Thursday, May 17, 2018

#RamadanMenulis: Si Chinese yang Tidak Pernah Perhitungan

Sebagai usaha untuk menghalau sarang laba-laba dari blog ini, dan untuk meramaikan Muslimah Sinau, saya ‘nekat’ mengadakan Ramadan Menulis. Hampir tanpa persiapan, Alhamdulillah ternyata pesertanya sekitar 30 orang so far (we’ll see how many people survive, hehe). Kaget? Iya. Tapi saya rasa demikianlah, sepertinya tren menjadi penulis sedang marak di kalangan generasi muda.

Nah, tanpa berpanjang-lebar (karena syarat tulisannya maksimal 400 kata), topik hari pertama kemarin adalah “describe one of your closest friends”. Saya tambahkan, “jika berkenan, teman non Muslim.” Why so? Karena saya ingin menyambung blog post saya yang kemarin: Menjadi Muslim yang Lebih Berempati. Untungnya, para peserta terbuka menerimanya, dan saya senang sekali membaca tulisan-tulisan yang masuk.

Saya sendiri punya banyak teman non Muslim. Kalau sahabat, mungkin Igna dan Lesya bisa masuk hitungan. Tapi berhubung Igna sudah lumayan sering nampang di medsos saya, kali ini saya ingin bercerita tentang teman sekelas S2 saya yang bernama Nene.

Jujur awal saya berteman dengan dia, saya agak ‘bingung’. Pasalnya, dia selalu bercerita tentang indahnya masa-masa kuliah S1-nya di Universitas Atma Jaya. Rasanya kok dia ini susah move on, kan sekarang sudah S2 (waktu itu). Hahaha. Tapi lama-lama saya kagum juga dengan Nene. Setiap ada tugas presentasi, dia ini yang penjelasannya paling mudah dimengerti. She is not that kind of public speaker yang bisa ‘membius’ audiens, tapi presentasinya selalu runtut. Konon papa dan kakaknya dosen, jadi kalau dia juga punya jiwa pendidik, saya enggak heran.

Berhubung dia ini keturunan Chinese (walau papanya Batak), wajar juga kalau dia ini pengusaha sejati. Apa aja bisa jadi duit buat dia; idenya kaya dan beragam. Yang bikin kaget, tabungannya banyak coy! I mean, dalam usia semuda dia, dia sangat pintar memaksimalkan pemasukan dan menahan pengeluaran. Saya sering minta tips mengatur keuangan tapi kayaknya gagal terus. Masih suka lapar mata kalau main ke mall. LOL.

Akan tetapi, hal yang paling mengagumkan dari seorang Nene adalah sifatnya yang ringan tangan. Entah berapa kali saya dibantu olehnya, dari mulai dipinjami motor sampai dipinjami duit (ups). Saya juga sering berkeluh kesah kepadanya, dan dia hampir selalu punya solusi yang clear dan applicable. Last but not least, kedekatannya dengan Tuhan sangat menginspirasi saya. Nene kerap mengingatkan saya untuk lebih banyak berdoa karena menurutnya, Tuhan selalu punya jawaban.

Ah, how I wish we can do the pyjamas party again. Maybe one day in Bali, even though you already married. :P

Love,
Prima

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...