makan ya makan. Bukan kemudian 'ah mumpung hari ini waktunya ga puasa, puas-puasin makan nasi sebakul, minum susu segentong' :))) That's why saya jadi benar-benar heran sama koruptor, buat apa coba uangnya? Mungkin mereka harus mencoba puasa Daud supaya merasa 'kenyang' dengan penghasilan resmi mereka.

Lalu, apa saya 'menyesal' telah mencoba puasa Daud? Not at all, saya berdoa semoga puasa Ramadhan membantu saya terbiasa dengan puasa Daud, so saya bisa mulai (puasa Daud) lagi sesegera mungkin, amiiin insyaAllah.

Salam,
Prima

Daftar Pustaka

Almath, Dr. Muhammad Faiz. 2000. 1100 Hadits Terpilih: Sinar Ajaran Muhammad. Jakarta: Gema Insani Press.

4 comments:

  1. Puasa daud memang yang paling berat di istiqomahnya mbakk.. benerrr, kalo habis tanggal merah mau mulai lagi kepayahan banget rasanya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. banget Cha, hiks hiks.
      anyway, kok kamu mulu sih yang komen? hahahahahaha

      Delete
  2. Aku juga pernah nyoba, begitu kena palang merah jadi berat buat mulai lagi :(

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...