Thursday, April 10, 2014

Me and My Possessions

Kemarin, mumpung hari libur, saya nganter mama nyelesaiin beberapa urusan beliau.
Mama saya ga bisa nyetir sepeda motor, jadi kalau saya lagi available, mama minta diantar kemana-mana. Maklum ya, seperti juga tiada gading yang tak retak, tiada pula jalanan Surabaya yang tak macet #halah

Pas saya jemput mama di tempat temannya, teman mama nyuruh masukin motor saya ke dalam halaman rumah beliau. Dan mama jawab setengah bercanda, “ga ada lah yang mau sama motornya prima, takutlah yang mau 'minjem'.” *puk-puk si motor

Jangan bayangin motor saya yang butut gitu sih, baru lhooo motor saya.. Tepatnya baru dipakai selama...tujuh tahun saja :)))

Gara-gara mama ngomong gitu, saya jadi memandangi semua barang yang saya miliki. Handphone, laptop, sepeda motor, kamera digital. Wah, ternyata pada berumur semua yak.. Laptop saya dibeli tahun 2008. Terus handphone saya yang terbaru ini, baru setahun sih. Tapi sebelumnya, BlackBerry saya mendampingi saya selama lebih dari tiga tahun. Hal yang sama dengan kamera digital, yang saya beli dengan gaji saya selama saya masih jadi penyiar radio (baca cerita ketika saya jadi penyiar radio disini) which is sekitar tahun 2009-2010.

Mungkin manteman berpikir, yaelah prim, segitu doang. Masih banyak keluarga yang lebih prihatin. Iya memang bener, dan gapapa juga. Cuma, ijinkan saya bercerita sedikit tentang prinsip saya ketika membeli sesuatu. Siapa tau berguna buat manteman ;)

Ketika kecil, saya dibelikan segala apa yang saya sentuh. Yup, saya sentuh. Pernah suatu waktu, mama mau beli mobil operasional untuk peternakan ayam milik keluarga. Di showroom tersebut, ada acara launching mobil sedan terbaru. Kalau ga salah, macem Toyota Grand Corolla gitu deh.. Lupita cyin. You know what, saya masuk ke mobil itu – ceritanya test drive – dan saya merengek minta dibelikan mobil itu, and yes, my mom bought it for me.

Sebagai anak tunggal, saya punya ensiklopedia paling lengkap se-sekolah (oke lebay), sepatu saya selemari, belum lagi mainan dan boneka-boneka saya.

Hingga suatu saat, alhamdulillah, ekonomi orang tua saya runtuh. I didn't celebrated my sweet seventeen, I even have to work part time so I can hang out on the weekend. Sejak saat itu, prinsip konsumsi keluarga kami berubah: hanya akan membeli suatu barang jika benar-benar butuh atau yang lama rusak – atau pilihan kedua: buy something because you have made an achievement.

So I work very hard at school, and at my extracurricular activities, because I want to have something.

Bertahun-tahun kemudian, keuangan keluarga kami sudah sangat jauh membaik, dan saya juga sudah bekerja. Jadi bisa lah kalau pingin beli sepatu lucu atau kosmetik yang dulu ga kebayang sama sekali.

But you know what? I feel so grateful when I look back to my past. The lesson is very expensive. Tapi sekarang ketika saya membeli sesuatu, saya senang sekali bisa menyebutkan satu persatu momennya. BlackBerry saya, saya beli dari gaji waktu magang di satu perusahaan rokok di Surabaya. Bahkan ada satu barang yang buat saya besar sekali artinya (yang tidak bisa saya sebutkan disini) yang saya beli  dari komisi yang lumayan gede dari sebuah project jangka panjang.

Maybe everything will be easier for us if we can buy everything easily. But, maybe, maybe, money will not be that precious if we are ARB' son/daughter or son/daughter-in-law (or Marcella Zalianty too..). *LOL

Be grateful. Even if now is a hell for you, remember: this too, shall pass ;)

Love,
Prima

7 comments:

  1. Sama kayak apa yang aku rasain mbak. :))

    ReplyDelete
  2. Jadi ingat soal beli HP dan Al-Quran dari hasil jerih payah sendiri :3

    #1Thing1Story [http://duniaderimah.blogspot.com/2014/02/al-quran-most-important-thing-of-my-life.html]

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku udah baca, iya memang nyenengin banget ya bisa beli sesuatu pake uang sendiri :D

      Delete
  3. Waktu kecil sampai kuliah, keuangan keluargaku juga kurang oke. Tapi karena itu aku jadi bisa menahan diri ketika punya keinginan untuk beli sesuatu :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...