How Do You Define Productivity?

Pic from here.

Saya menyadari, seiring berjalannya waktu, cara pandang kita terhadap produktivitas bisa berubah. Dulu, ketika saya masih bekerja, definisi produktivitas bagi saya adalah ketika hari itu bisa menyelesaikan apa yang ada di to-do list saya, dan hal ini berbeda-beda tergantung harinya. Kadang saya harus menelepon atau mengirim email ke beberapa klien, menyiapkan ide untuk meeting mingguan, atau mendiskusikan rencana pemasaran dengan tim saya. Kesannya sok iyes banget, tapi kebetulan bos memang membebaskan kami untuk memilih job description masing-masing, dengan satu syarat: menghasilkan revenue untuk perusahaan. Dengan adanya revenue yang harus dikejar, maka produktivitas menjadi lebih mudah untuk diukur. Istilahnya, sebulan dapat berapa klien baru? Berapa klien lama yang re-purchase? Beres, ga pusing mikirnya. Kalau kurang dari target, bulan depan kita kudu genjot lagi. Kalau lebih, alhamdulillah, tabungan buat bulan depan.

Sejak memutuskan untuk kuliah, saya dihadapkan pada kebimbangan, hampir setiap saat. Kadang, saya merasa hari-hari begitu cepat berlalu. Duh, hari ini udah ngapain aja, kok tiba-tiba sore? Kuliah dan (rasa-rasanya) mengerjakan tugas tidak otomatis menyelesaikan masalah produktivitas. Secara ukuran atau apresiasi terhadap produktivitas itu baru muncul nanti ketika IP semester ini keluar, maka saat ini menyelesaikan tugas tidak selalu bermakna bahwa saya sudah memenuhi target produktivitas saya. Kalau mau jujur, lebih banyak tugas yang…yang penting selesai karena dikejar deadline. Memang, untuk tugas-tugas dimana saya harus melakukan presentasi secara individu, saya harus mengerahkan seluruh tenaga. Malu bok kalau dibantai sama dosen karena kita ga paham materinya (dan sudah pernah kejadian sekali, hiksss).

Curhat panjang-lebar diatas sebenarnya intinya cuma satu: saya kangen nge-blog. Saya kangen blogwalking buat nyari inspirasi nge-blog. Saya kangen nulisin tema di notes hp atau notebook, lalu corat-coret dan menuangkannya di microsoft word.

Kenyataannya, setiap kali saya nyalain laptop, saya langsung menuju folder “S2 Mankom Ilkom” karena disitulah segala materi dan tugas-tugas saya berteriak minta dijamah. Begitu buka tab, yang biasanya menuju Alodita.com, Tiananana.blogspot.com, atau blog-blog lainnya; sekarang langsung buka Adobe Reader dan ngebaca jurnal yang baru saya download. Jangankan nge-blog, nge-tweet pun sudah jarang sekali saya lakukan.

I actually don’t regret it, because it’s been my choice to get back to school. Tapi di lubuk hati yang terdalam, saya selalu berusaha mengingat bahwa menjadi blogger adalah sebuah komitmen antara saya dengan diri sendiri. To share what I feel that hopefully beneficial for others, to show that I concern with some issues, and to leave a legacy.

Ada satu masa dimana saya merasa produktif ketika bisa menulis satu blog post sehari, dan saya paksa diri saya melakukannya. Masa-masa ini, kadang saya bahkan tidak merasa mampu memaksa diri saya untuk menulis satu blog post seminggu.

So dear readers, please stay with me. Tolong dong semangatin saya, siapa tau ada sister yang mau berbaikhati membagi pengalamannya yang serupa dengan apa yang saya alami saat ini. Atau mungkin ada yang mau kasih ide, mau dibikinin giveaway atau kompetisi blogging apa nih (wew, no no, I can’t commit to hold a blogging contest at the moment, hahaha).

Please kindly share, I really appreciate it :)

Lots of love,
Prima