Judul Buku: Bidadari-Bidadari Surga
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Tebal: 368 halaman
Tahun Terbit: Februari 2013
Cetakan: Ketigabelas
Genre: Fiksi Dewasa, Novel Populer
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Tebal: 368 halaman
Tahun Terbit: Februari 2013
Cetakan: Ketigabelas
Genre: Fiksi Dewasa, Novel Populer
Buku Bidadari Bidadari Surga adalah buku Tere Liye pertama yang saya baca. Buku ini direkomendasikan oleh Ocha, sahabat saya yang sama-sama suka nge-blog. Sepertinya, dia menyuruh saya membaca buku ini karena saat itu (duluuu, beberapa bulan yang lalu :p) saya sedang galau banget masalah jodoh. Dan, buku ini sukses membuat saya menangis sejadi-jadinya. Coba deh, baca epilognya dibawah ini.
Dengarkanlah kabar bahagia ini.
Wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin karena keterbatasan fisik, kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia yang amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah). Yakinlah, wanita-wanita salehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, berbagi, berbuat baik, dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari surga. Dan kabar baik itu pastilah benar, bidadari surga parasnya cantik luar biasa.
Should I explain more?
Saya selalu percaya, menikah itu bukan tentang seseorang itu lebih baik daripada orang yang lain. Bahkan, lebih cantik, lebih tampan, lebih bermateri, lebih berpendidikan. Tidak, menikah bukan tentang itu. Menikah adalah satu karunia dari Allah, yang waktunya hanya Ia yang tahu.
Tapi apakah hidup ini sendiri bukan sebuah karunia? Terlalu picik kalau seseorang menilai bahagianya hanya dari memiliki pasangan hidup, padahal begitu banyak teman atau rekan hadir meramaikan dunianya.
Definisi jodoh tidak sesempit suami atau istri. Dan kesempatan bermanfaat bagi orang lain, sudah merupakan nikmat yang teramat besar dari Allah.
Laisa, sulung dari lima bersaudara, telah tiba di usianya yang teramat matang. Namun entah mengapa, calon pasangan hidup tak kunjung tampak batang hidungnya. Padahal ia adalah seorang perempuan yang hebat, mampu membangun usaha kebun strawberry hingga memakmurkan desanya.
Dimulai dari seorang pria yang mundur teratur ketika melihat parasnya, atau seorang suami yang berkehendak menjadikannya istri kedua – tapi ternyata takdir berkata lain. Dan usianya makin senja. Dan, lagi, ia menyimpan masalah kesehatan yang tak pernah ia ceritakan ke orang lain kecuali ibunya.
Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta – keempat adiknya, disekolahkannya tinggi-tinggi. Ia merasa cukup dengan usahanya, meski demikian, siapa lagi kalau bukan ia yang mengajarkan semangat belajar kepada mereka...
Ini dia yang bikin saya merinding. Suatu waktu di masa lampau, ia menjadi pembela dan pelindung nomer satu adik-adiknya, bahkan ia berani bertaruh nyawa ketika kedua adiknya yang nakal, Ikanuri dan Wibisana, berhadapan dengan harimau. Padahal, hatinya baru saja tersakiti karena mereka berdua mengetahui sebuah hal yang dirahasiakan oleh ibunya sejak lama.
Betapa, seandainya saya punya kesempatan kedua, saya ingin lebih sering hadir untuk keempat adik saya sebagaimana Laisa kepada adik-adiknya. Saking nih, dulu saya jarang muncul di rumah Malang, salah satu adik saya pernah berpikir bahwa saya adalah saudara sepupu. Perih, tapi saya turut andil didalamnya.
Tapi waktu tidak dapat diputar, makanya saya pernah berujar kepada ayah saya: jika saya tidak memiliki apapun yang bisa membuat mereka merasa dekat dengan saya, setidaknya mereka tidak merasa malu untuk mengakui bahwa saya adalah kakak mereka.
Kembali ke buku Bidadari Bidadari Surga, setelah saya baca buku Tere Liye yang lain, barulah saya memahami bagaimana ia menggambarkan perasaan cinta. Kadang meluap-luap, kadang datar; tapi selalu menarik. Di buku ini, ceritanya Dalimunte, Ikanuri, dan Wibisana terkesan 'menggantungkan' kekasih-kekasih mereka, semata karena tidak ingin 'melintasi' kak Laisa. Cerita cinta Yashinta malah lebih lucu lagi, it feels so unrealistic at the beginning. But the way he tells the story makes it becomes logical.
Selain itu, Tere Liye punya kecakapan yang luar biasa dalam meramu karakter dalam Bidadari Bidadari Surga. Deskripsi profesi Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta tak henti membuat saya berdecak kagum.Gila Ini orang makan apa, sampai bisa riset sedalam ini.. :)))
Disamping sangat berguna untuk merekatkan hubungan kakak-adik, novel ini pas banget untuk dibaca oleh kamu yang sedang belajar menulis. Saya jadi bisa membayangkan deskripsi karakter dalam novel saya lho. Tapi nulisnya? Duh tunggu lebaran tahun depan deh.. Hihi.
So, if you love your siblings, tell them now. Before it's too late ;)
Love,
Prima
Saya selalu percaya, menikah itu bukan tentang seseorang itu lebih baik daripada orang yang lain. Bahkan, lebih cantik, lebih tampan, lebih bermateri, lebih berpendidikan. Tidak, menikah bukan tentang itu. Menikah adalah satu karunia dari Allah, yang waktunya hanya Ia yang tahu.
Tapi apakah hidup ini sendiri bukan sebuah karunia? Terlalu picik kalau seseorang menilai bahagianya hanya dari memiliki pasangan hidup, padahal begitu banyak teman atau rekan hadir meramaikan dunianya.
Definisi jodoh tidak sesempit suami atau istri. Dan kesempatan bermanfaat bagi orang lain, sudah merupakan nikmat yang teramat besar dari Allah.
Laisa, sulung dari lima bersaudara, telah tiba di usianya yang teramat matang. Namun entah mengapa, calon pasangan hidup tak kunjung tampak batang hidungnya. Padahal ia adalah seorang perempuan yang hebat, mampu membangun usaha kebun strawberry hingga memakmurkan desanya.
Dimulai dari seorang pria yang mundur teratur ketika melihat parasnya, atau seorang suami yang berkehendak menjadikannya istri kedua – tapi ternyata takdir berkata lain. Dan usianya makin senja. Dan, lagi, ia menyimpan masalah kesehatan yang tak pernah ia ceritakan ke orang lain kecuali ibunya.
Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta – keempat adiknya, disekolahkannya tinggi-tinggi. Ia merasa cukup dengan usahanya, meski demikian, siapa lagi kalau bukan ia yang mengajarkan semangat belajar kepada mereka...
Ini dia yang bikin saya merinding. Suatu waktu di masa lampau, ia menjadi pembela dan pelindung nomer satu adik-adiknya, bahkan ia berani bertaruh nyawa ketika kedua adiknya yang nakal, Ikanuri dan Wibisana, berhadapan dengan harimau. Padahal, hatinya baru saja tersakiti karena mereka berdua mengetahui sebuah hal yang dirahasiakan oleh ibunya sejak lama.
Betapa, seandainya saya punya kesempatan kedua, saya ingin lebih sering hadir untuk keempat adik saya sebagaimana Laisa kepada adik-adiknya. Saking nih, dulu saya jarang muncul di rumah Malang, salah satu adik saya pernah berpikir bahwa saya adalah saudara sepupu. Perih, tapi saya turut andil didalamnya.
Tapi waktu tidak dapat diputar, makanya saya pernah berujar kepada ayah saya: jika saya tidak memiliki apapun yang bisa membuat mereka merasa dekat dengan saya, setidaknya mereka tidak merasa malu untuk mengakui bahwa saya adalah kakak mereka.
Kembali ke buku Bidadari Bidadari Surga, setelah saya baca buku Tere Liye yang lain, barulah saya memahami bagaimana ia menggambarkan perasaan cinta. Kadang meluap-luap, kadang datar; tapi selalu menarik. Di buku ini, ceritanya Dalimunte, Ikanuri, dan Wibisana terkesan 'menggantungkan' kekasih-kekasih mereka, semata karena tidak ingin 'melintasi' kak Laisa. Cerita cinta Yashinta malah lebih lucu lagi, it feels so unrealistic at the beginning. But the way he tells the story makes it becomes logical.
Selain itu, Tere Liye punya kecakapan yang luar biasa dalam meramu karakter dalam Bidadari Bidadari Surga. Deskripsi profesi Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta tak henti membuat saya berdecak kagum.
Disamping sangat berguna untuk merekatkan hubungan kakak-adik, novel ini pas banget untuk dibaca oleh kamu yang sedang belajar menulis. Saya jadi bisa membayangkan deskripsi karakter dalam novel saya lho. Tapi nulisnya? Duh tunggu lebaran tahun depan deh.. Hihi.
So, if you love your siblings, tell them now. Before it's too late ;)
Love,
Prima
Aku juga nangis heboh pas baca nih novel mbak.
ReplyDeletebukaann... bukan pas galau ttg jodoh seingetku... tapi pas Mba Prim cerita ttg betapa Mba Prim pengen jd kakak yg baik buat adek2 Mba Prim :p
Buku ini bagus prim.. bikin mellow.. well memang terkesan ajaib sih karakter2nya, tapi good for read ni buku
ReplyDeletebuku ini menginspirasi saya. kadang saya salut sama sosok kak Laisa... kagumm..
ReplyDeletejadi inget sama perjuangan kakak sendiri
ditunggu novelnya kak prima yah ^^