Beberapa tahun yang lalu, seorang perempuan yang untuk pertama kalinya melihat saya tanpa hijab, berkata "mbak prima lebih cantik kalau gak pakai jilbab lho.."
Saya tidak tahu apakah dia sedang memuji hasil karyanya sendiri (dia memotong rambut saya), atau sebuah cobaan dan peringatan bagi saya.
Siang itu, dan siang-siang berikutnya, bahkan kadang hingga saat ini, saya masih sering terdiam ketika bercermin. Is this decision (don the hijab) really coming from my heart? Or it's just because an obligatory?
Rambut saya panjang sepunggung, warnanya kemerahan - bukan karena saya alay, tapi memang aslinya gitu. Jadi kayak bule... (...Depok, Sleman). Di suatu waktu, saya tampak seperti Raisa #okesip - tapi seringnya sih seperti Lorde. Zzz.
But it doesn't makes me stop treating my hair very carefully. Saya memang jarang ke salon, tapi saya menggunakan shampoo, conditioner, hair mask, serum,dan leave-on conditioner. Fiuh.
Saya lalu teringat salah satu perkataan Ibu saya. Bahwa dijadikan indah apa yang dimiliki perempuan, untuk 'dinikmati' hanya oleh yang berhak. Salah satunya adalah suami.
Maka jangan salah jika yang saya yakini selama ini adalah, berpenampilan terbaik itu nanti, untuk suami. Karena usaha tersebut akan diganjar pahala. Jika usaha itu dilakukan sekarang, duh... saya khawatir pesona saya mengenai orang yang tidak ditakdirkan untuk bersama saya. #halah #KibasJilbab
Saya juga teringat kata Gina, wartawan Kolombia yang mendampingi World Muslimah Award 2014. Ketika kami berbelanja oleh-oleh di Mirota Batik Malioboro, ia melihat daster dan menyebutnya "penghancur pernikahan". Hihihi. Tentu saja saya tahu betapa banyak istri yang membanggakan daster kesayangan di rumah, yang sayangnya membuat para suami malah ilfil.
Mungkin apa yang baru saya sampaikan akan menjadikan kamu berpikir saya mencla-mencle. Saya suka, suka sekali menyapukan blush on di pipi, membubuhkan lipstik di bibir, atau menggariskan pensil di alis. Hanya, mungkin saya perlu banyak-banyak mengucap istighfar di hati.. Dan bertanya kembali pada diri, apa esensi dari semua ini?
What do you think?
Love,
Prima
daster=penghancur pernikahan haha bisa nih dijadiin film -,-
ReplyDeleteUps, saya pengantin baru Mbak. Saya punya daster berbahan kaos hanya 1 hadiah dari ibu. Tapi saya pakai pas tidur aja sih. Semoga suami saya tidak ilfil. Hihihi. #gagalfokus
ReplyDeleteTeman-temanku di pesantren juga (menurutku) rambut dan wajahnya cantik-cantik deh, Masya Allah.. aku suka melihatnya, ngga kebayang aja kalau ada laki-laki yg lihat.. tapi Alhamdulillah mereka jadi terjaga karena hijab.. ^_^
ReplyDelete