Monday, July 27, 2015

Rahasia Sebatang Pohon Kelapa

Hari Sabtu tanggal 27 Juni, saya berkesempatan mengikuti talkshow kepenulisan yang dihadiri oleh Darwis Tere Liye. Kebetulan acaranya bertempat di Masjid At-Taqwa dekat rumah saya. Sebagaimana umumnya event-event di Indonesia, acara ini pun mulainya terlambat (…..). Rasanya mendengarkan 'tausyiah' dari Darwis Tere Liye sekitar satu jam lebih-lebih sedikit itu kuraaaaang. Tapi, masih lumayan lah daripada engga sama sekali, lol.

Anyway, berhubung saya tidak mem-follow Darwis Tere Liye di Facebook atau Twitter, tadinya saya berpikir bahwa 'Tere Liye' is a woman. Soalnya, buku-bukunya yang sudah saya baca yaitu Berjuta Rasanya dan Bidadari-Bidadari Surga (baca reviewnya disini) sepertinya 'cewek banget'. Saya baru tahu kalau Tere Liye adalah seorang pria kece (yang sudah menikah, hiks) sekitar tiga bulan-an terakhir. Hahahahaha.

Saya sendiri merasa bahwa Tere Liye adalah salah satu penulis Indonesia yang amat sangat mumpuni dan berkelas. Kalau boleh saya mengatakan, dia 'gila' dengan segala ide-idenya, sudut pandang penceritaannya, dan penggambaran tokoh-tokoh dalam tulisannya. Jenius dan gila kadang-kadang bedanya tipis. Peace, Bang! :p

Makanya, saya penasaran banget dan alhamdulillah, beberapa pertanyaan saya terjawab di talkshow ini. What are those? Ini dia..

1. Bagaimana Tere Liye bisa menulis tentang alam dengan sangat detil dan mendalam?

Waktu remaja, Tere Liye mengikuti ekskul bird watching. Lalu saat beranjak dewasa, ia mulai hobi traveling – bahkan ia pernah keluyuran di Kalimantan selama sebulan via jalan darat. He pays attention to his surrounding so well. *manggut-manggut*
Saya memang baru membaca empat bukunya, tapi kalau diamati, caranya mendeskripsikan nama-nama hewan dan tanaman, atau situasi cuaca, are just beyond the eyes of common people. Tentu kedua pengalaman tersebut sangat membantunya, tapi di talkshow tersebut, dia tak henti-hentinya mengingatkan para audiens untuk rajin mengamati dan menuliskan apa saja yang dilihat dalam keseharian. Dari situlah, kita bisa membangkitkan ketertarikan akan pengetahuan yang bisa didapatkan melalui membaca atau riset.

2. Bagaimana Tere Liye bisa menghasilkan tulisan yang mengalir?
Duh ini susah jelasinnya dengan tulisan. Gini deh. Ceritanya, dia membuat perumpamaan dengan memasak. Menurut sister, enak mana, masakan yang dibuat sesuai dengan langkah-langkah yang tertulis di buku resep masakan; atau proses masak yang.....ya nikmati aja prosesnya tanpa harus terikat oleh 'syarat dan ketentuan' yang berlaku di buku resep masakan? Yang kedua kan? Nah seperti itulah menulis, just try to enjoy the process. Jangan terlalu khawatir dengan bagaimana ending-nya nanti, bagaimana proses editing dan sulitnya menembus penerbitan, dan sebagainya. Just. Write!

3. Mengapa kita harus menulis?
Karena setiap orang memiliki yang namanya 'rahasia sebatang pohon kelapa'. Begini kisahnya...
Alkisah, di kerajaan antah berantah (#krik), hiduplah seekor burung camar (apa elang ya? Lupa..), seekor penyu, dan sebatang pohon kelapa. Suatu hari, mereka bertiga sepakat untuk berpisah untuk sementara waktu, berkelana, dan kembali berkumpul untuk menceritakan pengalaman mereka.
Berbulan-bulan kemudian, mereka bertemu lagi, dan burung camar menjadi pencerita pertama. Berhubung dese bisa terbang kan ya bok, kebayang kisahnya pastilah indah dan luar biasa. Tapi si penyu tidak kalah begitu saja, karena dia mampu berenang ke tempat yang jauh...jauh...jauh...lebih jauh daripada si camar. Maka cerita si penyu mengundang decak kagum si burung camar dan si pohon kelapa.
Giliran pohon kelapa bercerita, ternyata.....si pohon kelapa memiliki cerita yang jauh lebih dahsyat. Kok bisa? Karena buah-buah kelapa yang jatuh dari pohonnya, tersapu pasir, terbawa melalui laut, hinggap di daerah-daerah lain di muka bumi ini, dan menghujamkan akarnya. Maka karena ia bertengger disitu, kisah yang ia ceritakan sungguh lebih berwarna.

Okay. Kalau penggambaran diatas kurang meyakinkan, artinya sister harus dengerin langsung dari Darwis Tere Liye. Because I know some writers don't really have the public speaking skill; but Darwis Tere Liye? I guess he is also a very good storyteller. Semoga anak-anak saya nantinya punya bapak seperti dia, pasti enak mah saya tinggal ongkang-ongkang kaki, biar bapaknya yang dongengin sebelum bobok. Lol.

Back to the writing. Seperti pohon kelapa, kita tidak selalu harus beranjak kemana-mana. Biarkan karya kita yang mendunia, melanglangbuana..... MANA BISA GITU!!! SAYA HARUS KEMANA-MANA JUGA DONG. #PenulisSerakah :)))

Really. Sejam bersama Darwis Tere Liye itu sama sekali ga cukup. Apalagi gayanya dalam 'berceramah' begitu interaktif dan ekspresif. Jangan-jangan baterenya si Abang merek energizer, kayak ga ada habisnya itu energi..

So, kalau kamu penulis atau calon penulis, perhatikan baik-baik jadwalnya Darwis Tere Liye dan tangkap kesempatan mencuri ilmu langsung darinya ketika ada talkshow/workshop/bedah buku. Jika sesudah itu kamu makin cinta sama tulisannya, saya ndak nanggung lho ya. Hihihi.

Keep reading (and writing),
Prima 


*maaf ga ada fotonya, soalnya saking enerjiknya Bang Tere, hampir semua foto yang saya ambil nge-blur :| *nyalahin si Abang *padahal saya yang ga pinter memfoto :)))

5 comments:

  1. Kalau sepengalamanku, Dee Lestari juga keren banget berbicaranya. Dia kalau bicara seakan narik orang masuk ke dunianya, nggak cuman lewat tulisannya. Waktu presentasi, di slide cuma ada satu kalimat. Sisanya dia jalan jalan sendiri pakai bahasanya, pakai gesture.. Suka pokoknya :')

    Aku udah tau Tere Liye cowok itu dari kelas 1 SMA karena ada kakak kelasku yang pencinta buku banget, yang saking ngefansnya sama Tere Liye, dia samperin ke rumahnya. (beneran samperin kayak namu gitu loh :'))
    Dan sebenernya Tere Liye itu berdomisili di Bandung tapi aku belum pernah bertemu *hiks*

    Pokoknya harus ketemu suatu harii :')

    Baca tulisan ini jadi makin pengen beli novel terbarunya :')

    ReplyDelete
  2. asli juga baru tau tere liye itu cowo soalnya ga tau depan namanya ada darwisnya, kan nama pena dibukunya cuma tere liye

    ReplyDelete
  3. wah belom pernah aca bukunya tere liye nih. Iya gw kira dia cewek juga dari namanya, rupanya cowok toh haha
    oya, kunjungan pertama nih mbak, salam kenal ya! kalo berkenan, main ke blog ane :D

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...