Thursday, July 9, 2015

The Pauper

Kesengsaraan yang paling sengsara ialah miskin di dunia dan disiksa di akhirat (HR. Athabrani dan Asysyihaab) 

Kalau sister pernah datang ke pertemuan MLM, salah satu 'promosi' mereka biasanya begini, “Kalau kita terlahir miskin, itu bukan salah kita. Tapi kalau kita meninggal dalam keadaan miskin, itu salah kita.”

Somehow saya setuju dengan hal ini. Tetapi, jangan lupa bahwa yang namanya roda kehidupan itu kadang diatas, kadang dibawah. Kadang, dibawah terus.. Hehehe, kok kesannya pesimis gitu. Masalahnya, sekeras apapun kerja kita, kalau memang Allah tidak hendak memberikan rezeki kepada kita, mau apa? Mau marah-marah sama Allah?

The thing is, kadang manusia lupa kalau rezeki tidak selalu berupa kekayaan materi. Anak sholeh, ketenangan batin, macem-macem deh. Klise? Iya. Bukannya kalau kita kaya, kita akan bisa membantu lebih banyak orang? InsyaAllah saya mengamini hal ini, dan saya juga percaya insan terbaik adalah insan yang lebih sering memberi daripada meminta.

Hanya saja, kadang kita tidak memahami bahwa karunia Allah tidak selalu sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Saya pernah baca suatu kisah, tapi lupa dari buku apa..
Suatu waktu, seorang sahabat bertanya pada Rasulullah, “Ya Rasul, patutkah saya merasa senang jika saya diuji dengan kekayaan dan perdagangan yang berhasil?” Rasulullah balik bertanya, “apakah semalam kamu mendirikan sholat malam?” “Tidak”, jawab sahabat. “Itulah ujianmu sesungguhnya.”

Paham ga, sister? Engga paham, ya? Huehehehe, gatau kenapa pas saya baca, saya trenyuh dan merasa malu. Ternyata, kesempatan untuk mendekatkan diri pada Allah merupakan sebuah 'rezeki' yang sangat besar. Ga heran makanya kenapa sholat dua rakaat sebelum sholat subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya. Karena ketika kita bercengkrama dengan Sang Pencipta, we need nothing else.

Nah, kembali ke hadits diatas, saya juga pernah mendengar suatu kajian yang menyatakan bahwa kemiskinan adalah gerbang kekufuran dan kekafiran. Konon, yang miskin lebih mudah digoda dengan hal-hal yang menjauhkan diri dari agama. Tapi jangan syalah, yang kaya pun sebenarnya juga. Berapa banyak beban kerja yang membuat kita melewatkan waktu sholat? Berapa banyak pertemuan bisnis yang membuat kita lupa menghadiri majelis ilmu agama? Astaghfirullah..

Hadits diatas seolah-olah menjadi penghiburan untuk kita-kita yang keadaan finansialnya kurang stabil (saya juga kok :D). Meski sebenarnya, kalau yang miskin jangan sampai miskin juga di akhirat, apalagi yang kaya – 'haram' hukumnya jadi miskin di akhirat. Rugi bandar, gan! Ga malu apa sama duit bejibun yang udah dianugerahkan oleh Allah di dunia?

Semoga, kita bisa lebih cermat menentukan prioritas. Pinginnya sih bisa kaya dunia-akhirat ya, amiiin insyaAllah.

Salam,
Prima

Daftar Pustaka
Almath, Dr. Muhammad Faiz. 2000. 1100 Hadits Terpilih: Sinar Ajaran Muhammad. Jakarta: Gema Insani Press.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...