Monday, July 6, 2015

Gendut vs Ibadah

“Yang paling aku khawatirkan (terjadi) pada umatku adalah perut gendut, banyak tidur, malas dan lemah keyakinan.” (HR. Daruquthni)

Buat yang kenal dan pernah ketemu saya – minimal pernah nonton video saya – pasti tahu kalau badan saya jauh dari kriteria langsing. Bahkan kata 'semampai' buat saya artinya '(satu) setengah meter tak sampai' #BoongDeng #SayaSatuSetengahMeterLebihDikiiit #TetepAja -_______-

Akhir-akhir ini, saya mulai khawatir lagi dengan berat badan yang semakin tak terkontrol. Soalnya, sejak mulai kuliah S2, yang namanya buka buku = buka toples cemilan. Udah berusaha diganti buah, tapi tetep aja, saya bisa makan tiga buah apel ukuran kecil hanya dalam beberapa menit. Rasanya bukan hanya kemampuan berpikir saja yang meningkat, tapi juga kemampuan mengunyah. *nangis di pojokan*

Mama dan tante tahu betul saya terobsesi dengan 'menjadi kurus' meski pada kenyataannya hal tersebut hanya wacana. Mama malah tidak mendukung sama sekali dengan mengatakan energi saya sedang terkuras habis karena belajar, jadi makan dan nyemil malah dianjurkan. Tante apalagi, di rumah selalu ada susu, keju, jus buah, dan segudang cemilan lainnya. Saya sih pernah menonton BBC Knowledge, dimana sedang dibahas sebuah fakta bahwa otak menghabiskan sekitar 20% dari total energi. No wonder you can be so tired after accomplishing a day full of classes.

Masalahnya, saya pingin banget menurunkan berat badan karena saya tahu kegemukan (seringnya) berbanding lurus dengan kemalasan. Badan segede gini aja udah berat dibawa jogging, apalagi kalau lebih besar lagi? Honestly, saya juga takut banget kalau semakin gemuk saya, semakin berat untuk mengerjakan sholat. Perut segini aja udah sakit kalau duduk diantara dua sujud, apalagi kalau lipatannya lebih banyak lagi?

Post ini tentu saja tidak bisa digunakan untuk melakukan generalisasi. Adik saya yang masih SMP badannya sebesar saya, dengan tinggi yang sedikit lebih pendek daripada saya; tapi dia masih sering bersepeda. Mungkin karena nafsu makannya aja yang agak susah dikendalikan. Tapi justru itu, kalau dia aja masih semangat, saya yang 'baru segini' harusnya lebih semangat.

Makanya, saya lagi rajin skipping, pagi DAN sore. Jogging juga perlahan-lahan ditingkatkan durasinya, ditambah pakai jaket tebal segala biar keringatnya banyak. Hahahahaha. Terus sekarang jadi agak menjauh sama dapur. Kalau buka magic jar pelan-pelan, dan mencamkan pada diri sendiri, “Segini cukup! Segini kenyang!” Yang paling heboh, kalau dulu panggilan saya di rumah adalah 'paus mini', sekarang saya minta diganti 'jerapah mini'. Ya Allah, mau langsing aja ngerepotin orang banyak, prim? :)))

Mensana in corporesano.
 
Dan saya tentu berharap, dalam tubuh yang fit, ada iman yang semakin meningkat dan ibadah yang semakin membaik.

AMIN!

Doakan saya ya :)

Love,
Prima

Daftar Pustaka 

Kunnah, Mu'awiyah Abdurrahim dan Abdullah bin Jarullah Al-Jarullah. 2011. Kiat Tidur Sehat dan Berpahala: Bagaimana agar Tidur Anda Berbuah Pahala dan Menyehatkan Jiwa-Raga. Solo: Kiswah Media

4 comments:

  1. Apa? paus mini? Ih lucu banget deh #saya ucapkan berkali-kali, paus mini paus mini.....hihihi#

    Saya yang hamil 7 bulan dengan BB 66 kg gini duh rasanya Mbak kayak nggak bisa gerak. Mau apa-apa udah capek. Tarawh sering ketinggalan. Kalau nggak demi dekbay di daam perut bisa jadi saya langsung olah raga siang malem sampai pagi. Hihihi.

    Ingat Mbak, masih diberi kesehatan kita wajib bersyukur. Gemuk? tetao cantik kok. *ihiiir*

    ReplyDelete
    Replies
    1. mbak..........................

      66 kan sama debay, mbak. kalau udah melahirkan kan kembali normal (insyaAllah). saya hamil aja engga, tapi segini gede badannya :|

      iya alhamdulillah masih bisa puasa dgn lancyarrr. kalo cantik sih emang dari sononya mbak #KibasJilbab mwahahahaha

      Delete
  2. Duniaaa oohh duniaa... yg gemuk pengen kurus, yang kurus pengen gemuk... saya ada di golongan ke dua mbak :D

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...