Wednesday, April 2, 2014

If You Were Thomas Alva Edison, Will We Really Have the Light?

Assalamu'alaikum, my lovely readers..

Another story from some last days is.. I am fighting for a big dream of mine.

Saya sering sekali menekankan betapa saya ingin sekolah atau bekerja di luar negeri.. Nah, saat ini, saya sedang (insyaAllah) menuju kesana. Apa dan bagaimana? Hmmm, saya belum bisa cerita. Nanti akan saya ceritakan kalau sudah ada tanda-tanda positif ;)

Saya bisa bilang bahwa saya bukan hanya memberikan 100% tapi 1000% untuk ini. Ada perasaan lega setiap saya bisa mencoret satu langkah di checklist, soalnya meski saya bisa aja mengirimkan lamaran yang 'biasa', tapi saya tidak mau melakukannya. Saya SERIUS sekali dalam merencanakan setiap detilnya, buat saya, perfect or nothing at all. Hehehe, mudah-mudahan pihak disana bisa melihat keseriusan saya ya :)

Ngomong-ngomong tentang usaha keras mencapai sesuatu, saya pernah dengar seorang manajer bertanya pada seorang calon karyawan, “Kalau kamu adalah Thomas Alva Edison, mungkinkah kita sekarang hidup dalam terang-benderang?

Pertanyaan ini agak sulit dipahami ya, tapi kemudian saya sadar makna tersirat dari pertanyaan tersebut, yaitu: “Apakah kamu orang yang mudah menyerah, atau pantang putus asa?”

Yes, kita pasti ingat kutipan terkenal dari Thomas Alva Edison, “saya tidak gagal, saya baru saja menemukan 10.000 cara yang salah.”

#JLEB

So, ketika kamu gagal, tanyakan lagi sudah berapa kali kamu gagal? Baru sekali? Sepuluh kali?
Coba bayangkan jika 'tugas' menemukan lampu untuk menerangi dunia dititipkan Tuhan di pundakmu, will we really have the light?

Mungkin saya tidak serta-merta terlihat gagal (jangaaan.. *getok-getok meja). Tapi tentu saja saya melewati tantangan yang bejibun banyaknya.. Saking hebohnya, udah ga bisa nangis lagi kalau inget tantangan-tantangan tersebut. Adaaa aja bentuknya. Surely it won't stop, even if I already achieve it, I will find more challenges.

Sehubungan dengan tantangan tersebut, tahu ga apa sih yang paling ngganggu? Yak benar, negativity. Orang bijak bilang, “nothing worth having comes easy”. Mudah untuk saya membayangkan gaji gede yang akan saya dapat, kesempatan-kesempatan yang akan datang, atau apapun – yang indah-indah. But reality does bites, terlebih karena hal tersebut masih berupa impian, belum sesuatu yang pasti kita raih. Jadi jelas aja kalau jalannya ga akan mudah. Kalau mau mudah, tidur aja, but I want my REALITY to be a beautiful one, so I get up and work hard.

Saya tahu saya sering sekali ngeluh di blog ini, apalagi di keseharian. Ya ampun.. ada lho sahabat yang sampai bosan dengerin keluhan saya. Hahahaha. Kadang saya berpikir, apa iya impian saya ketinggian sehingga saya merasa lelah mengejarnya? But then I think again, I can do it. I can do it.

Sekali kita ngeluh, kita akan mudah untuk mengeluh untuk tantangan-tantangan selanjutnya. Sementara, negativity makes us weak, positivity makes us can see those obstacles as a training. Istilahnya, kawah Candradimuka-nya nih, sebelum bisa leha-leha di puncak kesuksesan.

That's why kemarin saya nge-tweet, “Good or bad, happy or sad, always say Alhamdulillah. That's the only way for us to #keeplearning

Kita bisa saja meminta tantangan-tantangan tersebut dihapuskan, tapi yang lebih baik adalah meminta  dukungan dan pertolongan. And, no one is better than Allah Almighty. Down on your knee, ask for the strength. For Him will lead you to the right path and surround you with positive people to make you stay motivated.

Thank you for the obstacles, Lord.
For those make me remember to pray and beg only to You :)

5 comments:

  1. Semangat Prim, insya Allah tercapai. Allah sesuai persangkaan hamba-Nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. BETCHUL!!! makanya aku selalu berusaha berprasangka baik sama Allah, apapun hasilnya, at least I have tried :)

      Delete
  2. Selalu saluuuttt sama Mbak Prima yang 'berani' sekali bermimpi. Semoga Allah memudahkan Mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. soalnya ini masih dalam cakupan skill dan kemampuanku, Rosa.. meski harus berjuang ekstra keras, tapi ini sesuatu yang masih bisa aku lakukan. kecuali aku bermimpi menciptakan obat kanker, nah itu terlalu muluk, dokter bukan, nilai fisika/kimia/biologi pas-pasan, tahu diri lah :D makasih ya doanya, it means a lottt :)

      Delete
  3. Hah, pokoknya aku respek banget sama mbak Prima yang mampu DREAM BIG gitu jadi aku bakal terus men-support.. :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...