“…bisa bantuin aku kasih link pencerahan rohani gitu....seriusnya....kok aku gak dapet asiknya Ramadhan.”
Setelah ber-basa basi singkat, Kak Didi, begitu saya memanggil perempuan itu, melontarkan pertanyaan yang sesungguhnya juga sedang menggelayuti pikiran saya. Wah, sepertinya dia belum baca buku saya (LOL) atau mengikuti akun Muslimah Sinau (hehe). Bercanda, Pemirsa. Saya pun bertanya balik bagaimana ibadahnya akhir-akhir ini. Dia katakan, dia baru saja bersuci dari menstruasi. Saya tanya lagi, apa ada masjid di dekat tempat tinggalnya. Ternyata oh ternyata, dia tinggal di Ubud. Waduh. *langsung menyiapkan mental*
Setelah ber-basa basi singkat, Kak Didi, begitu saya memanggil perempuan itu, melontarkan pertanyaan yang sesungguhnya juga sedang menggelayuti pikiran saya. Wah, sepertinya dia belum baca buku saya (LOL) atau mengikuti akun Muslimah Sinau (hehe). Bercanda, Pemirsa. Saya pun bertanya balik bagaimana ibadahnya akhir-akhir ini. Dia katakan, dia baru saja bersuci dari menstruasi. Saya tanya lagi, apa ada masjid di dekat tempat tinggalnya. Ternyata oh ternyata, dia tinggal di Ubud. Waduh. *langsung menyiapkan mental*
But seriously, although I have released a book that titled “Perjalanan Menuju Cahaya: Renungan Harian Ramadan untuk Muslimah Pembelajar” and I was sooooo happy to meet Ramadan again (I even did jingkrak-jingkrak on the first tarawih evening); I still feel that I haven’t optimized this Ramadan yet. Kabar buruknya, sudah hari ke-6. Kabar baiknya, baru hari ke-6 dan insya Allah masih ada 22-23 hari lagi untuk berjuang.
Nah, kebetulan khotbah tarawih malam ke-4 adalah tentang muhasabah diri alias evaluasi. Ustaz tersebut menyatakan, Muslim yang menjalani Ramadan ini gampangannya sedang berjalan (…menuju cahaya :p) menuju suatu tujuan. Ya ya ya, mungkin kita bahkan sudah hafal Surat Al-Baqarah ayat 183 di luar kepala, tapi sudahkah kita benar-benar memahami tujuan puasa itu sendiri?
‘Buat jadi manusia bertakwa, Prim.’ Yaaa, sekarang pertanyaannya sudah tahu apa itu takwa? Atau belum? Waiki, that’s why puasa bertahun-tahun tapi enggak berubah, gara-gara enggak tahu arah perjalanan ini. Istilahnya, Sister mau ke Jakarta, tahu banget Jakarta ada di bagian barat Pulau Jawa, tapi Sister malah bergerak ke arah timur. Enggak bakal nyampe.